Ramadan 2021

Ustaz Adi Hidayat Beberkan Tanda Munculnya Malam Lailatul Qadar: Bergegas Ibadah Jika Rasakan Ini

Ada salah satu malam yang penuh dengan kemuliaan di bulan Ramadam yang disebut dengan Lailatul Qadar yakni lebih baik dari seribu bulan, apa tandanya?

Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
Facebook Motvasi Dakwah
Ustaz Adi Hidayat 

SRIPOKU.COM - Begini penjelasan Ustaz Adi Hidayat mengenai ciri malam Lailatul Qadar yang jarang disadari.

Ramadan merupakan salah satu bulan mulia dan penuh berkah bagi umat Islam.

Ramadan disebut sebagai bulan kemuliaan lantaran pada bulan tersebut Alquran diturunkan.

Pada bulan Ramadan juga merupakan momen pahala dilipatgandakan, dosa dihapuskan dan amalan kebaikan terbentang luas beserta ganjarannya.

Selain itu, ada salah satu malam yang penuh dengan kemuliaan di bulan Ramadan, apa itu?

Malam tersebut yakni dinamakan malam Lailatul Qadar.

Lailatul Qadar disebutkan dalam kitab suci Alquran ayat Al-Qadr yang berarti malam kemuliaan yakni lebih baik daripada seribu bulan.

Sehingga siapapun yang mendapat Lailaut Qadar akan beruntung.

Untuk meraih Lailatul Qadar tidak semudah yang dibayangkan.

Karena malam yang mulia ini disembunyikan oleh Allah Subhanahuwata'ala.

Jadi, umat muslim harus berlomba-lomba dalam mencari persembunyian malam Lailatul Qadar.

Lantas bagaimana ciri dari malam Lailatul Qadar tersebut?

Berikut ini tanda-tanda datangnya malam Lailatul Qadar yang disampaikan oleh Ustaz Adi Hidayat melalui kanal YouTube Audio Dakwah.

Baca juga: Ini Ciri-ciri Datangnya Malam Lailatul Qadar yang Jarang Disadari: Paginya Matahari Redup

Lailatul Qadar
Lailatul Qadar ()

"Allah menyampaikan kepada hamab-hamba-Nya siapa yang meminta aku akan kabulkan, siapa memohon aku berikan, siapa yang minta ampun Aku ampuni, itu yang dikejar," jelas Ustaz Adi Hidayat.

"Oleh karena itu Nabi Sholallahu'alaihiwasallam, para sahabat, orang-orang sholeh zaman dahulu sampe sekarang itu menghidupkan malamnya, khususnya untuk mengejar puncak-puncaknya," tambahnya.

"Jadi dari ba'da Isya itu mereka terus baca Qur'an, ada yang sholat, tidak berhenti itu rata-rata," lanjutnya.

"Ada sebagian orang termasuk di masa sekarang kita pada umumnya itu mengejar puncaknya saja, jadi umumnya kan ba'da Isya, tarawih kemudian istirahat," tuturnya.

"Orang dulu itu istirahat siangnya, sehingga malamnya bisa hidup sampe dengan ke ujungnya," jelasnya.

Jadi jika ditanya kapan waktu tepatnya malam Al Qadar itu?

"Kembalikan ke Alquran, terbentang sepanjang malam dari ba'da Isya sampe menjelang fajar, jadi kalau ingin mendapat kesempatan luas dapat malam Al-Qadar, cara paling gampang adalah jangan tinggalkan malamnya," terang Ustaz Adi Hidayat.

"Khususnya di 10 malam terakhir itu usahakan ada yang bangun aja, ntah itu jam 10, jam 12, jam 1, jam 2, di sela-sela itu usahakan ibadah," tambahnya.

"Khususnya di ujung-ujung akhir fasenya dari jam 2, jam 3, jam 4, sesuai dengan waktu subuhnya masing-masing," paparnya.

"Jadi di 10 malam terakhir usahakan waktu ini anda bangun, ibadah walaupun hanya 5 menit saja atau 10 menit sebagai harapan satu di malam itu," terangnya.

Bahkan ada rumus dari ulama yang sangat dahsyat sekali.

Kalau memang kita tidak ingin ketinggalan ingin dapat malam Al-Qadar, gampangnya dari awal Ramadhan hingga terakhir.

Karena 10 malam terakhir Ramadan itu adalah peluang besar.

Tapi boleh jadi dia datang di awal, pertengahan, atau akhirnya.

"Karena itu bagi kita yang menyiapkan malam-malam terakkhir, cara paling gampang yakni jangan tinggalkan setiap malamnya, batas akhirnya setidaknya menjelang fajar," tuturnya.

Lantas, apa sih tanda munculnya malam Lailatul Qadar?

"Tanda Al-Qadar yang tersebar dalam referensi hadits-hadits Nabi Sholallahu'alaihiwasallam khususnya di hadits muslim itu tidak memberikan tanda di awal, tapi lebih kepada tanda di akhir," jelas Ustaz Adi Hidayat.

