Tanggapan BPOM Palembang Atas Dugaan Pengaruh Obat Kuat Sebabkan Berry Bunuh Ibu Dua Anak

apa benar obat kuat bisa mempengaruhi seseorang hingga melakukan aksi pembunuhan karena masih terbawa keinginan untuk berhubungan badan?

Editor: Refly Permana
sripoku.com/rere
Adegan rekonstruksi pembunuhan di Hotel Rio Palembang yang berlangsung pada Kamis (18/3/2021) sekira pukul 14.00 WIB. 

Laporan wartawan Sripoku.com, Bayazir Al Rayhan

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Masih dipengaruhi efek dari obat kuat ditengarai membuat Berry (24) tega menghabisi nyawa seorang ibu dua anak saat keduanya berada di kamar Hotel Rio Palembang beberapa waktu yang lalu.

Warga Kecamatan Kemuning Palembang itu nekat membunuh teman kencannya sendiri di kamar 625.

Sebelum berkencan di kamar hotel bersama korban, Berry mengakui dirinya terlebih dahulu meminum pil obat kuat untuk menambah vitalitasnya saat berkencan dengan korban.

Penyebab Krisdayanti tak Hadiri Prosesi Siraman Aurel Terungkap, Wajah KD Jadi Sorotan Netizen

Namun, baru 30 menit berkencan, korban enggan melayani tersangka yang masih gagah efek dari menggunakan obat kuat tersebut.

Lantas, apa benar obat kuat bisa mempengaruhi seseorang hingga melakukan aksi pembunuhan karena masih terbawa keinginan untuk berhubungan badan?

Menurut Kepala BPOM Palembang, Yosef Dwi Irwan, biasanya dalam kandungan obat kuat terdapat kandungan sildenafil sitrat dan tadalafil.

Ketika ditanyakan mengenai adakah kandungan metafitamin di dalam obat kuat tersebut, Yosef mengatakan harus dilakukan tes laboratorium terlebih dahulu.

"Harus di uji coba laboratorium terlebih dahulu, tapi obat tradisional seperti itu tidak ada kandungan metafitaminnya.

Sildenafil sitrat, tadalafil biasanya terkandung dalam obat kuat tersebut," kata Yosef ketika dihubungi, Jumat (19/3/2021).

Untuk diketahui, beradasarkan pengakuan Berry ke awak media saat menjalani rekonstruksi pembunuhan pada Kamis (18/3/2021), ia mengaku mengkonsumsi obat kuat tradisional dalam kemasan.

MAIA Estianty Bikin Rusuh Lamaran Aurel Hermansyah dan Atta: Nomor Kursi Tertukar, Semua Ikut Salah

Tidak menutup kemungkinan suatu obat terkandung bahan kimia yang tentunya dilarang beredar luas di masyarakat.

"Tapi harus dilihat terlebih dahulu mereknya apa dan harus di uji coba laboratorium terlebih dahulu, biasanya obat kuat seperti itu merupakan bahan kimia yang ternyata beresiko bagi kesehatan.

Namun untuk memastikannya harus uji laboratorium terlebih dahulu," katanya.

Masyarakat pun bisa mengetahui apakah suatu produk itu terdaftar di BPOM atau tidak dengan mengecek nomor serinya di aplikasi Cek BPOM.

"Untuk mengetahui apakah suatu produk itu terdaftar di BPOM atau tidak bisa didownload aplikasi di playstore Cek BPOM dan masukkan nomor registrasinya," kata Yosef.

Ketua IDI Palembang, DR Dr Zulkhair Ali SpPD KGH, mengatakan ada beberapa jenis obat kuat yang beredar di luaran.

"Obat kuat sendiri ada yang bersifat stimulan," ujar Zulkhair pada Sripoku.com, Jum'at (19/2/2021).

Ada beberapa obat kuat yang dianjurkan, seperti beberapa nama diantaranya Viagra. Untuk viagra sendiri obat yang digunakan untuk membantu disfungsi ereksi.

"Untuk obat seperti itu tidak ada efek penggunaannya, hingga ingin membunuh atau yang lain-lain," jelasnya.

Dokter spesialis penyakit dalam ini juga menerangkan jika di beberapa kasus seperti penggunaan obat yang cenderung ke herbal atau ramuan-ramuan, tidak menutup kemungkinan adanya campuran atau zat yang mengandung unsur ganja atau narkoba.

Jika memang demikian, bisa membuat adanya perubahan perilaku pada pengguna ramuan atau obat tersebut.

Terlebih jika ada penolakan, maka dalam kondisi seperti itu si pengguna obat atau ramuan kuat tersebut menjadi lepas kontrol.

SIMPATISAN NEKAT Datangi Sidang Rizieq Shihab, 1 Reaktif Covid-19, 39 Dibawa ke Kantor Polisi

Meski demikian, untuk memastikan obat kuat apa yang dikonsumsi seseorang yang hingga menyebabkan dirinya melakukan hal buruk apalagi hingga membunuh, harus ditelusuri jenis obat kuat yang dia pakai.

"Yang lebih bagus obat yang dikonsumsi diperiksa di laboratorium, apa isi kandungannya, komposisinya, apakah ada unsur-unsur seperti itu (narkotika, ganja)," jelasnya.

Zulkhair juga menegaskan penggunaan obat kuat dalam hubungan seks sangat tidak dianjurkan. 

"Jikapun ada ngangguan disfungsi seksual, sebaiknya dikonsultasikan ke dokter. Tentu dokter akan memberikan obat sesuai dengan keluhannya," ujarnya.

Disfungsi seksual itu banyak jenisnya, ada orang yang mampu melakukan tapi tidak kuat. Atau ada yang benar-benar tidak mampu melakukan.

PT ASI Pudjiastuti Aviation Buka Lowongan Kerja Buat Lulusan S1, Begini Cara Daftarnya 

Jadi untuk semua gangguan disfungsi seksual tersebut harus di konsultasikan pada dokter untuk diberikan obat yang sesuai, jika dibutuhkan.

Efek penggunaan obat kuat, jika tidak sesuai dengan indikasi, maka hal terburuknya dapat menyebabkan kematian.

"Bisa menyebabkan serangan jantung. Karena sifatnya itu stimulan. Istilahnya itu nafsunya kuat tenaga kurang,," jelas Zulkhair.

Zulkhair juga berpesan pada masyarakat, siapapun yang merasa diafungsi seksual, sebaiknya melakukan konsultasi ke fasilitas kesehatan. 

Sehingga bisa di periksa apa jenis ngangguan seksualnya dan agar dapat diberikan obat sesuai kebutuhannya.

"Jangan sekali-sekali mencoba obat-obatan yang tidak jelas," tutupnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved