Kudeta Partai Demokrat
'SAYA Tak Pernah Mengemis Pangkat dan Jabatan,' MOELDOKO Disindir Andi:Bongkar Fakta Sebenarnya
Komentar Andi Arief kali ini menanggapi pengakuan Moeldoko yang menyebut tidak pernah mengemis jabatan maupun pangkat.
SRIPOKU.COM, JAKARTA-- Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Partai Demokrat mengungkap fakta baru tentang sosok Moeldoko. Komentar Andi Arief kali ini menanggapi pengakuan Moeldoko yang menyebut tidak pernah mengemis jabatan maupun pangkat.
Andi Arief menyebut, Moeldoko pernah menghadap Susilo Bambang Yudhoyono ketika merekomendasikan Marzuki Alie sebagai Sekjen Partai Demoorat pada 2014 silam.
Kemudian, masih kata Andi Arief, Moeldoko pernah menghadap langsung SBY ketika dirinya pensiun sebagai panglima TNI.
Kala itu, menurut Andi Arief, Moeldoko meminta dukungan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat kepada SBY.
"Pertama, menghadap SBY gunakan baju TNI lengkap 2014 meminta marzuki ali jadi sekjen kongres Demokrat. Kedua, setelah pensiun menghadap SBY membawa map meminta posisi ketum Demokrat," tulis Andi Arief di akun Twitternya, Selasa (30/3/2021).
Moeldoko mengaku tak pernah meminta jabatan
Sebelumnya, Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko yang juga ketua umum Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang memberikan pernyataan terbarunya.
Moeldoko mengaku tidak memberitahu istri dan keluarganya saat menerima tawaran menjadi pimpinan tertinggi partai berlambang mercy itu.
Dan jangan lupa subscribe, like dan share channel Tiktok Sriwijayapost di bawah ini:
KLB Partai Demokrat digelar pada Jumat (5/3/2021) di Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara.
"Saya juga khilaf sebagai manusia biasa tidak memberitahu kepada istri dan keluarga saya atas keputusan yang saya ambil," kata Moeldoko
Moeldoko mengatakan, dirinya merupakan tipikal orang yang berani mengambil risiko.
Dia juga meyakini keputusannya menerima tawaran menjadi Ketua Umum Partai Demokrat adalah hal yang benar.
"Terhadap persoalan yang saya yakini benar dan itu atas otoritas pribadi yang saya miliki, maka saya tidak mau membebani presiden."
"Untuk itu jangan bawa-bawa presiden dalam persoalan ini," ujarnya.
Selain itu, ia menyebut, tak pernah mengemis untuk mendapatkan pangkat dan jabatan.
"Saya tidak pernah mengemis untuk mendapat pangkat dan jabatan. Apalagi, menggadaikan yang selama ini saya perjuangkan, saya konsisten," ujar Moeldoko
Moeldoko yakin prajurit TNI tidak akan mudah diprovokasi.
Sebab, selama memimpin ia selalu menanamkan kebajikan.
Serta Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

"Pilihan saya ini adalah hak politik saya sebagai seorang sipil. Ketika saya bertugas di militer, tugas saya mengawal stabilitas dan juga demokrasi," ujar Moeldoko.
Ketika bertugas sebagai panglima TNI, ia menyebut tugas besarnya adalah menjaga stabilitas dan mengawal jalannya demokrasi.
"Saat ini, saya sebagai sipil, saya tetap konsisten dengan tugas tersebut. Yaitu tugas menjaga demokrasi yang telah melekat di hati saya," kata Moeldoko.
Moeldoko lantas menyinggung orang-orang yang berpolitik dengan cara-cara mencari perhatian dan membonceng kanan-kiri. Juga mengorbankan jiwa nasionalisme dan Pancasila.
"Saya rela mempertaruhkan leher saya untuk terus menegakkan Pancasila dan berkibarnya Merah Putih. Tetapi, jika ada yang berusaha merusak ke-Indonesiaan kita, saya akan berdiri memimpin untuk meruntuhkannya," ujar Moeldoko
AHY jawab Moeldoko
Sementara itu, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjawab tudingan Moeldoko yang menyebut adanya tarikan ideologi di partai berlambang mercy itu.
AHY menegaskan, ideologi Partai Demokrat adalah Pancasila.
Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sriwijayapost di bawah ini:
Partai Demokrat juga menjunjung tinggi kebhinekaan atau pluralisme.
Hal itu disampaikannya dalam konferensi pers yang disiarkan kanal YouTube Agus Yudhoyono, Senin (29/3/2021).
"Ini sudah final. Harga mati, dan tidak bisa ditawar-tawar lagi. Sekali lagi, KSP Moeldoko harus menjelaskan apa yang dimaksud dengan ‘tarikan ideologis’ di Partai Demokrat," ujarnya.
"Jika yang KSP Moeldoko maksudkan adalah masalah radikalisme, justru Partai Demokrat dengan asas Nasionalis-Religius, menolak radikal tumbuh-berkembang di Indonesia," lanjutnya.
AHY melanjutkan, Partai Demokrat juga konsisten menolak eksploitasi politik identitas, termasuk upaya-upaya membenturkan antara Pancasila dengan agama tertentu.
AHY mencontohkan, Gubernur Aceh dan Gubernur Papua yang merupakan kader utama Partai Demokrat, menjadi contoh konkret, bagaimana implementasi Pancasila dan kebhinekaan dalam organisasi Partai Demokrat.
"Pada saatnya, kader-kader utama Partai Demokrat dari beragam identitas bisa menjelaskan kepada publik, bahwa isu pertentangan ideologi dalam tubuh Partai Demokrat adalah fitnah, hoax, dan tuduhan yang keji," ujar AHY.
"KSP Moeldoko harus bertanggung jawab atas pernyataannya kemarin. Karena pernyataan KSP Moeldoko ini menyakiti perasaan para penggagas dan pendiri, serta seluruh kader dan konstituen Partai Demokrat dimanapun berada," kata AHY.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Moeldoko Mengaku Tak Pernah Ngemis Jabatan, Andi Arief Bongkar Fakta Sebaliknya, Singgung Sosok SBY, https://wartakota.tribunnews.com/2021/03/30/moeldoko-mengaku-tak-pernah-ngemis-jabatan-andi-arief-bongkar-fakta-sebaliknya-singgung-sosok-sby?page=all.
Editor: Feryanto Hadi
