Virus Corona di Sumsel
Kasus Harian Covid-19 di Sumsel Tembus 778 Kasus, Enam Daerah Status Zona Merah
Angka kasus Covid-19 harian per Rabu (14/7/2021) mencapai 778 kasus. Merupakan angka tertinggi sejak berlangsungnya Pandemi Covid-19 Maret tahun lalu
Penulis: Odi Aria Saputra | Editor: Azwir Ahmad
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Kasus konfirmasi positif harian Covid-19 di wilayah Sumsel terus meningkat.
Per hari ini, Rabu (14/7/2021) angka kenaikan kasus harian mencapai 778 kasus. Merupakan angka tertinggi sejak berlangsungnya Pandemi Covid-19 Maret 2020 lalu.
Kepala Seksi Surveilance dan Imunisasi, Dinas Kesehatan Sumsel, Yusri mengungkapkan lonjakan drastis kasus harian Covid-19 ini terjadi akibat beberapa faktor.
Salah satunya, pemeriksaan yang terkendala di beberapa laboratorium dalam memeriksa sampel pasien positif.
"Ada penumpukkan hasil sampel yang keluar dari laboratorium. Tetapi memang benar kasus Covid-19 mengalami peningkatan," ujarnya.
Dijelaskannya, sampel-sampel yang diperiksa terpaksa terlambat diumumkan lantaran beberapa bahan baku untuk pemeriksaan habis. Untuk itu pihaknya sempat menunggu kiriman pusat untuk melanjutkan pemeriksaan sampel.
Berdasarkan data terkini kasus Covid-19 di Sumsel ada 3496 kasus aktif, 1628 orang meninggal dunia, kasus sembuh 28.083 orang dan total kasus positif 33.207 orang.
Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

Dari 17 Kabupaten/kota di Sumsel saat ini ada enam daerah yang masuk dalam zona merah atau daerah resiko tinggi paparan Covid-19 yakni Palembang, Muba, Prabumulih, OKU Timur, Ogan Ilir dan Lahat, lalu 11 daerah lainnya masuk zona oranye.
Menururnya, lonjakan kasus tak disangkal terjadi akibat meluasnya kasus paparan Covid-19. Dinkes Sumsel mencatat ada indikasinya bermutasinya virus SARS-CoV-2 varian Delta B1617 di wilayah Sumsel yang ditemukan sejak awal tahun 2021.
"Jika melihat kasus saat ini bisa saja akibat mutasi virus, karena di provinsi lain juga meningkat," jelas Yusri.
Sebelumnya, Epidemiologi Universitas Sriwijaya (Unsri), Iche Andriyani Liberty menambahkan dengan meningkatnya kasus per hari maka, kekhawatiran tidak hanya menyangkut kekurangan tempat tidur tapi juga kemungkinan tenaga kesehatan yang menangani pandemik collapse akibat semakin meningkatnya jumlah keterisian rumah sakit.
"RS harus menambah BOR, tetapi jika lonjakan kasus meningkat apakah tenaga dokter, perawat dan tempat tidur ICU di Sumsel siap. Ini yang juga harus menjadi perhatian," ungkapnya.
Menurutnya, lonjakan kasus akan berimplikasi dengan keterisian RS di Palembang. Hal ini dikhawatirkan dalam waktu dekat akan terisi semua dan lonjakan kasus semakin tidak terkendali mengakibatkan rumah sakit kewalahan menampung pasien layaknya seperti yang terjadi di Pulau Jawa.
" Takutnya saat pasien datang dalam keadaan berat, RS tidak siap dan pasien datang mengantre seperti di Jawa," katanya. (Oca)
Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini: