Kembangkan Vaksin Nusantara Muncul Polemik, Terawan Mengaku Bingung; Apa Titik Persoalannya ?

Apa titik persoalan dari munculnya polemik tersebut. Padahal, upaya pengembangan vaksin itu bertujuan untuk membantu pemerintah menghadapi Covid-19.

Editor: Azwir Ahmad
Tribun Medan
Dokter Terawan Agus Putranto inisiator pengembangan vaksin nusantara 

SRIPOKU.COM, JAKARTA - Terjadinya polemik di masyarakat terkait pengembangan vaksin Nusantara membikin bingung Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto selaku inisiator.

Dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi VII DPR dengan Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19, Rabu (16/6/2021) Terawan mengungkapkan, dia mengaku bingung mengapa Vaksin Nusantara yang dikembangkannya sempat menjadi polemik di masyarakat.

Dia pun mempertanyakan apa titik persoalan dari munculnya polemik tersebut. Padahal, upaya pengembangan vaksin itu bertujuan untuk membantu pemerintah menghadapi Covid-19.

"Saya bingung apa titik persoalannya. Buat kami sebagai researcher itu merasa tidak ada persoalan," kata Terawan .

Terawan kemudian menjelaskan, bahwa virus corona yang memang baru muncul di Indonesia dan belum pernah ada sebelumnya.

Oleh karena itu, menurut Terawan, pengembangan vaksin Covid-19 pun juga harus menggunakan kaidah yang baru. Maka dari itu, ia menggunakan kaidah yang baru dalam membuat vaksin yaitu dengan sel dendritik.

"Kaidah yang kami gunakan juga kaidah yang baru. Karena apa? Dendritik sel vaksin ini belum pernah ada yang mengerjakan untuk Covid-19. Jadi tentunya harus menggunakan kaidah-kaidah yang baru yang berbeda," jelasnya pula.

Dia menegaskan bahwa sel dendritik yang disuntikkan melalui vaksin tersebut berasal dari tubuh manusia yang akan divaksinasi.

Terawan mengatakan, sel dendritik yang akan disuntikkan tersebut bukan berasal dari sel tubuh orang lain.

"Karena yang disuntikkan ke badan kita ya dendritik sel kita sendiri, bukan dari orang lain," tegasnya.

Atas polemik yang ada, Terawan berharap agar pihak-pihak terkait dapat duduk bersama untuk mendapatkan titik temu persoalan Vaksin Nusantara.

Namun, ia menegaskan tidak mempersoalkan kritik yang disampaikan sejumlah pihak soal Vaksin Nusantara.

"Kami tidak menyalahkan siapa-siapa, lha wong namanya hal baru. Pasti juga akan menimbulkan kehebohan baru. Tergantung sudut pandangnya dari mana," ungkapnya.

Lebih lanjut, Terawan berharap agar polemik Vaksin Nusantara tidak berlanjut karena ia meyakini, hal yang terpenting adalah bagaimana semua duduk bersama menyelesaikan pandemi.

Dia katakan, saat ini Indonesia memiliki masalah bersama bagaimana cara menuju herd immunity yang menjadi tujuan dari program vaksinasi Covid-19.

"Paling penting kami percaya bahwa semua punya good will. Punya keinginan yang baik. Saya percaya kalau kita bersama-sama, duduk bersama, kita mampu selesaikan pandemi ini dengan benar," harap Terawan.

Diketahui bersama, sekitar April 2021, pengembangan Vaksin Nusantara yang digagas oleh Terawan Agus Putranto menimbulkan polemik.

Pasalnya, uji klinis fase kedua Vaksin Nusantara saat itu tetap dilanjutkan meski Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) belum mengeluarkan izin atau Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinis (PPUK).

Adapun uji klinis tersebut didukung oleh sejumlah anggota DPR di antaranya beberapa anggota Komisi IX. Dukungan itu diwujudkan dengan bersedianya beberapa anggota dewan sebagai relawan uji klinis vaksin tersebut.

"Bukan hanya sekadar jadi relawan ya, orang kan pasti mempunyai keinginan untuk sehat kan. Kalau untuk massal kan nanti prosesnya di BPOM tapi kalau per orang kan bisa menentukan yang diyakini benar untuk dia," kata Wakil Ketua Komisi IX DPR Melki Laka Lena, saat dihubungi, Selasa (13/4/2021).

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul " Rapat dengan Komisi VII, Terawan Bingung Mengapa Ada Polemik Vaksin Nusantara ", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2021/06/16/13590681/rapat-dengan-komisi-vii-terawan-bingung-mengapa-ada-polemik-vaksin-nusantara?page=all#page2.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved