Wong Kito
Mengenal Dr dr Masagus M Hakim Kadinkes Pangkalpinang Asal Palembang, Bikin Terobosan di Rantau
Tuntutan tugas dan keadaan pandemi covid-19 yang tengah meningkat membuatnya harus rela tak pulang ke Palembang saat lebaran.
Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Sudarwan
MENJALANI Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah sendirian tak bersama keluarga menjadi pengalaman pertama dijalani Kepala Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang DR dr Masagus M Hakim (MH) tahun ini yang sudah berusaha membuat terobosan di instansi yang dipimpinnya.
Tuntutan tugas dan keadaan pandemi covid-19 yang tengah meningkat membuatnya harus rela tak pulang ke Palembang saat lebaran.
Berikut petikan wawancaranya dengan wartawan Sripoku.com, Abdul Hafiz.
@ SRIPOKU.COM: Bagaimana awal mula Anda menjalani tugas di Kota Pangkal Pinang Provinsi Bangka Belitung?
HAKIM: Sejak Maret 2020 pindah ke Kota Pangkal Pinang Babel menjadi Kadinkes.
Waktu di Banyuasin masih menjabat Asisten II Setda Banyuasin.
Di sana memang saya menata ulang Dinkesnya karena saya menggantikan Plt yang berlatarbelakangnya Sarjana Ekonomi.
Selama dua tahun ke belakang itu kegiatan Dinkes kurang jalan karena dipimpin oleh bukan orang medis sehingga dokter tidak ada di dinas.
Terus kalau ada kegiatan-kegoatan lapangan selalu dialihkan ke Puskesmas sehingga dinas itu cuma sebagai kantor, bukan sebagai leader, bukan sebagai kepala di bidang kesehatan.
@ SRIPOKU.COM: Apa tantangan tugas yang Anda temukan dan bagaimana mengatasinya?
HAKIM: Saat masuk pertama itu ketemu masa pandemi covid 19 kasus pertama.
Saya pun membentuk Posko Covid yang siaga 24 jam.
Sempat kesulitan mencari SDM karena SDM-nya ada di Puskesmas.
Orang Puskes selama ini seolah tak mau tahu dengan orang Dinkes. Sehingga kita ada sedikit branstorming, sedikit ada beda pendapat.
Namun setelah dilakukan pertemuan-pertemuan dengan Puskesmas sehingga akhirnya didapatkan tim untuk Posko dan ditindaklanjuti untuk membuka penerimaan Relawan Covid yang terdiri dari dokter, perawat, dan tenaga pendukung.
Setelah berjalan 6-7 bulan selanjutnya, kami tetapkan relawan tersebut sebagai PSC (Public Safety Center) 119 sehingga itulah Tim Dinkes yang membackup kegiatan di bidang kesehatan selama 24 jam.
Selama ini di bidang kesehatan di Pangkal Pinang itu pelayanan berhentinya di jam dinas Puskesmas pukul 08.00-14.00.
Sehingga di atas jam 2, masyarakat yang mau berobat harus ke klinik swasta atau ke Rumah Sakit.
Kalau terjadi hal-hal kegawatdaruratan dinas akan menelepon Puskes.
Kemudian Puskes baru akan mengumpulkan alias tidak standby.
Padahal kita penanganan covod ini harus 24 jam.
Dengan terbentuknya itu, mulai tertolong. Setelah itu terjadi pergantian-pergantian struktur.
Setelah kita ganti, saya tarik 2 dokter Puskes ke Dinkes untuk mendukung kegiatan di dinas.
Alhamdulillah sekarang mulai jalan dan sudah mulai rapi pelayanan kesehatan di Pangkal Pinang.
Itu perjalanan kegiatan saya di Pangkal Pinang setahun terakhir ini.
Menata ulang pelayanan kesehatan di Pangkal Pinang.
Dari ada 2 dokter Puskes di dinas sehingga saya agak terbantu jadi pelayan penanganan-penanganan covod terbantu, terus cegah pelayanan vaksin di Kota Pangkal Pinang.
Kita itu paling tinggi cakupan vaksinasi pelayanan publik sudah lebih 100 persen.
Lansia 50-an persen ke atas. Jadi itu paling tinggi.
Tidak ada orang tempat lain yang sudah pelayanan publik 100 persen lebih. Sementara kami sudah 100 persen. Kan tim sudah jalan, sudah solid.
@ SRIPOKU.COM: Bisa diceritakan lantaran keadaan menangani pandemi covid-19 katanya membuat Anda bisa berkumpul berlebaran dengan keluarga di Palembang di tahun pertama, dan lantaran keadaan juga Anda tidak bisa berlebaran di Palembang di tahun kedua barusan?
HAKIM: Pengalaman saya waktu pertama kita belum terlalu terkondisi sehingga saya berlebaran di Palembang karena kebetulan saya sedang mengantar sample covid.
Karena di Pangkal Pinang belum ada Lab PCR sehingga kita ngantar ke BBLK (Balai Besar Laboratorium Kesehatan) Palembang.
Terus saya diperintahkan Pak Walikota tunggu sampai hasilnya selesai.
Akhirnya selesainya sampai setelah lebaran, saya lebaran di Palembang. Hikmahnya di situ.
Terus tahun kedua, di tahun ini berhubung Lab PCR-nya sudah ada dan saya juga merasa sudah bertanggungjawab lebih penuh lagi, maka saya lebaran sendirian di Pangkal Pinang.
