Masih Ada Masyarakat Tolak Jenazah Covid-19, Satgas Covid-19 : Aman, Tidak Menularkan Lagi

Sudah 2 tahun Pandemi Covid-19, namun masih saja ada kelompok masyarakat yang menolak jenazah pasien Covid-19 di daerah mereka.

Penulis: Odi Aria Saputra | Editor: Azwir Ahmad
Ist
Jubir Satgas Covid-19 : Yusri 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Meski kasus Covid-19 sudah berjalan 2 tahun, namun masih saja ada kelompok masyarakat yang menolak pemakaman pasien Covid-19 di wilayah mereka. 

Kasus terbaru menerpa  jenazah RL, seorang pasien Covid-19 di Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan (Sumsel) yang mendapatkan lima kali penolakan oleh warga.

Mayat korban akhirnya bisa dimakamkan pada Rabu (21/7/2021) pukul 03.00 WIB. Pasien berusia 69 tahun itu diketahui meninggal dunia pada Selasa (20/7/2021) sekira pukul 12.00 di RSUD Ogan Ilir.

Satgas Covid-19 Sumsel,  Yusri mengaku sangat menyayangkan masih ada stigma negatif dan penolakan pemakaman dari masyarakat terhadap pasien Covid-19. Pasien yang telah dinyatakan meninggal dunia dipastikan sudah tidak dapat menularkan lagi terhadap orang yang masih hidup. 

"Tidak ada alasan masyarakat menolak, apalagi kan tidak menular lagi. Virusnya mati bersama si korban," katanya,  Rabu (21/7/2021).

Dijelaskannya, pasien Covid-19 sudah aman jika telah dilakukan pemulasaran dengan protokol kesehatan dan diperbolehkan dimakamkan di TPU umum.  Justru, yang patut diwaspadai adalah orang-orang yang masih hidup, lantaran virus bisa menular dengan cepat satu sama lain. 

Dengan masih adanya kasus seperti ini, diharapkan ketua RT,  tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat dapat memberikan edukasi ke masyarakatnya agar tak mendiskrimasi pasien dan keluarga pasien Covid-19.

"Pemerintah setempat haris berperan,  jangan sampai ada penolakan lagi. Kasihan dengan keluarga yanh ditinggalkan, bagaimana kalau iti di posisi keluarga kita," jelas Yusri. 

Epidemiologi Universitas Sriwijaya (Unsri), Iche Andriyani Liberty menambahkan pemulasaran dengan protokol kesehatan yang ketat adalah tindakan preventif sangat bijak dalam pemakaman pasien Covid-19. Seharusnya, masyarakat sekitar turut berempati kepada si pasien dan keluarga, bukan justru malah melakukan penolakan bahkan mendiskriminasi. 

"Masyarakat harusnya ikut berempati bukan sebaliknya. Memang butuh dukungan tokoh agama, tokoh masyarakat untuk mengedukasi warga agar hal ini jangan terulang kembali," terang Iche. (Oca) 
 

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved