Tanggapi Pernyataan Puan Maharani, Ketua PDI-P Sumsel: 'Askolani Datangi Petani, Fitri Keliling RT'
Puan Maharani meminta, semua kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) khususnya di Jateng diingatkan untuk berjuang secara riil.
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Ketua PDI Perjuangan Sumsel, HM Giri Ramanda N Kiemas, menegaskan bahwa kader PDIP yang ada, terlebih yang saat ini menjabat di eksekutif (kepala atau wakil kepala daerah) terus berjuang secara nyata dan ini telah direalisasikan.
Giri Ramanda N Kiemas menyikapi pernyataan Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani, yang mengingatkan semua kader PDI Perjuangan untuk berjuang secara riil.
"Ya, memang doktrin PDI Perjuangan itu, memang berada di tengah-tengah rakyat, bahwa kepala daerah anggota dewan dan kader itu harus kerja riil di lapangan dan bermanfaat untuk rakyat dan itu sudah doktrin dari partai," kata Giri Ramanda N Kiemas, Senin (24/5/2021).
Dikatakan Giri, ada beberapa bupati dan wakil bupati hingga wakil walikota di Sumsel yang berasal dari kader PDI Perjuangan.
Di antaranya Askolani (Bupati Banyuasin), Heri Amalindo (Bupati PALI), Devi Suhartoni (Bupati Muratara), Beni Hernedi (Wabup Muba), Yulius Maulana (Wabup Empat Lawang), hingga Fitrianti Agustinda alias Finda (Wakil Walikota Palembang).
"Dimana ini sudah dilaksanakan oleh kader, seperti di Palembang, bu Fitri keliling dari RT ke RT, Askolani keliling ke petani, Devi turun langsung saat demo menenangkan masyarakat termasuk pak Beni, Heri Amalindo dan sebagainua seperti itu, keliling melihat permasalahan masyarakat dan tugas kami (PDIP) seperti itu," jelasnya.
Diakui keponakan Almarhum Taufik Kiemas ini, partainya menginstruksikam kadernya untuk berjuang nyata itu, sebab dalam upaya meraih hasil positif pemilu 2024 mendatang, harus ada yang diperbuat ke masyarakat.
"Jelas, nantinya arah ke 2024, jika bekerja nyata untuk rakyat dimana harapannya nanti meraih suara tertinggi," ujarnya.
"Imbauan kepada kader baik kapala daerah dan legislatif dari PDI Perjuangan, agar selalu ingat terus pesan ibu Ketum, bahwa kita ini berjuang dan menangis bersama masyarakat, karena itulah kekuatan PDIP selama ini," tandasnya.
Bendahara DPD PDI Perjuangan Sumsel Yudha Rinaldi menambahkan, jika arahan DPP agar kader di bawah melakukan kerja riil, agar ini bukan sekadar retorika dan slogan saja (berjuang riil), tapi harus kerja karena suara ada di masyarakat.
"Makanya, apa yang diinginkan masyarakat harus diserap, jadi kami konsolidasi terus memperkuat solidaritas personal struktur, lalu turun kemasyarakat baik melalui kepala daerah, fraksi maupun pengurus partai. Terutama ujung tombak ada diranting dan anak ranting yaitu desa hingga RW/RT," ucapnya.
Selain kader yang duduk dieksekutif, para anggota DPRD yang berasal dari fraksi PDI Perjuangan, juga harus turun ke konstituen selama ini.
"Kemudian juga, kamk (pengurus) diinstuksikan untuk turun ke masyarakat karena ini sudah instruksi DPP," jelasnya.
Mantan anggota DPRD Sumsel ini menerangkan, partainya menginstruksikam kadernya untuk berjuang nyata itu, sebab dalam upaya meraih hasil positif pemilu 2024 mendatang, harus ada yang diperbuat ke masyarakat.
"Jadi, ini bukan sekedar retorika dan slogan saja (berjuang riil), tapi harus kerja karena suara ada di masyarakat," ujar Yudha.
"Makanya, apa yang diinginkan masyarakat harus diserap. Jadi kami konsolidasi terus memperkuat solidaritas personal struktur, lalu turun kemasyarakat baik melalui kepala daerah, fraksi maupun pengurus partai. Terutama ujung tombak ada diranting dan anak ranting yaitu desa hingga RW/RT," kata Yudha lagi.
Ditambahkan Yudha, jajaran PDI Perjuangan Sumsel sendiri akan menggelar Bulan Bung Karno yang rangkaian kegiatannya dilaksanakan pada bulan Juni mendatang, dalam rangkaian konsolidasi pengurus yang ada, Sumsel buat kegiatan sendiri.
"Kami ada rencana pads tanggal 1 Juni mendatang, memperingatinya berupa upacara dipatung Soekarno di Inderalaya OI," tuturnya.
Pemimpin Ada di Lapangan, Bukan di Medsos
Seperti diberitakan sebelumnya, Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani meminta, semua kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) khususnya di Jateng diingatkan untuk berjuang secara riil.
Apalagi jika kader tersebut saat ini menduduki jabatan sebagai pemimpin, maka perjuangan di lapangan sangat dibutuhkan.
Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani membeberkan model pemimpin yang ideal bagi PDI Perjuangan.
Yakni pemimpin yang sering dilihat oleh teman-teman seperjuangan dan turut turun bersama dengan para pendukungnya di lapangan.
"Pemimpin menurut saya, itu adalah pemimpin yang memang ada di lapangan, bukan di sosmed (sosial media)," tegas Puan Maharani saat memberikan arahan di Panti Marhaen, Kantor DPD PDI Perjuangan Jateng, dalam pernyataan tertulis, Sabtu (22/5/2021).
Putri dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri ini menuturkan media sosial memang diperlukan pada era teknologi saat ini.
Namun demikian, dalam berjuang tidak hanya berhenti di media sosial.
"Sosmed diperlukan, media perlu. Tapi bukan itu saja. Harus nyata kerja di lapangan," tandasnya.
Selain itu, ia mengatakan jika kader PDI Perjuangan yang tampak diam bukan berarti tidak siap dalam menyambut kontestasi pemilu ke depan.
Perempuan yang juga Ketua DPR RI ini mengucapkan kader PDI Perjuangan sangat siap.
Diamnya mereka bukan karena tidak siap, namun mereka mematuhi aturan partai yang mesti tegak lurus dengan perintah ketua umum.
"Kita diam-diam saja kaya ndak siap. Kita Siap! Hanya, kita itu partai yang tegak lurus pada aturan," katanya.
Untuk itu, semestinya semua kader PDI Perjuangan tegak lurus pada perintah yang pada waktunya nanti akan diinstruksikan oleh ketua umum.
"Dan saya yakin bahwa bapak dan ibu ini pasti akan ikut pada arahan yang akan diputuskan pada saatnya nanti," tandasnya.
Ia menambahkan PDI Perjuangan Jateng telah berkali-kali menjadi penentu kemenangan partaidalam kontestasi pemilihan legislatif maupun pemilihan presiden. (Arif)