Berita Sriwijaya FC
HEBOH Baim Wong Beli Sriwijaya FC, Presiden SFC : Biarlah Bos, Biarkan Waktu yang akan Berbicara
Ramai di Medsos YouTuber Baimwong Beli Sriwijaya FC, Netizen Khawatir Berubah Jadi Laskar Baim Wong Kito
Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Welly Hadinata
Sriwijaya FC sempat melakukan penjajakan kerjasama dengan youtuber top Indonesia Atta Halilintar. Bahkan manajemen Sriwijaya FC dengan Atta Halilintar sudah melakukan pertemuan di Jakarta, 5 Mei 2021.
Hendri juga sudah memaparkan dua opsi ditawarkan jika terjalin kerjasama dengan artis Youtuber. Bisa dengan tanpa mengeluarkan modal materi, atau bisa saja membeli saham maksimal 30 persen.
Namun sampai sekarang belum ada kepastian perihal kerjasama antara Sriwijaya FC dengan Atta Halilintar. Yang pasti Manajemen Sriwijaya FC memastikan hanya akan melakukan kerja sama peningkatan keuangan klub bukan menjualnya apalagi pindah home base.
Ketum KONI Sumsel ini mengungkap alasan dirinya mencari terobosan menggaet investor seperti YouTuber Atta Halilintar untuk ikut memajukan Tim Laskar Wong Kito.
"Terima kasih juga kita dengan BUMD, BUMN yang di Sumatera Selatan. Kalau kita bicara konvensional, saya hitung kita dapat duit itu Rp 10 miliar," ungkap Hendri.
Menurut mantan Manajer SFC ini, dengan total perolehan Rp M sponsor konvensional itu pun harus menggunakan tangan Gubernur Sumsel selaku pembina klub.
"Dan itupun kita pakai tangannya Pak Gubernur. Artinya kasihan dengan Pak Gubernur, dia sudah banyak kerjaan," kata kembarannya Pengasuh Ponpes Aulia Cendekia KH Hendra Zainuddin MPdi.
Menurut Hendri yang juga Ketum KONI Provinsi Sumsel yang jadi pertanyaan kemana harus mendapatkan Rp 10 M lagi untuk membiayai perjuangan agar lolos Liga 1.
"Itu boleh, tapi itu tidak mencukupi. Rp 10 miliar itu hanya khusus untuk pemain. Kalau kita ingin juara di Liga 2 ini, kita harus butuh Rp 20 M. Artinya ada Rp 10 M harus betul-betul kita dapatkan. Nah pertanyaannya kemana harus kita dapatkan?," ujar mantan Senator DPD RI.
Hendri yang selalu memiliki ide pemikiran terobosan, menyebut terpikirkan untuk bisa mengemas agar pengusaha pempek yang terbilang usahanya besar bisa bekerjasama menyalurkan dana CSR-nya.
"Sebenarnya pengusaha pempek itu CSR-nya pulang ke SFC. Banyak pengusaha pempek yang besar-besar ada di Sumsel ini. Kalau dia beriklan, bersponsor di SFC feedback tim. Sekarang ini kelemahan di SFC adalah marketing untuk memarketing SFC dengan label prestasi," ujar mantan anggota DPRD Banyuasin.
Dikatakannya, jika satu saja kita minta dengan pelaku pengusaha pempek akan sudah luar biasa. Menurutnya, sponsor itu tidak mesti duit. Natural pun bisa.
"Presiden ini kan bos. Dak perlu mikir ini. Mestinya di marketing. Presiden kan bicaranya strategis, eksekutornya itu tim marketing. Kita dari 2004 sampai 2018 terfokus pada prestasi. Tidak pernah terpikir bungkus, packing Sriwijaya FC ini belum ada yang memikirkan," pungkasnya.