PPNI Sumsel Ungkap Kondisi Terkini Perawat RS Siloam Palembang yang Dianiaya Orangtua Pasien

"Bila diminta persidangan untuk saksi ahli, kami akan tampil, kalaupun saya perlu sebagai saksi, saya juga siap," kata Ketua PPNI Sumsel.

Editor: Refly Permana
SRIPOKU.COM / Andi Wijaya
Tersangka penganiayaan perawat RS Siloam Palembang, JT (Rompi Oranye) saat memberikan permintaan maaf kepada publik, dalam rilis yang dipimpin langsung oleh Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Irvan Prawira, Sabtu (17/4/2021). 

Laporan wartawan Sripoku.com, Rahmaliyah

SRIPOKU. COM, PALEMBANG - Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Sumsel siap untuk menghadirkan saksi ahli jika kelak dalam proses persidangan penganiaya perawat RS Siloam Palembang dibutuhkan. 

Ini disampaikan oleh Ketua PPNI Sumsel, Subhan, melalui sambungan telpon, Jumat (4/6/2021). 

"Bila diminta persidangan untuk saksi ahli, kami akan tampil, kalaupun saya perlu sebagai saksi, saya juga siap.

Kami prinsipnya kami mengikuti proses hukum dan sejauh ini PPNI Sumsel sangat berterima kasih bahwa penganiayaan yang dialami rekan kami diproses secara hukum, artinya profesi kami sangat dihargai.

Mau dia dihukum 2,8 tahun atau berapapun akan kami terima," kata Subhan.

Didekati Tim Tekab 134 Polrestabes Palembang Saat di Jakabaring Pria Bertato Ini Coba Melarikan Diri

Sejak kejadian penganiayaan terjadi, pihaknya melalui kuasa hukum PPNI terus mengawal proses hukum mulai dari pihak kepolisian hingga terbit P21 dan siap disidangkan.

PPNI Sumsel siap membela rekan sejawat yang menjadi korban penganiayaan keluarga pasien 

"Kami berterima kasih pihak kepolisian sangat membantu, memproses tindakan penganiayaan pada korban. Terlepas nanti di persidangan keluarga pasien sebut korban salah, akan kami bela," kata Subhan.

Alasannya, karena dari hasil audit rumah sakit dan Komite Perawat RS yang bersangkutan diyakini telah menjalankan tugasnya sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP).

Apalagi, korban sudah bekerja di rumah sakit telah selama enam tahun dan sebelum bekerja telah melewati tes seleksi.

Hampir 5 tahun lebih, Komite Keperawatan dan PPNI belum pernah sekalipun mendapatkan laporan bahwa yang bersangkutan tak bisa bekerja.

Sampai Tunda Pertandingan Uji Coba, Nil Maizar Sebut Sriwijaya FC Masih Kekurangan Pemain

"Kalau dia tak bisa kerja sudah lama pasti ada laporannya. Terlepas dari SOP, ketika pelepasan infus si pasien gelisah apalagi anak-anak yah bisa saja plesternya lepas dan darahnya mengalir, pendarahannya pun pasti sedikit dan saya jamin tidak akan membuat seseorang syok," kata Subhan.

Dalam kasus ini PPNI sangat menyesalkan tindakan keluarga pasien yang main hakim dan melakukan penganiayaan pada salah satu perawat di RS Siloam. 

"Kami harap dengan adanya tindaklanjut proses hukum kasus ini, setidaknya hal serupa jangan sampai terulang. Bahwa terpenting profesi kami juga dilindungi oleh hukum," ujarnya. 

Subhan menyebutkan jika kini telah mulai kembali bekerja namun untuk sementara belum tinggal di kosannya.

"Dia masih tinggal di mess RS, alhamdulillah sudah mulai kerja lagi," kata Subhan.

Curhatan Istri Penganiaya Perawat RS Siloam Palembang

Jason ditahan anggota Polrestabes Palembang diduga menganiaya seorang perawat di RS Siloam Palembang.

Peristiwa penganiayaan ini viral di media sosial lantaran saat kejadian direkam oleh seorang rekan kerja korban.

Sementara perawat RS Siloam yang dianiaya kini masih menjalani perawatan di rumah sakit tempat dirinya bekerja.

