Puasa Ramadhan 2021

Hukum Perempuan ke Masjid Melaksanakan Sholat Tarawih, Diperbolehkan Selama Menghindari Hal ini!

Para kaum perempuan yang juga antusias untuk menunaikan sholat tarawih secara berjamaah di masjid, bagaimana hukumnya? Berikut penjelasannya.

Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM/ANTON
Hukum sholat tarawih di masjid bagi perempuan 

SRIPOKU.COM - Bulan Ramadhan telah tiba yakni bulan penuh keberkahan dan kemuliaan.

Maka siapa saja yang menyerukan bulan Ramadhan dengan penuh dengn suka cita akan mendapat rahmat.

Selain menunaikan puasa, bulan suci Ramadhan juga dimanfaatkan oleh umat Islam untuk meraih pahala berlipat ganda.

Di antaranya yakni bersedekah, tadarus Alquran dan menjalankan sholat sunnah di mana limpahan pahala dijanjikan.

Sholat sunnah yang dikerjakan di bulan Ramadhan yakni tarawih.

Sholat tarawih ditunaikan selepas mengerjakan sholat Isya'.

Setelah menunaikan sholat tarawih kemudian diakhiri dengan sholat witir.

Nah, tak mau kehilangan momen ibadah sholat tarawih di bulan Ramadhan, biasanya umat muslim berbondong-bondong datang ke masjid.

Termasuk para kaum perempuan yang juga antusias untuk menunaikan sholat tarawih secara berjamaah di masjid.

Akan tetapi, bagaimana hukum perempuan ke masjid menunaikan sholat tarawih?

Berikut penjelasannya dijabarkan oleh Ustaz Abdul Somad melalui bukunya yang berjudul 30 Fatwa Seputar Ramadhan.

Baca juga: BOLEHKAH Niat Puasa Ramadhan Satu Bulan Penuh Dilafalkan Sekaligus, Ini Penjelasan Ustaz Abdul Somad

Ramadhan
Ramadhan 1442 Hijriyah (SRIPOKU.COM/ANTON)

Perempuan ke Masjid Melaksanakan Shalat Tarawih

Berdasarkan Fatwa Syekh DR. Yusuf al-Qaradhawi, berikut hukum perempuan melaksanakan sholat tarawih di masjid.

Pertanyaan:

Sebagian kaum muslimah rajin melaksanakan shalat Tarawih di masjid, bahkan ada yang pergi ke masjid
tanpa izin suami, ada juga yang suara mereka terdengar bercerita di dalam masjid.

Apakah hukum shalat mereka? Apakah mereka wajib ke masjid?

Jawaban:

Shalat Tarawih tidak wajib, baik bagi laki-laki maupun bagi perempuan. Hukumnya sunnat,
kedudukannya tinggi dan pahalanya besar di sisi Allah Swt. Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari
Abu Hurairah, “Rasulullah Saw memerintahkan mereka dengan tekad yang kuat, kemudian Rasulullah
Saw bersabda:

“Siapa yang melaksanakan Qiyamullail di bulan Ramadhan karena keimanan dan hanya mengharapkan
balasan dari Allah Swt, maka diampuni dosanya yang telah lalu”.

Siapa yang melaksanakan shalat Tarawih dengan khusyu’ dan tenang, penuh keimanan dan hanya mengharapkan balasan dari Allah Swt, melaksanakan shalat Shubuh pada waktunya, maka sungguh ia telah melaksanakan Qiyamullail di bulan Ramadhan dan ia layak mendapatkan balasan pahala orang-orang yang menghidupkan malam-malam Ramadhan.

Dan jangan lupa subscribe, like dan share channel Tiktok Sriwijayapost di bawah ini:

Ini mencakup laki-laki dan perempuan. Hanya saja shalat perempuan lebih afdhal di rumah daripada di masjid, selama kepergiannya ke masjid itu tidak ada manfaat lain selain shalat saja, jika ada manfaat lain seperti mendengarkan kajian agama, atau pelajaran ilmu, atau mendengarkan bacaan al-Qur’an dari qari’ yang khusyu’ dan baik, maka kepergiannya ke masjid dengan tujuan-tujuan ini lebih baik dan afdhal.

Terlebih lagi kebanyakan suami di zaman ini tidak mengajarkan pendalaman ajaran Islam kepada istri mereka, andai mereka memiliki kemauan, mereka tidak memiliki kemampuan di bidang pengetahuan agama Islam.

Maka hanya masjidlah sumber utama untuk itu, oleh sebab itu wanita mesti diberi kesempatan, tidak boleh dihalangi antara wanita dan rumah Allah Swt.

Baca juga: RAHASIA PUASA Pada 10 Hari Pertama di Bulan Puasa Ramadhan, Amal Dibalas oleh Allah 10 Kali Lipat

Apalagi banyak wanita jika dibiarkan menetap di rumah, mereka tidak ada kemauan untuk melaksanakan shalat Tarawih sendirian di rumah, berbeda jika berada di masjid dan dilaksanakan secara berjamaah.

