4 Jajanan Populer di Sekitaran Kampus Unsri Indralaya, Ada Telur Gulung hingga Batagor Fisip

SRIPOKU.COM, INDRALAYA - Jajanan bukan hanya untuk para siswa sekolah yang dibeli saat jam pulang dan istirahat namun juga jadi pilihan untuk para mahasiswa dalam mengganjal perut di sela-sela padatnya kuliah.

Setiap kampus di perguruan tinggi memiliki jenis jajanan dan makanan yang berbeda-beda, termasuk di Universitas Sriwijaya (Unsri).

Terdapat beragam jenis jajanan di Kampus Unsri Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan.

Aneka jajanan itu mulai dari yang memiliki kuah hingga yang kering, dari makan di mangkok hingga plastik.

Jajanan ringan hingga jajanan berat semua dapat ditemukan di sekitaran kampus seluas 712 hektare tersebut.

Dari sekian banyak jenis jajanan, ada beberapa jajanan populer dan bisa dikatakan 'wajib' bagi mahasiswa Unsri untuk mencobanya.

Berikut 4 jajanan populer di sekitaran kampus Unsri Indralaya :

1. Telur Gulung

Telur gulung merupakan jajanan yang cukup mudah ditemukan di sekitaran kampus Unsri Indralaya.

Telur gulung dibuat dengan bahan dasar telor dan penyedap rasa yang kemudian campuran telur tersebut digoreng tipis lalu digulung menggunakan lidi.

Rifa, mahasiswa jurusan matematika yang terbilang sering mengkonsumsi telur gulung di kawasan Unsri Indralaya mengatakan, telur gulung merupakan salah satu pilihan jajanan yang mudah untuk dibeli, murah, dan tentu saja enak.

2. Bihun Gulung

Selain telur gulung ada juga bihun gulung.

Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan bihun gulung ini adalah bihun goreng yang kemudian diselimuti menggunakan campuran antara telur dan penyedap rasa.

Sama seperti telur gulung, bihun gulung dibanderol seharga Rp 1.000 per tusuk.

Rifa, juga menerangkan bahwa telur gulung dan bihun gulung merupakan jajanan yang cukup untuk mengganjal perut di sela-sela sibuk perkuliahan.

3. Lumpia Lumer Terminal

Selain jajanan dengan rasa gurih, kita beralih ke jajanan yang memiliki rasa manis yaitu lumpia lumer terminal.

Lumpia lumer terminal berupa gorengan kulit lumpia dengan isi bervariasi seperti cokelat, keju, tiramisu hingga matcha yang kemudian ditaburi dengan cokelat bubuk.

Stan lumpia lumer terminal ini hanya dapat dijumpai di terminal bus Unsri Indralaya dan hanya terdapat satu stan yang menjual lumpia lumer ini.

Lumpia lumer dijual seharga Rp1.000 per buah.

Stan lumpia lumer buka dari mulai pukul 09.00 hingga pukul pukul 15.00 WIB.

Karena letaknya di terminal, peminat lumpia lumer mayoritas mahasiswa yang sedang menunggu kedatangan atau keberangkatan bus Palembang-Indralaya.

Suci dan Satrio, contoh mahasiswa yang terbilang sering membeli lumpia lumer di terminal.

Alasan mereka suka membeli lumpia lumer selain rasanya yang lezat dan ringan mereka menyebutkan jika makan lumpia lumer juga bisa sebagai sarana bermain tebak-tebakan.

Sebab varian isi dari lumpia tersebut tidak tampak dari luar sehingga para pemain game
harus menebak lumpia mana yang memilki rasa tertentu.

4. Batagor Fisip

Batagor Fisip tidak hanya populer di kalangan mahasiswa di kampus Unsri Indralaya saja.

Batagor Fisip juga terkenal di kalangan banyak civitas akademika dan mahasiswa Unsri Kampus Bukit.

Mereka juga tergiur dengan kelezatan batagor Fisip.

Diberi nama batagor Fisip karena letaknya berada di kantin Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip).

Dibanderal seharga mulai dari Rp 8.000 per porsi sudah dapat menikmati rasa batagor dengan isian bakso dan tahu yang digoreng bersamaan, yang kemudian disiram menggunakan kuah kacang yang nikmat dan gurih dengan kecap sebagai sentuhan terakhirnya.

Dengan menambahkan Rp 2.000 kita dapat menikmati batagor paket komplit yakni ditambah telur rebus.

"Batagor Fisip tuh beda banget sama batagor di tempat lain. Batagornya gurih. Enak banget pokoknya. Terus juga yang pastinya murah," ujar Anjas, mahasiswa Ilmu Komunikasi yang sudah menjadi pelanggan setia batagor Fisip sejak tahun pertama di Unsri.

Berada di lokasi yang strategis, mudah dijangkau, membuat batagor Fisip menjadi salah satu kantin tujuan bagi masyarakat Unsri.

Penulis: Rizki Ramadhanti Ajengtriani
Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Sriwijaya 2018