Ruang ICU Covid-19 Semua Rumah Sakit Penuh, Epidemiolog Khawatirkan RS dan Nakes Kewalahan
Sejumlah Rumah Sakit umumnya mengatakan ruang ICU Covid-19 sudah terisi penuh. Kndisi ini mengkhawatirkan jika lonjakan kasus terus terjadi
Penulis: Odi Aria Saputra | Editor: Azwir Ahmad
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Tak hanya keterisian tempat tidur Covid-19 di rumah sakit atau bed occupation rate (BOR) yang terus melonjak, keterisian ruang ICU di sejumlah rumah sakit juga terus meningkat seiring menanjaknya kasus Covid-19 di Bumi Sriwijaya.
Dari data terkini Pemprov Sumsel, Sabtu (10/7/2021) tak sedikit sejumlah rumah sakit di Palembang yang angka keterisian tempat tidur ICU yang melebihi 100 persen.
Seperti yang terjadi di RS Charitas Hospital Palembang, dari empat kamar tersedia semuanya terisi penuh, selanjutnya di RS Hermina Palembang dari delapan kamar ICU Covid-19 semuanya ludes terisi.
Sementara untuk RS Rujukan Covid-19 RSMH Palembang juga alami kondisi serupa, dari jumlah tempat tidur ICU Covid-19 sebanyak 26 kamar yang disediakan semuanya terisi penuh.
Direktur RSUP dr Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang, Bambang Eko Sunaryanto, mengatakan peningkatan BOR yang terjadi telah berlangsung sejak dua pekan terakhir. Tingginya angka kamar ICU Covid-19 ini menyebabkan rumah sakit tidak bisa menampung pasien baru dengan keadaan darurat.
"Dua minggu terakhir lonjakan kasus tinggi sekali, dari 26 kamar disediakan semuanya penuh," ujarnya, Minggu(11/7/2021).
Tak hanya ruang ICU, tempat tidur untuk pasien dengan gejala sedang hingga berat juga diakui Bambang alami peningkatan.
Saat ini pihaknya mencatat dari 177 kamar yang terisi sudah mencapai 75 persen. Dalam satu hari pihaknya mencatat sekitar 10 sampai 15 pasien baru yang masuk.
Jumlah tersebut meningkat sekitar dua kali lipat dari dua pekan sebelumnya, sekitar 7 pasien per hari yang masuk ke RSUP Mohammad Hoesin.
Saat ini pihaknya tengah mempersiapkan penambahan kamar inap dan ruang ICU sebanyak 300 kamar. Sebagai rumah sakit rujukan utama pihaknya akan mengalokasikan kamar pasien umum yang ada untuk dikhususkan bagi penanganan COVID-19.
"Untuk kasus meninggal dunia bahkan mencapai dua kasus per hari. Rata-rata meninggal dunia akibat komorbit," jelas Bambang.
Sementara itu, Epidemiologi Universitas Sriwijaya (Unsri), Iche Andriyani Liberty menambahkan dengan meningkatnya kasus per hari, maka kekhawatiran tersebut tidak hanya mengenai kekurangan tempat tidur melainkan kemungkinan tenaga kesehatan yang menangani pandemik collapse akibat semakin meningkatnya jumlah keterisian rumah sakit.
"RS harus menambah BOR, tetapi jika lonjakan kasus meningkat apakah tenaga dokter, perawat dan tempat tidur ICU di Sumsel siap. Ini yang juga harus menjadi perhatian," ungkapnya.
Menurutnya, lonjakan kasus akan berimplikasi dengan keterisian RS di Palembang. Hal ini dikhawatirkan dalam waktu dekat akan terisi semua dan lonjakan kasus semakin tidak terkendali mengakibatkan rumah sakit kewalahan menampung pasien layaknya seperti yang terjadi di Pulau Jawa.
" Takutnya saat pasien datang dalam keadaan berat, RS tidak siap dan pasien datang mengantre seperti di Jawa," katanya. (Oca)