"Tanda di awal yang saya maksudkan waktu menjelangnya tidak ada yang spesifik, Nabi Sholallahu'alaihiwasallam pernah bermimpi ditampakkan oleh Allah malam Al-Qadar, terus keadaan setelahnya, Nabi sedang dalam keadaan sholat, tahiyat, ketika salam, nampak lumpur di keningnya," jelasnya.

(Lumpur ini nampak karena di zaman nabi masjidnya masih terbatas, alasnya masih tanah, kemduain tiang-tiangnya pelepah kurma, atapnya dari daun-daun kurma)

"Jadi kalau mau hujan ya hujan, jadi ketika hujan, basah, pasti orang sholat itu keningnya kotor, kalo panas ya panas, ada sebagian sahabat yang mengahamparkan kayak sapu tangan untuk bisa menahan panasnya saat sujud," terangnya.

"Jadi ketika Nabi Sholallahu'alaihiwasallam bangun, oleh Allah itu dibuat ghoib, dibuat lupa waktunya kapan, malam ke berapa, apakah pertama, kedua, terakhir, oleh Allah Subhanahuwata'ala dibuat lupa," lanjutnya.

"Tapi tanda itu masih nampak kata Nabi di kening saya itu ada lumpur," tambahnya.

"Yang menarik keesokan harinya, Nabi Sholallahu'alaihiwasallam sholat dengan para sahabat subuh-subuh, begitu salam terlihatlah di kening nabi ada lumpur, maka para sahabat menyadari ya Allah tadi malam itu malam Al-Qadar," jelasnya.

Baca juga: Dahsyatnya Kekuatan Doa Malam Lailatul Qadar Sesuai Ajaran Rasulullah, Pahala Setara Ibadah 83 Tahun

Jadi, ada sebagian yang mengambil kesimpulan bahwa malam Al-Qadar ditandai dengan hujan sebelumnya atau ditandai dengan apa.

Dikatakan oleh Ustaz Adi Hidayat sesungguhnya tidak ada narasi seperti itu.

Narasi yang disampaikan tanda kebanyakkan setelahnya.

"Bisa ada hujan, cuaca cerah bisa jadi, karena mungkin peristiwa spesifik pada zaman nabi saja saatu itu keadaannya mungkin hujan, boleh jadi di masa-masa yang berbeda tidak hujan, mungkin keadaannya nyaman, tenang," tuturnya.

"Hanya ada digambarkan bahwa malam pasca itu oleh Alquran disebutkan kalimat salam, tenang, damai, jadi feel yang diberikan ke dalam perasaan kita, kata Allah feeling kita di hati malam ini kok beda ya," kata Ustaz Adi Hidayat.

"Lihat surat Al-Qadar di ujunnya, salamun hiya hatta mathla'il fajr, malam itu begitu tenang, damai, jadi ada suasana satu malam yang terasa bagi sementara orang kok enak banget ya, ibadanya enak, nyaman, berdoa tuh kayak khusyuk, nah itu ada yang menyebutkan tanda yang diberikan oleh Allah ke dalam jiwa kita," jelasnya.

"Dan keesokan harinya itu digambarkan suasana alam, kalo ini benar riwayatnya ya, lebih tenang, kemudian nggak terlalu mendung, nggak terlalu terang, keliatan tumbuh-tumbuhan tuh sejuk kayak abis bersujud," tambahnya.

Kenapa digambarkan begitu tenang?

Karena di Alquran disebutkan di sebuah riwayat dalam firman Allah Subhanahuwata'ala bahwa malaikat turun semua.

Tanazzalul malaaikatu warruhufiha

"Ruh itu kan malaikat Jibril, malaikat yang menyampaikan wahyu, tapi dalam setahun turun hanya sekali di malam Al-Qadar, tugasnya selesai malam itu, jadi di malam Al-Qadar semua malaikat turun termasuk Jibril," jelasnya.

"Saking banyaknya malaikat turun ke bumi, saking padatnya maka suasana jadi tenang, berisik tidak ada, ribut tidak ada, teduh, karena banyak malaikat yang turun," tuturnya.

Jadi, disampaikan oleh Ustaz Adi Hidayat jika ada yang mengartikan kalau ada merasa ketenangan diri dan alam keadaan tenang dan sejuk, maka bergegas ibadah, boleh jadi itu malam Al-Qadar, besoknya akan tampak alam yang sejuk, tidak terlalu terik, bulan indah, matahari terbitnya kayak tenang.

"Tapi kalau dapat secara singkat gampang, setiap malam bulan Ramadan itu ibadah aja, nanti salah satunya akan terasa kenikmatannya," tukasnya.

Baca juga: Begini Ciri-ciri Orang yang Mendapatkan Lailatul Qadar, Ustaz Abdul Somad Beberkan Tanda-tandanya

SUBSCRIBE US

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved