Sholat Subuh
Apakah Sholat Subuh Bisa Diringkas? Begini Penjelasannya Tentang Sholat yang Boleh Dijamak & Qashar
Dalam Islam banyak keringanan dalam setiap ibadah, termasuk menunaikan sholat wajib yang diperbolehkan dijamak & qashar, apakah sholat subuh bisa?
Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM - Apakah sholat subuh itu bisa dikerjakan secara ringkas? Ternyata begini penjelasannya.
Dalam sehari setiap umat muslim yang telah baligh diwajibkan untuk mengerjakan sholat sebanyak 5 waktu.
Sholat yang harus dilakukan sehari 5 kali tersebut yakni Subuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib dan Isya.
Ada kemudahan dalam Islam, sholat fardhu tersebut bisa digabungkan bahkan diringkas sesuai dengan ketentuan.
Akan tetapi, bagaimana dengan sholat subuh? Apakah sholat subuh bisa diringkas?
Sholat subuh dikerjakan di waktu fajar dan memiliki jumlah rakaat yang sangat singkat.
Meskipun hanya berjumlah 2 rakaat, banyak sekali yang masih lalai dalam mengerjakan sholat subuh.
Padahal ada banyak keutamaan yang besar jika mengerjakan ibadah sholat subuh.
Lantas, apabila sholat fardhu bisa dikerjakan secara ringkas, bagaimana dengan sholat subuh?
Berikut ini penjelasan mengenai sholat subuh bisa dikerjakan secara ringkas atau tidak.
Baca juga: Bolehkah Sholat Subuh Tak Pada Waktunya? Jangan Menyesal Sekali Tak Sholat Ancamannya Neraka Jahanam
Sholat jamak ialah sholat yang digabungan, yaitu menggabungan dua sholat fardhu dalam satu waktu.
Seperti dzuhur dengan ashar, dan juga maghrib dengan isya.
Sedangan untuk sholat subuh kamu tidak bisa menggabungkannya dengan sholat lain.
Adapun shalat shubuh tidak boleh dijamak dengan shalat lainnya dan tetap dilaksanakan pada waktunya sendiri, walaupun dalam kendaraan.
Demikian pula shalat ‘ashar tidak boleh dijamak dengan ‘isya ataupun maghrib.
Dikutip dari laman jabar.kemenag.go.id, sholat jamak merupakan salah satu kemudahan atau keringanan (rukhsah) yang diberikan Allah Swt kepada umat Nabi Muhammad SAW. Shalat jamak pernah dilaksanakan oleh Rasulullah SAW. Dalam hadits riwayat ibnu Umar dikatakan:
“Dari Anas ra, ia berkata, “Apabila Rasulullah SAW berangkat menuju perjalanan sebelum tergelincir matahari, beliau akhirkan shalat zhuhur ke waktu ‘ashar. Kemudian beliau berhenti untuk menjamak shalat keduanya. Dan jika matahari tergelincir sebelum ia berangkat, maka beliau shalat Zhuhur terlebih dahlu kemudian naik kendaraan.” (HR. Bukhari)
Menjamak sholat hukumnya mubah, artinya diperbolehkan menjamak bagi orang-orang yang memenuhi syarat-syarat sebagai berkut:
Pertama, musafir atau dalam perjalanan, dengan jarak minimal 81 km (menurut kesepakatan sebagian besar ulama).
Kedua, bukan dalam perjalanan maksiat.
Ketiga, dalam keadaan ketakutan, seperti sakit, hujan lebat, angin topan atau bencana alam lainnya.
Syarat ketiga berlaku bagi orang yang senang melaksanakan shalat berjama’ah di masjid.
Qashar artinya meringkas atau memendekan.
Qashar sholat adalah meringkas raka’at shalat fardlu empat raka’at menjadi dua raka’at.
Sholat fardlu yang boleh diqashar adalah zhuhur, ‘ashar dan ‘isya.
Sedangkan maghrib dan shubuh tidak boleh diqashar.
Dengan demikian, maka apabila tidak memenuhi syarat diperbolehkannya menjamak dan mengqashar sholat, maka sholat dikerjakan ketika masuk waktunya.
Apalagi sholat subuh dikerjakan tepat waktu akan mendatangkan banyak kebaikan di antaranya didoakan oleh banyak malaikat.
Baca juga: Jika Sholat Subuh Sendiri Tanpa Qunut Apakah Sah? Ini Penjelasan Soal 4 Mazhab yang Berqunut & Tidak
SUBSCRIBE US