Greysia Poli Luapkan Emosinya di Mata Najwa, Usai Dipaksa Pulang dari All England : Mixed Feeling

Pebulutangkis putri Indonesia, Greysia Poli meluapkan emosinya di Mata Najwa tadi malam

Penulis: fadhila rahma | Editor: Yandi Triansyah
YouTube Mata Najwa
Greysia Poli menumpahkan emosinya saat menjadi bintang tamu di Mata Najwa tadi malam, Selasa (24/3/2021) 

SRIPOKU.COM - Pebulutangkis putri Indonesia, Greysia Poli meluapkan emosinya di Mata Najwa tadi malam, usai dipaksa pulang dari ajang All England 2021.

All England tahun ini meninggalkan kisah tak mengenakan bagi pebulutangkis Indonesia.

Kontingen Indonesia terganjal aturan Inggris Raya, karena satu pesawat dengan pasien Covid-19.

Akibatnya penyelenggara BWF harus memaksa Hendra Setiawan Cs mundur dari kompetisi.

Apa yang dialami para atlet bulutangkis Indonesia di Inggris, memicu kemarahan warga di Tanah Air.

Media sosial menjadi tempat menumpahkan emosi dan rasa kesal pecinta bulutangkis di Tanah Air terhadap perlakuan penyelenggara terhadap para atlet Indonesia.

Apa yang dialami pebulutangkis Indonesia hingga saat ini masih terasa dan menjadi bahasan.

Di Mata Najwa tadi malam, Selasa (24/3/2021) kejadian itu kembali dibahas.

Pebulutangkis Hendra Setiawan dan Greysia Poli mewakili atlet bulutangkis lainnya saat menyampaikan perasaan mereka tak bisa tampil di ajang All England 2021.

Pebulutangkis Putri Indonesia, Greysia Poli menyampaikan rasa harunya saat disambut bak pahlawan setiba di Tanah Air.

Greysia tak menduga bahwa sambutan di Tanah Air sepulang dari Inggris melebihi sambutan untuk sang juara.

Ia mengapresiasi dan merasa sangat dihargai, apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam hal ini Dubes, Menlu dan Menpora.

"Rasanya (lega), tapi setengah-setengah. Ketika kita disambut luar biasa oleh Pemerintah Indonesia, kita merasa sangat mengapresiasi. Tapi kita pulang tanpa gelar juara. Mixed feeling, kata pemain bulutangkis Indonesia Greysia Poli, Rabu (24/3/2021).

Greysia masih penasaran terhadap tanggung jawab penyelenggara dari BWF.

"Rasa marah rasa kesal ya masih, kenapa ngak bisa ikut tanding. Apalagi kemarin kita lihat sudah ada yang juara, tapi ya sudah lah," kata Greysia Poli.

Hendra Setiawan juga menyampaikan hal yang sama, ia juga merasakan marah dan kecewanya.

Dirinya merasa senang bisa pulang ke Tanah Air.

Namun ia mengaku masih ada yang ganjal, karena kepulangannya kali ini tak bisa membawa medali juara.

"Saya senang bisa kembali, tapi tak bisa bawa medali juara," kata Hendra.

Lagi Latihan Disuruh Pulang

Greysia Poli mengungkapkan perlakuan BWF sangat tidak adil dan diskriminatif terhadap pebulutangkis Indonesia.

Saat itu kata Greysia dirinya tengah latihan.

Sedangkan Hendra Hasan sedang melakukan pertandingan.

Namun saat latihan dan bertanding itu mereka disuruh pulang dianggap suspected covid-19.

Greysia tak mempersoalkan mereka dituding suspected covid-19.

Namun yang disesali dirinya respon BWF menyikapi kondisi tersebut.

Padahal kata Greysia Poli, BWF merupakan protektor atlet saat bertanding di luar negeri.

Namun perlakuan BWF justru membuat mereka bingung karena para pebulutangkis merasa tak diajak komunikasi dua arah.

Menurut dia, BWF sepertinya memutuskan sendiri.

"Kok BWF kayak ini," kata dia.

Apalagi pebulutangkis pulang dengan jalan kaki tanpa diberi izin menggunakan bus.

Selain itu mereka juga dilarang menggunakan lift.

"Sampai saat ini yang masih menjadi pertanyaan kenapa mereka melakukan seperti ini," kata dia.

Jadi Juara All England 2021, Rupanya Wakil Malaysia Ini tak Pernah Menang Hadapi Anthony Ginting

Keganasan Netizen Indonesia Disorot Media Malaysia, Tuduh Penyebab Akun IG All England 2021 Raib

 

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved