Air Sungai Rupit Keruh, Warga Khawatir Anak-anak Terserang Penyakit Kulit
Kondisi sungai Rupit yang keruh di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) mulai mengundang ketakutan warga sekitar bantaran sungai.
SRIPOKU.COM, MURATARA - Kondisi sungai Rupit yang keruh di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) mulai mengundang ketakutan bagi warga sekitar bantaran sungai.
Karena, warga terutama anak-anak kini dikabarkan mulai terserang penyakit kulit diduga akibat mandi di sungai yang berwarna kecokelatan itu.
"Mohon kepada pemerintah, air sungai Rupit yang sekarang sudah menjadi menakutkan," kata Putra, warga Kecamatan Rupit, Rabu (24/2/2021).
"Anak-anak sudah mulai terkena penyakit kulit, mohon segera tindakannya, jangan seolah dibiarkan," katanya.
Anggota DPRD Muratara, Muhammad Ruslan sebelumnya mengatakan sudah banyak mendapat laporan warga yang mengaku terserang penyakit kulit setelah mandi di sungai Rupit.
"Ada saudara saya cerita, mereka gatal-gatal setelah mandi di sungai itu, nah ini ada apa, bisa jadi ada bahan berbahya yang mencemari sungai itu," katanya.
Warga yang bermukim di bantaran sungai Rupit mengeluhkan kondisi air sungai mereka yang kotor.
Bahkan sungai Rupit yang keruh tersebut juga berdampak hingga ke sungai Rawas, sungai terbesar di Kabupaten Muratara.
Keruhnya sungai Rupit diyakini warga akibat dari aktivitas dompeng emas di Sungai Tiku Kecamatan Karang Jaya dan Sungai Minak Kecamatan Rupit.
Warga meminta tambang emas ilegal menggunakan mesin dompeng yang menyebabkan sungai keruh itu agar segera ditutup.
Warga mengaku sangat bergantung pada sungai Rupit dan Rawas untuk keperluan sehari-hari, seperti mandi, mencuci, minum dan lain-lain.
Mengingat mayoritas warga yang tinggal di daerah aliran sungai (DAS) tidak memiliki sumur atau berlangganan PDAM.
"Kami ini tinggal di pinggir sungai, jadi memanfaatkan air sungai inilah, tidak ada sumur, tidak pakai PDAM juga," kata warga, Khairul.
Dia berharap pemerintah mengambil tindakan cepat dan tegas untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
"Kami tahu mereka (penambang emas) itu cari makan, tapi akibat dari aktivitasnya itu banyak orang yang dirugikan."