Keluarnya wanita dari rumah –meskipun ke masjid- mesti ada izin dari suami, karena suami
adalah kepala rumah tangga, penanggung jawab keluarga.

Wajib patuh kepada suami, selama tidak memerintahkan meninggalkan kewajiban atau melakukan perbuatan maksiat, jika demikian maka tidak wajib mendengarkan perintahnya dan tidak wajib mematuhinya.

Serta Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

Laki-laki tidak berhak melarang istrinya pergi ke masjid jika istrinya ingin pergi ke masjid, tidak
ada larangan tentang itu. Imam Muslim meriwayatkan:

“Janganlah kamu larang perempuan-perempuan hamba-hamba Allah Swt (ke) masjid-masjid rumah-
rumah Allah Swt”.

Yang mencegah menurut syariat Islam, misalnya suami dalam keadaan sakit, sangat membutuhkan agar istri tetap berada di rumahnya melayani dan melaksanakan semua kebutuhan suami.

Atau ada anak-anak kecil yang mendatangkan mudharat jika ditinggalkan di rumah selama shalat dan tidak ada yang menjaga mereka, dan uzur-uzur lainnya yang masuk akal.

Jika anak-anak menimbulkan keributan di masjid, mengganggu orang-orang yang shalat karena menangis dan berteriak-teriak, maka selayaknya anak-anak tidak dibawa ketika shalat.

Karena hal itu, meskipun dibolehkan pada shalat lima waktu karena waktunya singkat, tidak layak dilakukan pada shalat Tarawih karena waktunya panjang dan anak-anak tidak sabar terhadap ibu mereka pada waktu yang
lama tersebut.

Adapun wanita bercerita di dalam masjid, sama seperti laki-laki, tidak boleh mengeraskan suara kecuali jika dibutuhkan untuk itu.

Terlebih lagi cerita-cerita urusan dunia. Masjid didirikan bukan untuk itu, akan tetapi untuk ibadah dan ilmu.
Wanita yang memiliki semangat untuk menjalankan agama agar menjaga lidahnya di rumah
Allah Swt agar tidak mengganggu orang yang melaksanakan shalat atau majlis ilmu.

ilustrasi
Update 12 April 2021. (https://covid19.go.id/)

Jika perlu untuk bicara, maka hendaklah dengan suara yang pelan dan sesuai kebutuhan.

Tidak keluar dari sikap menjaga harga diri dalam hal bicara, pakaian dan cara berjalan.

Disini saya ingin menyampaikan kalimat yang santun bahwa sebagian suami terlalu cemburu kepada istri sehingga menekan, tidak mendukung sikap perempuan pergi ke masjid, meskipun ada dinding yang tinggi yang memisahkan antara laki-laki dan perempuan, yang tidak pernah ada di zaman Rasulullah Saw dan para shahabatnya, dinding yang dapat menghalangi perempuan mengetahui gerakan imam melainkan dengan suara dan pendengaran.

Baca juga: Bacaan Doa Buka Puasa Selain Allahumma Lakasumtu, Ini Lafaznya Lengkap Bahasa Arab, Latin dan Arti

Ada sebagian laki-laki yang tidak mau bercerita di masjid, mereka tidak mengizinkan orang lain membisikkan satu kata ke telinga istrinya, meskipun itu dalam urusan agama.

Ini adalah sikap yang kurang santun, cemburu yang dicela sebabagaimana yang dinyatakan dalam hadits:

“Sesungguhnya sebagian dari cemburu itu ada yang disukai Allah Swt dan ada pula yang dimurkai Allah Swt”, yaitu cemburu yang bukan pada sesuatu yang meragukan.

Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sriwijayapost di bawah ini:

Kehidupan moderen telah membuka banyak pintu bagi perempuan.

Perempuan bisa keluar rumah ke sekolah, kampus, pasar dan lainnya.

Akan tetapi tetap dilarang untuk pergi ke tempat yang paling baik dan paling utama yaitu masjid.

Saya menyerukan tanpa rasa sungkan, “Berikanlah kesempatan kepada perempuan di rumah Allah Swt, agar mereka dapat menyaksikan kebaikan, mendengarkan nasihat dan mendalami agama Islam. Boleh memberikan kesempatan bagi mereka selama tidak dalam perbuatan maksiat dan sesuatu yang meragukan.

Selama kaum perempuan keluar rumah dalam keadaan menjaga kehormatan dirinya dan jauh dari fenomena Tabarruj (bersolek ala Jahiliah) yang dimurkai Allah Swt”. Walhamdu lillah Rabbil’alamin.

Baca juga: Bolehkah Orang yang Sedang Berpuasa Disuntik, Pakai Obat Tetes & Celak? Ini Kata Ustaz Abdul Somad

SUBSCRIBE US

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved