Berita Religi

Wajibkah Membaca Doa Qunut Jika tak Hafal? Begini Penjelasan Buya Yahya Bisa Diganti Doa Berikut Ini

Sholat subuh 2 rakaat memiliki keutamaan salah satunya disaksikan malaikat, ada keistimewaan lain saat sholat subuh yakni amalan doa qunut, wajibkah?

Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
Youtube.com
Buya Yahya 

SRIPOKU.COM - Apakah wajib membaca doa qunut jika tidak hafal? Begini penjelasan Buya Yahya.

Doa Qunut merupakan salah satu amalan sunnah yang sangat dianjurkan untuk dibaca ketika sholat subuh.

Akan tetapi, doa qunut juga kerap dibaca saat sholat witir pada 10 hari di akhir Ramadan.

Lantaran bacaan doa qunut terkandung banyak kebaikan dan dan keutamaan.

Doa qunut terdiri dari dua jenis yakni qunut sholat subuh dan qunut nazilah.

Salah satunya yakni berisi doa mengenai suatu permintaan seorang hamba kepada Allah Subhanahuwata'ala agar diberikan pertunjuk.

Bahkan jika rajin mengamalkan doa qunut, akan dilindungi oleh Allah Subhanahuwata'la dan hidupnya dipenuhi keberkahan baik dari segi rezeki hingga kesehatan.

Bahkan Nabi Muhammad Sholallahu'alaihiwasallam pun mengamalkan doa qunut sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik:

Rasulullah SAW senantiasa melakukan qunut pada sholat subuh sampai beliau meninggalkan dunia," (HR. Ahmad).

Namun, masih ada di antara sebagian umat muslim yang tidak mengamalkan doa wunut ketika sholat subuh, padahal ada banyak kebaikan dan sangat rugi jika ditinggalkan.

Tapi, ada pula yang beralasan jika tidak mengamalkan doa qunut lantaran tidak hafal dengan bacaannya.

Lantas, apakah wajib membaca doa qunut jika tidak hafal?

Berikut ini penjelasan Buya Yahya mengenai doa qunut yang dibagikan melalui kanal YouTube Al-Bahjah TV.

Baca juga: Amalan yang Dianjurkan untuk Melakukan Mandi Sunnah Sebelum Sholat Gerhana Bulan, Ini Tata Caranya!

Ilustrasi Sholat
Ilustrasi Sholat (SRIPOKU.COM/ ANTON)

"Sholat subuh doa qunut apakah wajib dibaca apa tidak? Sedangkan saya belum hafal semuanya, mohon penjelasannya," tanya seorang jemaah.

"Masya Allah, doa qunut dalam sholat subuh itu yang sangat diharap di dalam mazhab kita Imam Syafi'i radhiyallahuta'ala anhu, mazhab lain mengatakan tidak sunnah seperti mazhab Imam Abu Hanifah," terang Buya Yahya.

"Tapi kalau orang tidak qunut dia menyalahkan mazhab Imam Syafi'i dia telah salah, Imam Syafi'i juga pake hujjah kok, jadi kalau ada orang qunut mengikuti Imam Aibu Hanifah, taklit Imam Abu Hanifah adalah benar, tapi dia meninggalkan qunut lalu mencaci yang qunut dia salah," jelasnya.

"Nah, qunut itu adalah doanya jelas Allahummah dini fiman hadait, wa'afini fiman 'afait sampai akhir, cuman bagi siapapun yang tidak bisa menghafal qunut maka jangan sampai anda karena ikut mazhab Imam Syafi'i jangan sampai ketinggalan keutamaan qunut," imbuhnya.

"Maka anda bisa membaca doa apa saja. Barangkali anda takut diketahui tidak hafal ya jangan keras-keras deh, baca saja Robbana atina fiddunya hasanah, jadi anda tetep berdidri untuk qunut," jelasnya.

Berikut lafaz doanya:

Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhiroti hasanah waqina 'adzabannar.

Artinya: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka".

Buya Yahya menuturkan jika perlunya berpegang pada mazhab agar beribadah tidak penuh keragu-raguan dan istiqomah.

"Perlu kami sampaikan dan perlu kita berpegang dengan mazhab supaya kita tidak gampang terombang-ambing, biarpun setelah itu kita mandang mazhab lain adalah benar, kita ndak perlu menyalahkan, tapi berpegang dengan mazhab itu penting," tuturnya.