Anak dan istri di Palembang, karena memang kasus covid lagi meningkat, zona merah sehingga saya merasa kapan lagi mau menolong masyarakat.
Lebaran sendiri di Pangkal Pinang. Ini pengalaman pertama lebaran sendiri di luar provinsi. Selama ini selalu kumpul dengan keluarga.
@ SRIPOKU.COM: Bagaimana Anda menjaga diri agar tetap prima dalam menjalani tugas di tanah perantauan?
HAKIM: Kalau saya ini yang penting semangat, makan teratur.
Saya memang selalu menjaga dengan minum pagi-pagi sebanyak 1 liter, makan kurma, makan vitamin Habattu Saudah, minyak zaitun itu yang selalu saya lakukan.
Olahraga kalau di Pangkal Pinang rutin tiap pagi jalan kaki 2.500 langkah.
Sekalian jalan, kita zikir. Sehingga dapat jalan, dapat zikir. Kalau kita zikir Subhanallah 2.500 langkah itu bisa dapat 1.000 zikir.
@ SRIPOKU.COM: Setelah dua tahun bertugas di perantauan, apakah ada keinginan kembali untuk berdinas di kampung halaman?
HAKIM: Itu yang selalu ditanyakan kawan-kawan. Ya kalau saya dari dulu sudah ngomong, saya kerja seperti air mengalir. Itu saja prinsipnya, jalani saja.
Kalau memang takdirnya saya kembali ke Palembang lagi, ya ke Palembang lagi.
Tapi kalau memang belum, masih dibutuhkan masyarakat Pangkal Pinang, ya saya tetap di Pangkal Pinang dulu.
Kalau orang Pangkal Pinang tidak mau lagi, kita balik ke Palembang. Tapi kalau niatan mau kembali ke kamlung halaman.
Ya seperti saya sampaikan selagi masyarakat Pangkal Pinang terutama teman akrab saya Pak Walikota (H Maulan Aklil SIP MSi) kan teman akrab saya masih membutuhkan saya, ya saya tidak mau mengecewakan dia.
Tapi kalau Pak Walikota sudah merasa sudah cukup, dan saya sudah ada alih generasi nantinya, saya akan kembali ke kota kelahiran saya, Palembang.

@ SRIPOKU.COM: Apa suka duka yang dirasakan selama dua tahun terakhir menangani covid 19?
HAKIM: Suka duka menangani pasien covid. Memang saya tidak berhadapan langsung dengan yang positif. Namun saya sering ketemu sebentar dengan para penderita covid.
Suka dukanya, yang pertama kadang ketemu orang yang tidak percaya dengan covid. Padahal dia sudah positif.
Pernah di Pangkal Pinang itu saya malahan dituduh menukarkan hasil. Itu heboh di Pangkal Pinang.
Loh ngapain saya menukarkan usaha. Nah iti saya bilang terserahlah. Yang penting semunya Allah mengetahuinya.
Sukanya banyak yang mengucapkan terima kasih karena puas dengan penanganan.
Kita suka dikasih cenderamata. Teman-teman pegawai lapangan sering dikasih minuman susu.
@SRIPOKU.COM: Apa yang membuat kerinduan Anda saat tugas di tanah perantauan?
HAKIM: Sebelum saya pindah ke Pangkal Pinang itu, saya rutin sholat subuh berjamaah di Masjid Agung Palembang. Kadang-kadang dengan saya pindah ke Pangkal Pinang, ada kerinduan sholat subuh berjamaah.
Sehingga saya kadang-kadang Sabtu Minggu niat berat ke Palembang. Pertama ketemu keluarga, yang kedua bertemu dengan kawan-kawan jemaah di Masjid Agung.

@ SRIPOKU.COM: Bagaimana Anda menjaga keluarga dari wabah covid-19?
HAKIM: Ada yang bertanya bagaimana Pak Dokter tetap sehat menjaga keluarga dari wabah ini. Saya bilang kalau pulang. Baik itu dari Pangkal Pinang, maupun dinas luar dari Jakarta, saya biasa oleh istri suruh buka baju, cuci, mandi. Dan saya sering periksa swab antigen sendiri. Saya suruh anak saya yang di kedokteran untuk periksa swab antigen periksa. Kalau negatif berarti aman. Cara menjaga keluarga saya yang suka mobilisasi tinggi. ***
BIOFILE
Nama : DR dr. Masagus M Hakim Mkes
Alamat : Komplek Grand Garden blok I JI.
Malorca no. 23 kec kalidoni Palembang
TTL : Palembang, 28 agustus 1972
Status : Menikah
Agama : Islam
Riwayat Pengalaman Kerja
1.Direktur RSUD Kayuagung
2.Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kab. OKI
3.Kepala Dinas Kesehatan Kab. OKI
4.Kepala Dinas Kesehatan Kab. Banyuasin
5. Assisten 2 Sekda Kab Banyuasin
6. Kepala Dinas Kesehatan Kota Pangkal-
pinang
Istri:
Tarmila Wardini SE AK
Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri 02 Palembang
2. SMP Negeri 6 Palembang
3. SMA Negeri 2 Palembang
4. Universitas Sriwijaya (S1) Dokter UNSRI
5. Magister Kesehatan Universitas Kader
Bangsa
6. Doktor Univesitas Sriwijaya (S3)
Anak-anak :
1. Masagus M. Sulaiman Hakim
2. Masayu Annisa Shabrina Hakim
3. Masagus M. Ismail Hakim
4. Masagus M. Yusuf Hakim