Profil Anto Wijaya Pemeran Sinetron Kolosal Angling Darma,Kini Wajahnya tak Pernah Muncul Lagi di TV

Ia juga dikenal dalam perannya di Tutur Tinular sebagai Arya Kamandanu & Angling Dharma di Serial Angling Darma.

Instagram
Profil Anto Wijaya Pemeran Sinetron Kolosal Angling Darma 

SRIPOKU.COM - Masih ingat serial kolosal Angling Darma?

Serial kolosan Angling Dharma pernah menjadi tontonan favorit yang mulai tayang pada tahun 2000.

Angling Darma bahkan mengudara selama hampir 5 tahun.

Sosok pemeran Angling Darma yakni Anto Wijaya pun semakin dikenal lantaran perawakannya yang gagah.

Peran Angling Darma pun hingga kini masih melekat dalam diri Anto Wijaya.

Dirinya mengawali peran sebagai figuran dalam serial Mahkota Mayangkara.

Namanya pun sekain dikenal usai dirinya bermain dalam serial kolosal Tutur Tinular.

Namun puncak karier Anto Wijaya adalah ketika ia bermain dalam serial Angling Darma.

Namun setelah tenar sebagai Angling Dharma, dan mendapatperan di beberapa sinetron kolosal lain, Anto Wijaya perlahan pundur dari duna seni peran.

Kini Anto Wijaya pun tak pernah lagi muncul di layar kaca.

Rupanya Anto Wijaya memilih untuk mundur dari dunia hiburan dan fokus terhadap keluarganya.

Kabarnya ia lebih memilih menggeluti dunia bisnis properti dan lebih banyak berkumpul dengan keluarga.

Baca juga: Profil Meriam Bellina, Dikenal Sadis di Layar Kaca, Sempat Alami Penganiayaan oleh Hotman Paris

Baca juga: Profil Juy Putri, Seleb Tiktok yang Banyak Dihujat Karena Bikin Acara saat PPKM, Kini Ngaku Salah

Profil Anto Wijaya

Anto Wijaya lahir di Surabaya, 10 November 1969 adalah seorang Aktor laga Indonesia yang sering membintangi serial kolosal era 90-an sampai awal 2000-an.

Badannya yang tinggi tegap dianggap pantas untuk memerankan Brama Kumbara di sinetron laga kolosal Singgasana Brama Kumbara.

Ia juga dikenal dalam perannya di Tutur Tinular sebagai Arya Kamandanu & Angling Dharma di Serial Angling Darma.

Nama populer : Anto Wijaya

Nama Lengkap : Saptapara Ichtijanto

Tempat Tanggal Lahir : Surabaya, 10 November 1969

Umur : 51 tahun

Agama : Islam

Alamat asal : Surabaya, Indonesia

Pekerjaan : Aktor dan Model, kini menggeluti bisnis

Tahun aktif : 1992 - sekarang

Anak:

Arya Narayana Wijaya

Dimas Bima Wijaya

Sheila Putri Wijaya

Awal karir

Anto Wijaya sendiri sebenarnya tak punya basic bela diri.

Pria asli Surabaya yang lahir 10 November 1969 ini malah mengawali karirnya sebagai model.

Bermula dengan mengikuti sebuah kelompok model di kota pahlawan hingga akhirnya ia mampu menjamah Jakarta.

The Best Model Pageant yang pernah dimenangkannya tahun 1991 menjadi modal untuknya bermain dalam film dan sinetron.

Roman mukanya tersebut cocok dengan image seorang raja atau pendekar yang penuh dengan wibawa tersebut dianggap cocok untuk berperan dalam Film laga.

1992 Mahkota Mayangkara

1995-1996 Singgasana

1997 Jalan Kehidupan

1997-1999 Tutur Tinular (sinetron 1997)

2000 Misteri Gunung Merapi

2000 Prahara Prabu Siliwangi

2000-2005 Angling Dharma (sinetron 2000)

2002 Karmapala

Jalan cerita Angling Darma

Pada suatu hari ketika sedang berburu, Angling Dharma memergoki istri gurunya yang bernama Nagagini sedang berselingkuh dengan seekor ular tampar.

Angling Dharma pun membunuh ular jantan sedangkan Nagagini pulang dalam keadaan terluka.

Nagagini kemudian menyusun laporan palsu kepada suaminya, yaitu Naga Bergola supaya membalas dendam kepada Angling Dharma.

Naga Bergolapun menyusup ke dalam istana Malawapati dan menyaksikan Angling Dharma sedang membicarakan perselingkuhan Nagagini kepada Setyawati. Nagaraja pun sadar bahwa istrinya yang salah.

Ia pun muncul dan meminta maaf kepada Angling Dharma.

Naga Bergola mengaku ingin mencapai moksa. Ia kemudian mewariskan ilmu kesaktiannya berupa Aji Gineng kepada Angling Dharma.

Ilmu tersebut harus dijaga dengan baik dan penuh rahasia.

Setelah mewariskan ilmu tersebut Naga Bergolapun wafat.

Sejak mewarisi ilmu baru, Angling Dharma menjadi paham bahasa binatang. Pernah ia tertawa menyaksikan percakapan sepasang cecak.

Hal itu membuat Setyawati tersinggung.

Angling Dharma menolak berterus terang karena telanjur berjanji akan merahasiakan Aji Gineng, membuat Setyawati bertambah marah.

Setyawati pun memilih Pati Obong, yaitu bunuh diri dalam api untuk mengembalikan harga dirinya.

Angling Dharma berjanji lebih baik menemani Setyawati mati, daripada harus membocorkan rahsia ilmunya.

Ketika upacara pembakaran diri digelar pada tanggal 14 bulan purnama, Angling Dharma sempat mendengar percakapan sepasang kambing.

Dari percakapan itu Angling Dharma sadar kalau keputusannya menemani Setyawati mati adalah keputusan emosional yang justru merugikan rakyat banyak.

Maka, ketika Setyawati terjun ke dalam kobaran api, Angling Dharma tidak menyertainya.

Perbuatan Angling Dharma yang mengingkari janji sehidup semati dengan Setyawati membuat dirinya harus menjalani hukuman buang sampai batas waktu tertentu sebagai penebus dosa.

Kerajaan Malawapati pun dititipkannya kepada Batik Madrim.

Dalam perjalanannya, Angling Dharma bertemu tiga orang putri bernama Kenanga, Cempaka, dan Kantil.

Ketiganya jatuh cinta kepada Angling Dharma dan menahannya untuk tidak pergi.

Angling Dharma menurut sekaligus curiga karena ketiga putri tersebut suka pergi malam hari secara diam-diam.

Angling Dharma menyamar sebagai burung gagak untuk menyelidiki kegiatan rahasia ketiga putri tersebut.

Ternyata setiap malam ketiganya berpesta makan daging manusia. Angling Dharma pun berselisih dengan mereka mengenai hal itu.

Akhirnya ketiga putri mengutuknya menjadi seekor belibis putih.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved