Virus Corona di Palembang
Pasca Dibuka Lagi, Wisma Atlet JSC Palembang Isolasi Puluhan Pasien Covid-19, Mereka adalah Pemudik
Kebanyakan dari mereka (pemudik) dibawa oleh aparat kepolisian seusai melakukan rapid antigen covid-19 di perbatasan OKI yang berbatasan dengan Lampun
Penulis: Odi Aria Saputra | Editor: Sudarwan
Laporan wartawan Sripoku.com, Odi Aria
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Sejak beroperasi kembali sehari pasca Hari Raya Idul Fitri 1442 H, Wisma Atlet Jakabaring Sport City (JSC) Palembang telah merawat puluhan pasien isolasi Covid-19.
Dibukanya tower 8 Wisma Atlet Jakabaring Palembang tersebut dilakukan sebagai antisipasi meningkatnya Bad Occupancy Rate (BOR) atau keterisian kamar untuk penanganan pasien Covid-19 di Sumsel, khususnya Kota Palembang.
Person in Charge (PIC) atau orang yang bertanggung jawab Rumah Sehat Tower 8 Wisma Atlet Jakabaring Palembang, Muhammad Buhori mengatakan sejak kembali dibuka untuk penanganan Covid-19 tercatat sudah ada 26 orang yang diisolasi.
Dari ke 26 orang yang diisolasi saat ini masih 21 orang yang dirawat.
Sementara lima orang pasien lainnya tiga di antaranya dianggap negatif, dua lainnya mengalami penurunan kesehatan hingga harus dirujuk ke rumah sakit terdekat untuk menjalani perawatan intensif.
"Dari 21 orang yang saat ini dirawat di wisma atlet, masih ada delapan orang yang masih akan dipastikan hasil Polymarese Chain Reaction (PCR)nya," kata Buhori, Selasa (25/5/2021).
Dijelaskannya, mereka yang dibawa ke Wisma Atlet adalah pemudik yang mau ke Pulau Jawa maupun sebaliknya yang menuju ke Sumsel.
Kebanyakan dari mereka dibawa oleh aparat kepolisian seusai melakukan rapid antigen di perbatasan Ogan Komering Ilir (OKI) yang berbatasan dengan Provinsi Lampung.
"Saat terkena penyekatan mereka di-swab antigen dan rata-rata positif. Biasanya kalau positif antigen, PCR nya juga positif. Memang rata-rata pemudik yang dibawa polisi enggan diisolasi," jelasnya.
Untuk proses isolasi sendiri di Wisma Atlet, pihaknya menyiapkan sedikitnya ada 60 kamar.
Selain itu ada sekitar 50 petugas medis yang terbagi menjadi empat tim yang secara bergantian akan melakukan pemeriksaan dan perawatan.
Dari 60 kamar itu, satu kamarnya berisikan tiga tempat tidur.
"Setiap pasien dikhususkan satu kamar, kecuali dia memang satu keluarga boleh di satu kamar," ungkapnya.
Sementara itu, Ahli Epidemiologi Universitas Sriwijaya, Iche Andriyany Liberty menambahkan pasca hari raya Idul Fitri, kasus Covid-19 di wilayah Sumatra Selatan, mengalami lonjakan kasus.
Hal ini terjadi diduga lantaran mobilitas masyarakat yang tinggi saat sebelum dan sesudah hari lebaran.
Dampaknya pun diakui Iche, baru terasa dua hari belakang dan diprediksi akan terus meningkat hingga tiga pekan mendatang.
Jumlah kenaikan kasus juga pada lebaran tahun ini lebih tinggi dari tahun sebelumnya, dimana jumlah kasus harian mencapai 204 kasus.
"Kasus harian Covid-19 saat ini mengalami lonjakan terutama dua hari terakhir. Bahkan tertinggi selama pandemi di Sumsel," ungkapnya.
Dari data kasus Covid-19 di bumi Sriwijaya, tercatat angka positivity rate mengalami lonjakan, dari sebelum lebaran pada 2 Mei 2021 mencapai 31,17 persen meningkat setelah tanggal 23 Mei menjadi 31,79 persen.
Sedangkan untuk kasus kematian pihaknya mencatat terus mengalami lonjakan mencapai 5,07 persen, naik dari sebelumnya 4,94 persen.
Sedangkan, kasus kesembuhan di Sumsel mengalami peningkatan mencapai 90,08 persen pada 23 Mei, dibanding sebelumnya 88,14 persen pada 11 Mei 2021.
Menurutnya, ada tren baru di Sumsel, kasus yang suspect atau bergejala mengalami peningkatan dibanding orang tanpa gejala (OTG).
Mereka yang positif dan bergejala bahkan menyentuh angka 69,36 persen.
"Peningkatan kasus tersebut terjadi tak lepas dari mobilitas masyarakat yang tinggi. Tingginya kasus sebaran virus di Palembang dianggap baik jika dapat ditanggulangi dengan serius oleh semua pihak," tutur Iche.