Metode TMC Habiskan 4.800 Kilogram Garam Dalam 5 Hari Diklaim Berhasil, Sumsel Mulai Diguyur Hujan
Selama lima hari terakhir pihaknya sudah melakukan enam kali TMC yang menghabiskan 4.800 kilogram garam untuk penyemaian di langit Sumsel
Penulis: Odi Aria Saputra | Editor: adi kurniawan
Laporan wartawan Sripoku.com, Odi Aria
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Metode Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Sumatera Selatan diklaim berhasil.
Sejak digelar 10 Juni lalu, dampak dari TMC mulai dirasakan, Selasa (15/6/2021).
Dimana sejumlah wilayah di Sumsel yang merupakan daerah rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai Sumsel diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.
Koordinator Lapangan BBTMC-BPPT, Purwadi mengatakan selama lima hari terakhir pihaknya sudah melakukan enam kali TMC yang menghabiskan 4.800 kilogram garam untuk penyemaian di langit Sumsel.
TMC diakuinya cukup mempengaruhi cuaca di Sumsel, terbukti banyak wilayah di Sumsel diguyur hujan walaupun intensitasnya tidak tinggi.
Baca juga: Prediksi Skor Prancis vs Jerman Pada Euro 2020 Mulai Pukul 02.00 WIB Malam Ini Bakal Berakhir Imbang
Baca juga: Susunan Pemain Prancis vs Jerman di Euro 2020, Duel Seru Lini Tengah Ada Pogba Kante Kroos & Kimmich
"Hasilnya cukup bagus, beberapa daerah terjadi hujan lokal seperti di Palembang, Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, dan daerah lainnya," katanya.
Dijelaskannya, dengan keberhasilan TMC, setidaknya akan membasahi permukaan lahan dan kembali menguap pada hari berikutnya.
Dengan demikian, karhutla bisa dicegah sedini mungkin.
TMC sendiri akan dievaluasi setiap sepuluh hari, apakah dilanjutkan atau dihentikan pengoperasianya.
Kendati demikian, lima hari dilakukan TMC gangguan angin kencang menjadi kendala.
Kondisi itu berdampak bergesernya awan dan hujan ke daerah lain, seperti saat dilakukan penyemaian di Ogan Komering Ilir dan Banyuasin dengan kondisi angin mengarah ke barat.
"Kendalanya angin kencang saja.Potensi awan Sumsel masih cukup bagus untuk dilakukan TMC," tegas Purwadi.
Sementara itu, Kepala Unit Analisa dan Prakiraan Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang Sinta Andayani menjelaskan, potensi hujan di Sumsel masih ada di awal musim kemarau tahun ini, meski intensitasnya sudah mulai ringan hingga sedang dan bersifat lokal.
Pihaknya memprakirakan puncak musim kemarau terjadi pada Agustus dan September 2021 yang tidak akan terjadi Hari Tanpa Hujan (HTH) sebulan lamanya.
"Prakiraan akan terjadi HTH selama sebulan. Dari sekarang waspada dan mengantisipasinya dengan menghemat air serta mencegah karhutla dengan tidak membakar lahan," ungkapnya.