Ia juga mengingatkan jika selagi seorang muslim bermazhab Imam Syafi'i maka qunut adalah sunnah.

"Qunut adalah sunnah bukan wajib, tapi sangat dihimbau, maka dalam keadaan apapun hendaknya anda tetap qunut," terangnya.

Bahkan jika tidak hafal doa qunut, Buya Yahya pun memberikan amalan untuk membaca doa yang lain.

"Bahkan jika tidak hafal anda baca doa yang lain, doa apa saja, nama qunut artinya juga mengandung memohon, doa termasuk di antaranya adalah Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhiroti hasanah waqina 'adzabannar," jelas Buya Yahya.

"Bahkan dia jadi imam pun nggak hafal doa qunut, hafalnya Rabbana atina ya sah-sah saja kok," tambahnya.

"Dan jamaah nggak usah protes saat tahu imamnya nggak hafal, tapi mendapatkan pahala sama, jadi jangan sampai ada yang meninggalkan qunut," tegas Buya Yahya.

Baca juga: Amalan Sebelum Bekerja, Niscaya Rezeki Berlimpah, Hanya Dua Amalan, Rutinkan, No 1 Kerap Diabaikan

Kemudian, Buya Yahya menjelaskan jika kita menjadi makmum di belakang orang yang tidak qunut misalnya berbeda mazhab yang tidak pakai qunut, maka beginilah solusinya.

"Maka disaat anda iktidal, anda baca qunut yang paling pendek, anda baca qunut singkat supaya anda tidak ketinggalan tapi anda secara pribadi qunut, dan ini tidak dianggap melanggar, karena apa? Anda tidak membuat kerjaan yang baru," terangnya.

"Pun anda iktidal setelah anda rukuk sholat subuh rakaat yang kedua samiallahulimanhamidah, imam baca robbana, anda juga baca dipercepat sedikit, anda doa qunut sesaat," sambungnya.

"Dimanapun anda berada mungkin anda dimudahkan untuk umroh Aamiin atau haji Aamiin, kemudian di sana kok tidak qunut, anda tetap qunut di belakangnya tapi sekiranya anda bisa ngejar," jelas Buya Yahya.

"Ini kesunnahan anda tetap dapet dan anda tidak berbeda tidak melanggar kepada sang imam qunutnya, tapi kalau ada imam tasyahud yang kedua nggak boleh ikut karena apa? Anda akan melanggar, imamnya berdiri kok kita tasyahud, tasyahud kan sunnah sama dengan sunnahnya qunut," tambahnya.

Sehingga dalam hal ini kalau qunut kita membaca di belakang imam, kalaupun imam tidak membaca kita membaca dipercepat,

"Yang nggak hafal tadi baca robbana atina fiddunya hasanah, oh nggak akan ketinggalan, nggak akan terlalu lama, bahkan imam belum sujud sudah selesai kok kita," tuturnya.

"Bahkan sami'allahulimanhamidah kita membaca cepat robbana dan seterusnya, kemudian setelah itu membaca doa qunut ringkas begitu ya," lanjutnya.

Buya Yahya pun menegaskan jika bermazhab itu penting supaya kita tidak gampang terombang-ambing.

Dan fanatik mazhab tanpa menjelekkan orang lain itu penting, karena fanatik sebagai orang awam harus berpegang kalau tidak gampang bingung nanti.

"Imam itu adalah orang-orang hebat, Imam Abu Hanifah, mazhab Hanafi disaat mengatakan tidak ada qunut dengan hujjah yang kuat, tapi tidak boleh saling mencaci," terangnya.

"Bahkan antara Abu Hanifah dan mazhab Syafi'i akrab sekali kok, ulama-ulama diskusi yang baik, yang ribut tuh kan yang kecil-kecil suka caci maki," tuturnya.

"Anda di Indonesia mazhab Imam Syafi'i maka anda baca qunut, kalau pun anda tidak hafal qunut, anda bisa baca doa yang lainnya doa apa saja khususnya doa robbana atina fiddunya hasanah sampai selesai," tukasnya.

Baca juga: Apa Hukum Mempercayai Ramalan Zodiak yang Berisi Karir & Masa Depan? Ini Jawaban Ustaz Adi Hidayat

SUBSCRIBE US

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved