Profil Nurdin Abdullah: Akhir Sepak Terjang Sang Profesor, Guru Besar Unhas Dijemput KPK saat Pulas

Dengan sederet gelar dan prestasi di bidang akademi ini, Nurdin Abdullah kemudian menjadi Guru Besar di almamaternya Unhas dan seorang pengusaha

Editor: Hendra Kusuma
Ist/handout
Ilustrasi Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah dan Ketua KPK Firli Bahuri, Profil Nurdin Abdullah: Akhir Sepak Terjang Sang Profesor, Guru Besar Unhas Dijemput KPK saat Pulas 

Terjun ke Dunia Politik

Dengan sejumlah prestasi dan kemantangannya sebagai seorang akademisi, Nurdin Abdullah mulai masuk dunia politik di tahun 2008, ketika secara mengejutkan dia kemudian terpilih menjadi Bupati Bantaeng.

Sebagai akademisi dengan sejumlah pengalaman dan prestasi serta kecerdasannya, Nurdin Abdullah mulai unjuk gigi dengan membuat banyak perubahan-perubahan di Kabupaten Bantaeng yang dia pimpin.

Sejumlah perubahan dilakukannya lewat program-program unggulan, berkat sentuhan tangan dinginnya Kabupaten Bantaeng memenangkan Piala Adipura empat tahun berturut-turut.

Tercatat Nurdin Abdullah masih berdarah biru, dia anak pertama dari enam bersaudara, dan ayahnya merupakan keturunan Raja Bantaeng ke-27.

Berkat prestasi yang diraihnya, Nurdin Abdullah kemudian mencoba peruntungan di Pilkada Sulses diusung oleh PDIP, PKS dan PSI sebagai parpol pendukung dan terpilih menjadi Gubernur Sulses bepasangan dengan Andi Sulaiman.

Sederet Prestasi

Ilustrasi Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah dan Ketua KPK Firli Bahuri, Profil Nurdin Abdullah: Akhir Sepak Terjang Sang Profesor, Guru Besar Unhas Dijemput KPK saat Pulas
Ilustrasi Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah dan Ketua KPK Firli Bahuri, Profil Nurdin Abdullah: Akhir Sepak Terjang Sang Profesor, Guru Besar Unhas Dijemput KPK saat Pulas (Ist/handout)

Jika prestasi di bidang akademik tak diragukan lagi dengan statusnya sebagai seorang profesor di bidang agrikultra, Nurdin Abdullah juga teruji selama memimpin Kabupaten Bantaeng maupun Sulses.

Seperti dilansir dari situs resmi Pemprov Sulsel, Nurdin Abdullah memiliki segudang prestasi yakni, Pada 2013, masuk dalam 19 tokoh alternatif menurut Komunike Bangsa Peduli Indonesia (KBPI) yang digagas pengusaha senior Sofjan Wanandi. Nurdin Abdullah disebut sebagai figur capres alternatif. Sejajar dengan tokoh berpengaruh lainnya seperti seperti Jusuf Kalla, Khofifah Indar Parawansa, Chairul Tanjung, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

Lalu, pria bergelar profesor ini juga berhasil membuat Bantaeng memenangkan Piala Adipura empat tahun berturut-turut.

Selanjutnya, Nurdin Abdullah Pada 2015, sebagaimana diberitakan detikcom, Nurdin dianugerahi 'Tokoh Perubahan' oleh media Republika bersama kepala daerah lain termasuk Tri Rismaharini, Abdullah Azwar Anas, Din Syamsuddin, dan tokoh berprestasi lainnya. Saat pemberian penghargaan berlangsung, Taufikurrahman Ruki yang menjadi Ketua KPK turut hadir bersama pejabat lainnya, termasuk Kapolri saat itu yakni Jenderal Badrodin Haiti hingga Ketua DPD saat itu, Irman Gusman. Nama terakhir belakangan juga kena OTT KPK.

Nurdin Abdullah juga pernah diganjar penghargaan Bung Hatta Anti Corruption Award (BHACA) tahun 2017. Perkumpulan BHACA adalah organisasi non-profit yang sadar mengenai bahaya korupsi bagi kelangsungan hidup bermasyarakat dan berbangsa. Perkumpulan itu berdiri pada 9 April 2003. Tokoh-tokoh yang pernah mendapat BHACA antara lain Joko Widodo (Jokowi) saat menjadi Wali Kota Solo hingga Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat masih menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Pada 2020, sebagaimana dilansir Antara, Nurdin juga diberi penghargaan sebagai gubernur peduli olahraga versi Seksi Wartawan Olahraga (Siwo) Pusat pada ajang Golden Award Malam Anugerah Olahraga Siwo PWI 2020 di Jakarta. 16 Desembor 2020.

Tercatat pula, jika Nurdin yang menjabat sebagai Bupati Bantaeng kala itu membuat perubahan dalam bidang pelayanan kesehatan sangat terasa.

Terobosannya keika menciptakan layanan kesehatan 'mobile ambulans' yang beroperasi selama 24 jam. Nurdin sengaja memodifikasi mobil Nissan Elgrand yang merupakan hibah dari pemerintah Jepang‎ untuk dijadikan ambulans.

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved