Apakah Benar Arwah Pulang ke Rumah Setiap Malam Jumat? Awas Salah Kaprah Begini Kata Buya Yahya
Ada sebuah lagu yang terkenal di kalangan masyarakat berisi sebuah nasehat untuk mendoakan orang yang telah meninggal dunia di malam Jumat.
Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
Kendati isi lagu tersebut berisi nasehat yakni mengingatkan agar senantiasa mendoakan orangtua, namu ternyata ada pemahaman yang salah.
"Itu bener nasehat yang belakang, tapi yang pertama itu adalah salah nggak ada, malam Jumat pulang, sudah dihubung-hubungkan tahlilannya malam Jumat nanti," lanjut Buya Yahya.
"Bahkan di Cirebon ada lagi, kalau ada orang meninggal dunia itu dikasih makan, nanti mbahmu dateng makan, nggak boleh, nggak ada itu semuanya," ujar Buya Yahya.
Baca juga: Benarkah Dilarang Membaca Surat Al-Lahab saat Sholat Karena Menghujat Nabi? Begini Kata Buya Yahya
Maka dari itu, dalam hal ini Buya Yahya menegaskan untuk tidak menyebarluaskan lagi lagu yang bertentangan dengan agama.
"Itu adalah lagu yang tidak boleh diperdengarkan karena bertentangan, dalam agama orang malam Jumat pulang ke rumah minta doa, kemudian tidak didoain nangis, mana itu ndak ada cerita semacem itu, yang ada adalah kewajiban bagi kita sebagai seorang anak untuk mendoakan orangtua, ngapain jalan-jalan ke rumahmu," tuturnya.
"Jadi itu biasa dikarang oleh pengkhayal, lagu-lagu adalah pengkhayal dan mungkin tidak bisa disalahkan yang ngarang lagu, karena dia mungkin bukan ustaz, hanya kok kebetulan orang Jawa Tengah dan Jawa Timur tahlilannya malam Jumat, kayaknya saya buat lagu cocok ini," jelasnya.
Ditambahkan pula oleh Buya Yahya, kendati lagu tersebut terkenal, namun isinya mengandung keyakinan dan kepercayaan yang salah.
Bahkan lagu tersebut tidak ada dalam tuntunan Nabi Sholallahu'alahiwasallam.
"Masyhur, yang liat dan denger itu jutaan katanya, nggak ada, tidak ada pulang, jangan menyanyikan lagu-lagu seperti itu, maksudnya bener beri nasehat," tambahnya.
"Tapi isinya adalah keyakinan yang salah, itu pasti ada hubungannya juga dengan keyakinan di masyarakat kalau ada orang jalan-jalan, roh gentayangan apalagi macem-macem itu.
Nggak ada, itu lagu tidak dibenarkan dan itu adalah maknanya salah, bertentangan dengan petunjuk baginda Nabi Muhammad Sholallahu'alaihiwasallam," kata Buya Yahya.
Baca juga: Mengapa Menyemir Rambut dengan Warna Hitam itu Dilarang? Ini Hukum Mengubah Warna Uban Anjuran Nabi
Buya Yahya juga menerangkan, jika dunia dan urusan antara orang yang masih hidup dan yang sudah meninggal jauh berbeda.
Sehingga, adanya keyakinan-keyakinan yang luas di masyarakat tersebut tidak ada sumber yang jelas.
Jadi, lagu tersebut diistilahkan oleh Buya Yahya hanyalah khayalan dari pendongeng dan kemudian berkembang di masyarakat.
"Orang kalau sudah meninggal dunia, dia punya urusan sendiri, minta doa itu waktu hidup dan petunjuk dari Nabi, orangtuamu butuh didoakan, nggak perlu orang mati yang dateng pada anaknya minta doain, hidup namanya bukan mati," tambahnya.