Nasib Siapa yang Tau, Dulu Striker Top, Eks Timnas Indonesia Ini Sempat Jadi Kuli Batu:Bangun Masjid
Namun, sampai kini Peri Sandria tetap tercatat sebagai pencetak gol terbanyak kompetisi di Indonesia dalam satu musim dari pemain lokal.
SRIPOKU.COM - Nama eks Timnas Indonesia Peri Sandria sempat menggema, sebelum akhirnya hilang ditelan waktu.
Siapa yang tak ingin membela nama Indonesia, terutama di dunia Sepakbola?
Selain menyalurkan hobi, menjadi satu kebanggaan tersendiri jika bisa membela Sang Merah Putih di level Internasional.
Baca juga: Klub Atta Halilintar Resmi Diperkuat 3 Pemain Timnas Indonesia Terbaru Kiper Arema FC Jelang Liga 2
Baca juga: Cerita Pesepakbola Timnas Indonesia Putri Shalika, Sempat Diajak Orangtua Tekuni Golf
Apalagi menjadi seorang pemain sepakbola yang memperkuat Timnas Indonesia, jaminan populer plus karir cemerlang di usia muda menanti.
Namun agaknya banyak juga yang tak berfikir ke depan, mempersiapkan masa tuanya saat masa muda masih bersinar.
Banyak contoh atlet yang berjaya di zamannya, di masa tua justru mengalami kesusahan.
Contoh miris terbaru ialah bomber Timnas Indonesia dan Persib Bandung, Peri Sandria.
Penggemar Sepakbola di zamannya, pasti mengenal sosok striker trengginas.
Dikutip dari SuperBall, Peri hingga kini masih menjadi striker lokal dengan gol terbanyak di Liga Indonesia dalam semusim kompetisi (34 gol).
Jumlah gol tersebut ia catatkan di kompetisi Ligina musim 1994-1995 bersama klub Bandung Raya.
Rekor Peri itu dipecahkan Sylvano Comvalius.
Baca juga: Reaksi Pemain Timnas Indonesia, Lagu Malaysia yang Diputar Bukan Indonesia Raya Saat Hadapi UEA
Baca juga: Pemain PS Palembang Sultan Raya Dipanggil PSSI Untuk Ikut Seleksi Tahap Kedua Timnas Indonesia U16
Pesepak bola asal Belanda itu berhasil mencetak 37 gol tahun 2017 ketika membela Bali United.
Namun, sampai kini Peri tetap tercatat sebagai pencetak gol terbanyak kompetisi di Indonesia dalam satu musim dari pemain lokal.
Setelah memutuskan pensiun sebagai pesepak bola, Peri sempat mencoba peruntungan sebagai pelatih.
Kendati demikian, karier kepelatihannya ternyata tidak semulus kariernya sebagai pemain.
Peri memulai karier kepelatihannya sebagai asisten pelatih Persipo Purwakarta di Divisi II tahun 2004.
Selanjutnya ia hanya menangani tim-tim gurem atau klub amatir lantaran lisensi kepelatihan Peri mentok di lisensi B nasional.
Baca juga: Prediksi Skor Timnas Indonesia vs Uni Emirat Arab Kualifikasi Piala Dunia, Live Streaming SCTV Besok
Baca juga: Bek yang Dicoret Shin Tae Yong dari Timnas Indonesia Rekrutan Pertama Klub Atta Halilintar, Our Lord
Setelah cukup lama kabarnya tak terdengar, nama Peri Sandria kini kembali muncul ke permukaan.
Di usianya yang menginjak 51 tahun saat ini, mantan pemain Persikabo Bogor itu memutuskan untuk menjadi apa saja, termasuk kuli batu di Banjarnegara, Jawa Tengah.
Pekerjaan sebagai kuli batu diakuinya telah dilakukan sejak awal Mei 2021 dan hanya bersifat sementara.
Ia mengatakan bahwa hal itu ia lakukan lantaran saat ini dirinya sedang tidak memiliki kegiatan atau pekerjaan.
Dalam bekerja sebagai kuli batu, Peri mengaku dirinya tidak dibayar sama sekali karena murni ingin beramal.
Selain itu, ia sangat ingin memberikan tenaganya untuk pembangunan masjid atau tempat pengajian di masa tuanya ini.
Peri juga mengaku tidak masalah tidak dibayar dan jika dibayar pun ia mengaku tak akan menerimanya.
"Sebenarnya ini bukan kuli batu, tapi kalau dibilang kuli batu iya juga, tapi saya tidak dibayar."
"Saya hanya menyumbangkan tenaga saya untuk beramal dan beribadah dari pada saya menganggur."
"Nanti yang bayar Allah SWT saja," kata Peri dikutip SuperBall.id dari BolaSport.com.
Sementara itu, terakhir kali Peri menjabat sebagai pelatih adalah pada tahun 2018 dengan melatih PS Marinir.
"Saya sempat menjadi asisten pelatih Dejan Antonic di Pelita Bandung Raya pada 2014," ucap Peri.
"Terakhir kali saya menjadi pelatih PS Marinir pada 2018, Alhamdulillah tim itu juara, tapi sekarang saya tidak ada kegiatan," lanjutnya.
Pemain yang mempersembahkan medali emas SEA Games 1991 Filipina itu juga memiliki sebuah permintaan ke pemerintah dan PSSI.
Ia ingin pemerintah, terutama PSSI, lebih memperhatikan mantan pemain Timnas Indonesia di usia tuanya.
Apalagi mereka telah berjuang menyumbangkan tenaga untuk membela Tanah Air ketika masih aktif sebagai pemain.
"Saya berharap ke pemerintah terutama ke PSSI agar mantan-mantan pemain timnas Indonesia ini diperhatikan."
"Kami sudah menyumbangkan tenaga untuk bangsa waktu jaya-jayanya," tutup Peri.
Berkaca dari kehidupan Peri saat ini, para pemain muda tidak boleh terlena dengan status sebagai pemain Timnas Indonesia.
Bersamaan dengan itu, mereka juga harus mempersiapkan kelangsungan hidup mereka dan keluarga di masa depan.
Disamping itu, tentu dibutuhkan pula peran PSSI dan pemerintah dalam menjamin masa depan mantan pemain Timnas Indonesia.
Artikel ini telah tayang di Superball.