Selain Vaksin, Ini yang Dilakukan Prof Yuwono dalam Mencegah Penularan Covid-19 'Kunci Utama'
Bila membahas tentang virus corona atau Covid-19 memang tak ada habisnya.
Penulis: Nadyia Tahzani | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM - Corona Virus atau Covid-19 ini merupakan virus yang sayang berbahaya.
Bila membahas tentang virus corona atau Covid-19 memang tak ada habisnya.
Virus yang telah membunuh ribuan orang ini pun masih terus dicari cara untuk membasminya.
Seperti dalam mencegah penuralan Covid-19 banyak sekali cara yang telah dilakukan.
Selain berikhtiar dengan melakukan vaksin, ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mencegah penularan covid dan membasmi covid-19
Baca juga: Lama tak Tersorot, Penampilan Rara LIDA Berubah Drastis, Wajahnya Dibilang Mirip Yuki Kato, Dipuji!
Prof Dr. dr. Yuwono, M. Biomed, Ahli Mikrobiologi mengatakan bahwa pandemi Covid-19 ini merupakan musibah.
"Bahwa musibah dalam bahasa tafsir artinya yang mengenai kita, musibah itu kata-kata umum, galo-galo yang keno kito itu musibah, nak baek nak jelek menurut kito itu musibah," kata Prof Yuwono.
"Karena tidak ada satu musibah yang menimpa di muka bumi ini dan juga menimpa kalian kecuali sudah ditentukan oleh Allah jauh sebelum bumi dan kalian diciptakan," ujar Prof Yuwono menambahkan.
Prof Yuwono juga menegaskan kalau Pandemi ini tentu ada hikmah yang diberikan Allah.
"Yang baik itu settingan Allah, yang jelek itu persepsi manusia, 'Apa saja yang menimpa kalian dan menimpa muka bumi ini, maka semua itu sudah dituliskan dalam kitab Lauhul Mahfudz yang berada di dekat sidratul muntaha'," katanya.
"Yang menyebabkan batuk, pilek, demam dan sesak napas itu karena bakteri dan virus. Kemudian virus yang menyebabkan itu semua adalah 90 persen virus influenza. 10 persen itu oleh virus corona," ujar Prof Yuwono.
"Jadi cuma sedikit. Nah di dalam virus corona itu ada 30 macam virus corona. Dari sebanyak ini virus yang sedang ngamuk adalah virus corona Covid-19," ujar Prof Yuwono menjelaskan.
"Virus Corona ini pernah terjadi pada tahu 2003 sampai 2004, yaitu bentuk awal dari Covid-19, kemudian pernah terjadi tahun 2015 yang menimpa jemaah haji, setelah 5 tahun kedepan covid-19, berarti dapat disimpulkan virus ini terjadi setelah 5 sampai 10 tahun, berarti berpola," katanya.
Kemudian Prof Yuwono memberikan kata kunci dalam mencegah Covid-19 ialah bertaqwa.
"Artinya apa? 'Coba perhatikan adakah di dunia ini, di alam semesta ini yang tidak teratur, poinnya teratur, maka itu pesannya dari awal saya menyampaikan untuk menghadapi apa saja termasuk menghadapi Covid-19, kata kuncinya tetap adalah Taqwa," kata Prof Prowonono menegaskan.
Diketahui, Takwa adalah istilah dalam Islam yang merujuk kepada kepercayaan akan adanya Allah, membenarkannya, dan takut akan Allah.
Istilah ini sering ditemukan dalam Al-Quran, Al-Muttaqin (bahasa Arab: لِّلْمُتَّقِينَ Al-Muttaqin) yang merujuk kepada orang-orang yang bertakwa, atau dalam perkataan Ibnu Abbas, "orang-orang yang meyakini (Allah) dengan menjauhkan diri dari perbuatan syirik dan patuh akan segala perintah-Nya."
"Kata Kuncinya ialah Taqwa, 'Para Waliyullah, para kekasih Allah, disebutkan di Al-Quran, tidak ada ketakutan dan tidak ada bersedih, mereka itu optimis, berani, gembira dengan karunia Allah, Karena apa? karena mereka senantiasa memupuk iman dan senantiasa waspada, taqwa artinya waspada, jadi kapan kito lah waspada nian-nian berarti kito sudah taqwa," kata Prof Yuwono.
Kemudian Prof Yuwono memberikan contoh Taqwa dalam menghadapi Covid-19.
"Contohnya, kita harus adil dalam bersikap, 'jadi di daerah yang paling rendah Covid-19, umat islam tetap ke masjid tapi menjaga adab dari biasanya, seperti apa 'Cuci tangan' yang lebih Afdol ialah Wudhu, yang kedua segala sesuatu yang di Mesjid ini bersih, yang ketiga siapa pun yang ke Mesjid bagi orang orang sehat dulu, kalau sakit atau batuk pilek atau demem jangan ke Mesjid dulu, itu bae pembatesannya," kata Prof Yuwono.
"Yang mesti itu, jangan sampai orang sumsel ini jangan metu atau keluar, dan yang keluar itu jangan masuk," kata Prof Yuwono.
Prof Yuwono pun menjelaskan bagaimana reaksi Covid-19 ini jika sudah masuk dalam tubuh kita.
"Virus ini kalau sudah masuk ke dalam tubuh manusia, maka tidak langsung sakit, contoh berita walikota bogor, dia positif tapi tidak sakit, 304 ribu yang positif Corona kemudian yang sakit itu 196 ribu, artinya 120 ribunya tidak sakit (data tahun 2020)," kata Prof Yuwono.
"Artinya apa, yang sakit ini yang punya imun yang rendah, daya tahan tubuhnya lemah, jadi kalau Virus Corona ini nempel di tubuh kito, tidak akan menyebabkan sakit kalau kita punya daya tahan tubuh yang kuat, jika daya tubuh tidak kuat maka kena ke kita, dia bukan menyebabkan kematian tetapi dia mengundang teman-temannya, yaitu bakteri yang merusak paru-paru dan itulah yang menyebabkan sesak nafas kemudian meninggal dunia,
Jadi yang menyebabkan itu bukan langsung dari Corona melainkan infeksi dari bakteri tersebut," kata Prof Yuwono.
"Bagaimana cara menjaga daya tahan tubuh yang kuat? ada tiga cara, yang pertama cukup tidur, yang kedua cukup makan, yang ketigo cukup gerak dan ," jelasnya.
"Gerakanya seperti apa? cukup dari mesjid ke rumah saja sudah bagus, yang penting gerak," katanya.
"Kemudian, cara daya tahan Jiwa, karena jika tubuhnya bagus jiwanya rapuh keno jugo, lemah jugo, tapi jika tubuhnya kuat jiwa nya kuat insyaAllah punya imunitas tinggi, jiwa yang kuat itu cuma satu jadilah orang yang bersyukur," kata Prof Yuwono menegaskan.
• Juz Amma Surat An-Naziat 42 Ayat, Tulisan Arab, Latin, Arti dan Keutamaan Masuk Surga dengan Gembira