Tanpa Vaksin Bisa Kendalikan Virus Covid-19, Begini Kata Epidemilog Asal Perhatikan 2 Hal Penting

vaksin sebenarnya bukan upaya utama untuk mengendalikan virus, itu hanya salah satu indikator untuk menekan upaya pembatasan penyebarannya

Editor: Hendra Kusuma
Kompas.com
Ilustrasi penularan Virus Covid-19,Tanpa Vaksin Bisa Kendalikan Virus Covid-19, Begini Kata Epidemilog Asal Perhatikan 2 Hal Penting 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG-Hingga Minggu (27/6/2021) kasus Covid-19 di Indonesia sudah tembus 2 Juta lebih. Peningkatan ini mulai sulit dikendalikan karena masuknya virus varian baru dari India yakni Virus Delta atau B 1.7.1.6.

Maka itu, pemerintah gencar melakukan vaksin untuk mengendalkan penyebaran Virus Covid-19 yang semakin hari semakin tinggi kasusnya di Indonesia.

Upaya pemerintah melakukan vaksinasi adalah upaya terbaik yang dilakukan, selain memberlakukan PPKM Mikro yang selama dijalankan.

Menanggapi ini, Epidemiolog Pandu Riono menilai, pemrintah harus memperhatikan dua hal penting jika ingin mengendalikan penularan Virus Delta yang kini mengancam Indonesia.

Yakni, menerapkan disiplin kepada masyrakat dan mengetahui karateristik virus Covid-19, bagaimana sebarannya dan kasusnya selama ini terjadi di Indonesia.

Dua upaya pemerintah yakni PPKM Mikro dan vaksin patut dihargai.

Namun dikatakan Epidemiolog ini, vaksin sebenarnya bukan upaya utama untuk mengendalikan virus, itu hanya salah satu indikator untuk menekan upaya pembatasan penyebarannya saja.

Sebab, menurut dia, tanpa vaksin pun Indonesia bisa mengendalikan virus tersebut.

"Sebenarnya tanpa vaksin pun kita bisa mengendalikan. Vaksinnya hanya untuk membantu, mengurangi restriksi akibat kegiatan ini," ujar Pandu.

Justru menurut Pandu yang harus diperhatikan pemerintah adalah memperketat upaya PPKM Mikro, hal itu akan efektif mengendalikan virus, lalu mengedukasi masyarakat untuk mengenal karakteristik virus tersebut.

Artinya, menurut Pandu ada dua cara untuk menekan laju Covid-19 di Indonesia, yakni memperhatikan dan melakukan pengawasan terhadap aktivitas masyarakat dan paling penting mengetahui bagaimana karakteristik virus Covid-19 tersebut.

"Sebab, dinamika penularan Covid-19 hanya dua faktor yang mempengaruhi, perilaku manusianya, kedua karakteristik virusnya," ujar Pandu seperti dikutip Sripoku.com dari Kompas.com yang melansir pendapat Pandu dalam diskusi virtual yang digelar Medcom.id, Minggu (27/6/2021).

Jika dua hal itu dipahami dengan baik, maka menurut Padu, tanpa Vaksin Pun Indonesia bisa Kendalikan Virus Asal Disiplin dan Kenali Karakter Virus.

Seperti diketahui, hingga Sabtu (26/6/2021) kemarin, Indonesia sudah tembus 2.093.962 kasus, sementara kematian mencapai 56.729 lalu angka kesembuhan sebanyak 1.842.457.

Maka untuk menekannya, PPKM adalah cara yang efektif, tetapi harus dipertahankan dengan baik. Jika tidak ada pengawasan ketat, maka akan percuma.

"Pembatasan (PPKM Mikro) harus dipertahankan.

Karakteristik

Kenali Ciri-Ciri Gejala Covid-19

Maka yang perlu perhatikan adalah ciri-ciri Demam tinggi lebih dari 38 derajat Celsius, kemudian
Batuk kering, badan Lemas, disertai Sakit tenggorokan, Sesak atau kesulitan bernapas serta
Sakit kepala, maka jika semua itu ada, anda patut waspada. Cepat periksa ke pusat kesehatan terdekat.

Inkubasi

Masa Inkubasi Virus Covid-19 adalah 14 hari, maka selama itu jika benar anda sudah terinfeksi, maka akan merasakan ciri-ciri di atas. Jika ada segara periksakan sebelum masa 14 hari tersebut.

Penyebaran

Penyebarannya melalui droplet pernapasan.

Maka harus waspada, karena bisa menular melalui:

1. Percikan bersin

2. Tempat virus menempel di benda atau tangan manusia

3. Virus baru beraksi keika Masuk lewat pernapasan dan menginfeksi manusia

4. Jika virus menempel di tangan, kemudian diwajah dan masuk pernafasan akan berbahaya, maka itu ketika tangan sudah bersentuhan dengan banda atau manusia atau lainnya, maka perlu cici tangan baru beraktivitas menyetuh areal disekitar wajah dan pernafasan.

Orang yang berisiko tinggi

- Orang yang berusia di atas 45 tahun

- Orang yang memiliki penyakit bawaan, seperti asma, jantung, TCB atau sakit lainnya termasuk hipertensi.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved