Seperti Kaleng Remuk Wujud 3 Pecahan KRI Nanggala 402, Ahli: Waspada, Evakuasi sangat Berisiko

Seperti diketahui, KRI Nanggala terekam citra kamera sudah terbelah menjadi 3 bagian. Hal inilah yang perlu dievakuasi dari ke dalaman 838 meter

Editor: Hendra Kusuma
Istimewa
Wujud KRI Nanggala 402, seperti Kaleng Remuk Wujud 3 Pecahan KRI Nanggala 402, Ahli memperingatkan, Minggu (26/4/2021) agar waspada, Evakuasi sangat Berisiko 

Sebab, modernisasi alutsista bukan perkara sederhana, sehingga diperlukan roadmap yang jelas dan matang tak sembarangan. Perlu kajian mendalam.

Dan jangan lupa subscribe, like dan share channel Tiktok Sriwijayapost di bawah ini:

Karena di sana akan ada istilah Modernisasi atau peremajaan. Karena akan ada istilah mengganti peralatan jika dirasakan sudah terlalu tua.

"Jangan dianggap orang lari ke air setelah kebakaran. Itu proses, perlu waktu, perlu visi, strategi, tujuan nasional yang jelas. Bukan sesuatu yang bisa dilakukan secara dadakan. Enggak gitu bikin pertahanan," ujar Connie.

Tak Hanya Peralatan tetapi juga personel

Selanjutnya Connie menyoroti tak hanya alutsita, tetapi juga personel TNI.

"Sehebat apa pun mesin perang sebuah negara, hal yang menentukan adalah orang atau pasukannya. Karenanya, modernisasi tak melulu soal membeli alutsista baru, tapi ada proses komples di baliknya."

"Misalnya, perubahan kapasistas material dan non-materialnya, bagaimana hubungannya dengan ambisi kepentingan nasional."

"Kita ini bangsa yang bertanggung jawab di dua samudra, maka harus bicara roadmap," tuturnya.

Serta Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

Dilengkapi Fasilitas Penyelamatan

Dia pun menyorot kompenan penting yakni fasilitas penyelamatan Sementara itu, Pemerhati militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengatakan, ini merupakan insiden ketiga kalinya yang menimpa kapal berusia tua TNI AL dalam beberapa tahun terkahir.

Karena kapal itu sudah tua dan kemampuan operasionalnya masih dibutuhkan, maka upaya pemeliharaan harus ekstra dan beban kerjanya harus dikurangi.

"Jika nantinya ada rencana pengadaan alutsista baru,"

"Ia menyarankan agar pemerintah juga memikirkan pengadaan fasilitas penyelamatan bawah laut. Tentu saja kehadiran kapal selam perlu didukung penanganan kedaruratannya," kata Fahmi, Jumat (23/4/2021).

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved