Kapal Selam Hilang Kontak
PRABOWO Sebut KRI Nanggala Sudah Uzur Tapi Dipaksakan Operasional:'Peremajaan Segera Alat Perang'
Menurut Prabowo, kondisi alat utama sistem persenjataan (alutsista) Indonesia sudah tua dan perlu peremajaan alias modernisasi.
Hilang kontaknya kapal selam buatan Jerman ini dibenarkan oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Berdasarkan keterangannya, KRI Nanggala-402 diperkirakan hilang di perairan sekitar 60 mil atau sekitar 95 kilometer dari utara Pulau Bali, sekitar pukul 03.00 waktu setempat.
Kapal selam ini membawa 53 orang yang terdiri dari 49 ABK, seorang komandan satuan, dan tiga personel senjata.
Adapun kapal hilang kontak saat komandan pelatihan hendak memberikan otoritas penembakan torpedo.
Analisis Pakar Kelautan ITS
Terkait musibah itu, Pakar Kelautan ITS Wisnu Wardhana MSc PhD menjelaskan, sistem komunikasi dalam kapal selam ada 2, yaitu saat kapal di permukaan dan kapal dibawah permukaan air.
Jika berada di permukaan air, sebagian badan kapal selam muncul di permukaan komunikasi lewat radar yang relatif lebih stabil.
Kalau saat kapal di bawah permukaan (di air penuh) komunikasi melewati sonar (ada mekanisme bergetar) frekuensi ini yang dirambatkan melalui air.
"Kalau media komunikasi lewat air maka kualitas komunikasi tergantung dari karakter air. Misalkan arusnya tinggi, maka media komunikasi akan terbawa mengikuti arus air. Belum lagi parameter media komunikasi yg lain," terang Wisnu kepada surya.co.id, Kamis (22/4/2021).
Disebutkan, semua parameter media itu berinteraksi dengan satu sama lain.
Maka bisa terjadi resultan nol yang sampai ke penerima.
Ini yang dinamakan black out atau hilangnya kontak.
"Pada kasus Kapal Selam Nanggala ini harus dilihat dari beberapa sisi.
Apakah akibat media air yang resultannya nol ataukah kerusakan peralatan teknis," katanya.
Terkait terkait ditemukannya ceceran minyak, menurut Wisnu, bisa jadi merupakan minyak dari KRI Nanggala-402