BBWSS VIII Rangkul Petani di Sumsel untuk Bekerja di Program Padat Karya, Anggarannya 195 Juta

Para petani di Sumsel diberdayakan dalam kegiatan padat karya Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI).

Penulis: Odi Aria Saputra | Editor: Refly Permana
sripoku.com/odi
Para Calon Tenaga Pendamping Masyarakat P3-TGAI tengah mengikuti proses seleksi di Kantor BBWSS VIII Jalan Kolonel H Barlian Palembang,  Kamis (4/3/2021). 

Laporan wartawan Sripoku.com,  Odi Aria

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII (BBWSS VIII) merangkul para petani di Sumsel untuk ikut bekerja dalam program padat karya melakukan perbaikan saluran, drainase, jembatan dan bangunan air. 

Para petani di Sumsel diberdayakan dalam kegiatan padat karya Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI).

Pada tahun ini ada sebanyak 350 lokasi P3-TGAI yang tersebar di seluruh Kabupaten/Kota di Sumsel. 

Link Live Streaming Manchester United vs AC Milan Liga Europa Malam Jumat di SCTV

Kepala BBWSS VIII, Birendrajana, mengatakan padat karya merupakan program untuk membantu mengurangi angka pengangguran di tengah ketidakpastian perekonomian masyarakat pada masa pandemi Covid-19.

Untuk wilayah BBWSS VIII terdapat 350 lokasi padat karya yang tersebar di OKU Timur,  Empat Lawang, OKI,  Pagaralam,  Lahat, Lubuklinggau Musi Rawas, Banyuasin, OKU Selatan dan Palembang. 

"Satu lokasi mendapatkan anggaran Rp 195 juta yang ditransfer langsung ke rekening kelompok tani. Para pekerja ini semuanya para petani setempat," katanya, Kamis (4/3/2021).

Dijelaskannya, program Padat Karya ini dilaksanakan melalui pembangunan infrastruktur yang melibatkan masyarakat setempat sebagai pelaku pembangunan, khususnya infrastruktur berskala kecil atau pekerjaan sederhana yang tidak membutuhkan teknologi.

Cara Pencairan Klaim Jaminan Hari Tua di BP Jamsostek, tidak Dilihat dari Lama Masa Kerja

Maka dari itu,  para masyarakat yang hendak bekerja di program padat karya ini juga tidak dituntut memiliki skill khusus dalam bekerja.

Terpenting pekerja tersebut merupakan penduduk lokal dan memiliki keinginan untuk bekerja.

"Program ini tidak masuk recofusing, karena kegiatan padat karya sangat membantu perekonomian masyarakat. Tahun ini untuk kegiatan P3-TGAI dianggarkan Rp 68 M," jelas Birendrajana. 

Tak hanya para pekerja, dalam program padat karya P3-TGAI Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM) juga  diprioritaskan penduduk lokal lokasi pekerjaan.

Satu orang TPM ini nantinya akan membawahi dua lokasi pekerjaan padat karya. 

Ketek Pengangkut Pupuk Tenggelam di Perairan Lopak Muba, 4 Tenggelam 2 Masih Dicari

"Dari pekerja sampai TPM semua harus penduduk lokal, program ini memang diprioritaskan untuk membantu perekonomian masyarakat.

Apalagi saat ini masih dalam masa Pandemi," ungkapnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved