Perawat RS Siloam Palembang Dianiaya, Ikatan Advokat Batak tak Tinggal Diam: Tunggu di Pengadilan!
Ikatan Advokat Batak memuji kepolisian Polrestabes Palembang karena dengan cepat dapat menangkap pelaku penganiayaan tersebut.
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Perawat RS Siloam Palembang dianiaya keluarga pasien pada Kamis (15/4/2021).
Peristiwa ini ramai lantaran viral di media sosial, belum lagi korban memiliki darah Batak sehingga masyarakat Batak yang tinggal di Sumsel ikut bereaksi.
Usai organisasi Pemuda Batak mendatangi Polrestabes Palembang tak lama usai kejadian ini viral, kini giliran Ikatan Advokat Batak di Sumsel yang bereaksi.
• Ketua PPNI Sumsel tak Sependapat Komentar Istri Penganiaya Perawat RS Siloam Palembang, Justru Dia
Penganiayaan oleh seorang pria yang diketahui berinisial JT itu disebut mengakibatkan luka fisik dan psikis pada perawat yang diketahui berinisial CH.
Hingga saat ini, pihak rumah sakit tempat CH bekerja telah melaporkan perkara ini ke pihak perwenang.
Sementara itu, Ikatan Advokat Batak Sumsel mengatakan pihaknya mengutuk aksi penganiayaan yang dilakukan oleh JT pada CH, dan berharap perkara ini segera dilimpahkan ke pengadilan untuk disidangkan.
"Kami dari Ikatan Advokat Batak Sumsel mengutuk keras pada pelaku JT yang telah melakukan tindakkan kekerasan pada korban yang merupakan perawat di RS Siloam Sriwijaya," tegas Ketua IKABA, Daulat MR Sihite SH, Senin (19/4/2021).
Daulat juga mengatakan pihaknya memuji kepolisian Polrestabes Palembang karena dengan cepat dapat menangkap pelaku penganiayaan tersebut.
• Selebgram Ratu Entok Disebut Ditangkap Polda Sumut, Komentari Perawat Sombong Imbas Kasus RS Siloam
"Kami memuji langkah cepat pihak kepolisian menangkap pelaku. Dan kami juga berharap perkara tersebut agar dapat segera dilimpahkan ke Kejaksaan agar korban mendapatkan keadilan," ujarnya.
Melalui Sekretaris IKABA Sumsel Desmon Simanjuntak SH, mengatakan pihaknya juga siap untuk mendampingi korban, jika yang bersangkutan membuntuhkan pendampingan hukum.
"Hal ini karena, kami sangat prihatin dengan korban, ditambah lagi kejadian ini sudah viral dan terekspose kemana-mana.
Harapan kami kasus ini segera dapat dilimpahkan ke pengadilan, demi efek jera.
Bukan hanya pada pelaku, akan tetapi pada semua lapisan, agar tidak arogan dalam bertindak," tegas Desmon.
Diketahui kasus ini bermula dengan beredar dan viral di media sosial (medsos), seorang perawat RS Siloam Sriwijaya dianiaya oleh JT yang merupakan orangtua pasien.
Peristiwa tersebut terjadi, pada Kamis (15/4/2021) lalu sekitar pukul 13.30 wib.
• Lebih Baik Mana Bayar Utang Puasa Ramadan atau Puasa Syawal 6 Hari Bagi Perempuan? Inilah Jawabannya
Tak terima apa yang dialaminya, korban pun melaporkan pelaku yang diketahui berinisian JT.
Kronologi kejadian saat korban dipanggil oleh TJ untuk menemuinya di ruang IPD 6 di kamar 6026. Pelaku menanyakan bagaimana cara melepas infus di tangan anaknya.
Namun, belum sempat korban menjawab, pelaku langsung memukul wajahnya. Meski sempat dilerai oleh perawat lainnya, tapi pelaku tetap memukul kembali wajah korban.
Korban sempat berlutut di depan pelaku sambil meminta maaf. Namun, pelaku yang terlanjur emosi langsung menendang perut dan menjambak rambutnya.
Atas kejadian itu, korban mengalami memar di mata kiri, bengkak di bibir, dan sakit pada perut. Lalu melapor ke Polrestabes Palembang.

Komentar Melisa tentang Perawat RS Siloam yang dianiaya suaminya:
"Pertama-tama saya memohon maaf kepada suster (perawat) dan pihak rumah sakit atas kejadian kemarin yang sangat meresahkan masyarakat luas.
"Saya mau klarifikasi di sini, kejadian tersebut bermula karena adanya ketidak profesionalan seorang suster rumah sakit dalam melayani pasien.
Menurut saya sebagai orang tua bisa berakibat fatal, apalagi anak saya masih balita,"
"Sebenernya jujur, dari awal di situ perasaan saya sudah tidak enak melihat sikap suster itu.
Dari nada bicaranya saja agak ketus, saat menangani anak saya yang rewel juga nyeletuk 'Ini (anaknya) rewel terus, harusnya kalau siang jangan ditidurin jadi malem ngga rewel terus'.
Yah saya jadi tidak enaklah dengernya, kok bisa seorang suster tega ngomong seperti itu,"
"Ternyata bener kejadian kan, udah dia nyabutnya kasar darah sampai kemana-mana di baju, lantai, kasur,"
"Eh, malah saya disalahin katanya, sebaiknya ibu-ibu jangan gendong anak,"
"Sebagai orangtua saya pikir wajar jika kita panik, apalagi setelah liat anak saya sampai keluar darah si suter itu tidak mau meminta maaf,"
"Masih ada bekas darahnya di baju, semua saya foto," pungkasnya.
"Fatal darah itu, saya sampai ngadu ke kepala perawat baru ditangani darah tersebut di kasih plester,"
"Sama suster itu darah anak saya cuma ditutul-tutul aja pakai tissu toilet. Saya ga bohong saya berani bersaksi nanti di pengadilan," bebernya.
"Saya minta pihak Rumah Sakit apalagi Rumah Sakit Siloam punya record sebagai rumah sakit bagus, pertimbangkan lagi kejadian ini jangan sampai terjadi ke pasien yang lain apalagi balita karena bisa membahayakan,"
"Menurut saya sikapnya sangat tidak profesional dan sangat tidak layak bekerja di rumah sakit manapun.
Harus dipertimbangkan suster itu jika diterima bekerja lagi,"