Bulutangkis
Berjasa Besar Namun tidak Dimakamkan di TMP Kalibata, Ini Sederet Prestasi Markis Kido
Perjuangan Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI agar almarhum dimakamkan di TMP Kalibata, sepertinya tak mendapatkan hasil.
SRIPOKU.COM - Pebulutangkis Indonesia MArkis Kido memang berjasa besar untuk negara, sayang ia gagal dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan.
Jenazah Markis Kido akhirnya dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Kebon Nanas, Cipinang, Jakarta Timur Selasa (15/6/2021).
Perjuangan Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI agar almarhum dimakamkan di TMP Kalibata, sepertinya tak mendapatkan hasil.
Baca juga: Markis Kido Tutup Usia, Hendra Setiawan: Terimakasih Sudah Berpartner 14 Tahun & Berjuang Bersama
Baca juga: Mengenang Prestasi Markis Kido Mantan Atlet Bulutangkis Indonesia Perebut Medali Emas Olimpiade 2008
Dikutip dari BolaSport, berdasarkan informasi dari pihak keluarga yang disebar ke grup WhatsApp Forum Media PP PBSI, proses pemakaman dimulai dengan keberangkatan dari rumah duka pada pukul 10.00 WIB.
Semula, Kido diharapkan pihak keluarga bisa dikebumikan di TMP Kalibata, mengingat jasa besarnya di bidang olahraga bulu tangkis.
Pada tahun 2008, Kido dan sang partner, Hendra Setiawan, berhasil mengibarkan bendera Merah Putih usai meraih medali emas Olimpiade Beijing.
Berkat prestasinya itu, Kido pun diganjar penghargaan Parama Krida Utama Kelas I dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada 9 September 2008.
Tak hanya itu, sederet prestasi ia persembahkan untuk Merah Putih di kancah Internasional.
Pada Asian Games 2010 Guangzhou, ia menyabet emas di kategori Ganda Putra.
Baca juga: Innalillahi Wa Innaillahi Rojiun Mantan Atlet Bulutangkis Indonesia Markis Kido Tutup Usia
Baca juga: Demi Pesepakbola Ini, Markis Kido Rela Berganti Klub Favorit, Dari Arsenal Hingga Barcelona
Diberitakan BolaSport.com sebelumnya, Markis Kido meninggal dunia dalam usia 36 tahun usai mengalami serangan jantung saat tengah bermain bulu tangkis di GOR Petrolin, Alam Sutera, Tangerang Selatan, Banten, Senin (14/6/2021) malam WIB.
Kido yang mendadak ambruk di lapangan segera dibawa rekan-rekannya, termasuk Candra Wijaya, ke RS Omni Alam Sutera.
Namun, nyawanya sudah tidak tertolong.
Menurut pihak RS Omni Alam Sutera, saat tiba di rumah sakit, Kido sudah mengalami henti napas dan henti jantung.
"Dia sepertinya memang maunya (hidup dan matinya) di lapangan. Tadi saya berdoa semoga masih bisa selamat," kata ibunda Markis Kidon, Zul Asteria, dikutip dari Badminton Indonesia.
"Saya kira tadi hanya stroke karena dia kan punya darah tinggi, terus mungkin jatuh dan pembuluh darahnya pecah. Saya berdoanya begitu, tetapi ternyata mas Kido diambil," tutur Zul lagi.
Markis Kido layak menyandang status legenda bulu tangkis Indonesia karena prestasi tingginya.
Selain meraih medali emas Olimpiade Beijing 2008, Kido juga menjadi juara dunia (bersama Hendra Setiawan) pada tahun 2007.
Duet Kido/Hendra juga pernah menempati peringkat kesatu dunia.
Kido meninggalkan seorang istri, Richasari Pawestri, dan dua orang putri.
Artikel ini telah tayang di BolaSport.