Berita PALI
Warga Mendadak Banyak Pindah, Pemilih Diprediksi Turun saat PSU PALI, Terkuak karena Ini
Partisipasi pemilih pada Pemungutan Suara Ulang (PSU) di empat TPS Pilkada Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) tanggal 21 April
Penulis: Reigan Riangga | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM, PALI - Partisipasi pemilih pada Pemungutan Suara Ulang (PSU) di empat TPS Pilkada Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) tanggal 21 April mendatang dinilai akan berkurang.
Wilayah empat TPS yang akan menjadi lokasi PSU terletak di tiga desa pada dua kecamatan.
Tercatat, total secara keseluruhan di empat TPS PSU ada sebanyak 1.575 mata pilih yang akan diperebutkan oleh kedua Pasangan Calon.
Komisioner Bawaslu Provinsi Sumsel Ahmad Junaidi, berkata bahwa PSU terjadi lantaran terjadi pelanggaran sesuai putusan MK.
Adapun jenis pelanggaran terjadi, yakni pemilih ada yang mencoblos dua kali dan pemilih yang dicobloskan.
"Inilah hal yang harus dihindari. Masalah besarnya ada pada DPT (Daftar Pemilih Tetap). Dimana, pada Pemilu 9 Desember lalu ada yang memilih di TPS PSU padahal tercatat sebagai warga di TPS lain." ungkap Junaidi, Kamis (8/4/2021).
Kemudian, selain daripada itu, beredar informasi di lapangan. Bahwa saat ini masyarakat sekarang sudah banyak berpindah tempat.
"Informasi dari kepolisian. Mudah - mudahan saya keliru. diduga banyak ditemukan masyarakat menggunakan narkoba di desa lokasi PSU dan disitu ada pusat tempat pembuatan Senpira. Jadi masyarakat tertentu (nakal) sudah mulai ketakutan." ujarnya.
Karena, kata Junaidi, polisi sudah mulai turun ke lapangan, sehingga warga yang menjadi tanda kutip (bermasalah) melanggar hukum sudah gerah, sehingga berpindah tempat.
"Jadi, dugaan kita akan muncul partisipasi pemilih rendah. Karena masyarakat (nakal) berpindah tempat." Katanya dalam Live Talk Sumsel Virtual Fest, Kamis (8/4/2021).
Sementara, Kapolres PALI AKBP, Rizal Agus Triadi menuturkan, bahwa pihak kepolisian untuk mengamankan wilayah 4 TPS PSU menyiapkan 650 personil.
Hal ini guna memberi rasa aman kepada masyarakat menghadapi PSU.
Ia mengakui bahwa memang salah satu desa wilayah PSU memang merupakan atau banyak didapati bertransaksi narkoba.
"Kita kedepankan kenyamanan. Jika orang tertentu meninggalkan desa, ya silahkan saja." Ujarnya.
"Pemilih yang tidak memilih atau pemilih yang sengaja meninggalkan desa ya silahkan saja, karena itu hak mereka.
Namun yang jelas patut dicurigai. Ada apa?," tambahnya.