Pasca ditetapkan tersangka, keluarga JT kini buka suara.

Keluarga besar mengucapkan permintaan maaf atas ulah yang dilakukan JT hingga membuat publik terpancing emosi.

"Pertama-tama saya memohon maaf kepada suster (perawat) dan pihak rumah sakit atas kejadian kemarin yang sangat meresahkan masyarakat luas," kata Melisa, Istri penganiaya perawat RS Siloam Palembang, ketika ditemui awak media, Sabtu (17/4/2021) siang.

Selain meminta maaf, Melisa juga berniat ingin mengkonfirmasi terhadap berita yang beredar yang menurutnya kurang imbang dan hanya memojokkan pihaknya.

"Saya mau klarifikasi di sini, kejadian tersebut bermula karena adanya ketidak profesionalan seorang suster rumah sakit dalam melayani pasien.

Menurut saya sebagai orang tua bisa berakibat fatal, apalagi anak saya masih balita," ungkap Melisa mengawali cerita.

MASUK Hari Kelima, Ini Doa Puasa Ramadhan Hari Ke 5, Lengkap Latin Arab dan Artinya

Sambungnya, sebelum kejadian penganiayaan dalam video yang viral dijagat dunia maya, ia berkata bahwa sejak awal saat anaknya dirawat di RS Siloam tersebut sudah mendapat perlakuan yang tidak mengenakkan hatinya.

"Sebenernya jujur, dari awal di situ perasaan saya sudah tidak enak melihat sikap suster itu.

Dari nada bicaranya saja agak ketus, saat menangani anak saya yang rewel juga nyeletuk 'Ini (anaknya) rewel terus, harusnya kalau siang jangan ditidurin jadi malem ngga rewel terus'.

Yah saya jadi tidak enaklah dengernya, kok bisa seorang suster tega ngomong seperti itu," terangnya, bahkan sebelum kejadian viral Melisa sempat memfoto suster tersebut karena perasaan yang tidak enak.

Kemudian, saat anak Melisa selesai dirawat dan akan pulang ke rumah suster tersebut yang bertugas melepas infus anaknya yang menurutnya tidak dilakukan secara profesional.

"Ternyata bener kejadian kan, udah dia nyabutnya kasar darah sampai kemana-mana di baju, lantai, kasur,"

"Eh, malah saya disalahin katanya, sebaiknya ibu-ibu jangan gendong anak," tuturnya.

Perawat RS Siloam Palembang yang Dianiaya Video Call Sama Gubernur Herman Deru, Saya Masih Lajang

Masih kata Melisa, darah yang keluar dari tubuh anaknya sangat banyak dan menurutnya perbuatan suster tersebut sudah fatal dan tidak wajar.

"Sebagai orangtua saya pikir wajar jika kita panik, apalagi setelah liat anak saya sampai keluar darah si suter itu tidak mau meminta maaf,"

"Masih ada bekas darahnya di baju, semua saya foto," pungkasnya.

Ditambahkannya, melihat darah yang keluar dari tubuh anaknya tak berhenti dan penanganan dari suster tersebut pun kurang, Melisa bahkan langsung mengadu ke kepala perawat.

"Fatal darah itu, saya sampai ngadu ke kepala perawat baru ditangani darah tersebut di kasih plester,"

"Sama suster itu darah anak saya cuma ditutul-tutul aja pakai tissu toilet. Saya ga bohong saya berani bersaksi nanti di pengadilan," bebernya.

Melisa juga meminta kepada pihak Rumah Sakit tempat anaknya dirawat untuk mempertimbagkan posisi dirinya dan meminta supaya suster diberikan teguran.

Beda dari Amanda Manopo, Ayya Renita Minta Pembelaan Putri Anne, Kesal Dicibir Nempelin Arya Saloka

"Saya minta pihak Rumah Sakit apalagi Rumah Sakit Siloam punya record sebagai rumah sakit bagus, pertimbangkan lagi kejadian ini jangan sampai terjadi ke pasien yang lain apalagi balita karena bisa membahayakan,"

"Menurut saya sikapnya sangat tidak profesional dan sangat tidak layak bekerja di rumah sakit manapun.

Harus dipertimbangkan suster itu jika diterima bekerja lagi," tutupnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved