Berita Palembang
Pembeli dari Jalur dan Sungsang Turun Drastis, Penyebab Pasar 16 Ilir Palembang Sepi, Kios Tutup
Setahun Palembang dilanda Virus Corona, dituding penyebab menurunya jumlah pembeli yang datang.
Penulis: syahrul hidayat | Editor: Yandi Triansyah
Namun, sepinya kunjungan pembeli ke kios-kios pedagang yang mayoritas berjualan fashion tersebut, mau tidak mau membuat pedagang gulung tikar.
Ada pula pedagang agar tetap bisa mendapatkan penghasilan meski tak lagi berjualan, mereka mengontrakan kembali kios mereka.
Berdasarkan pantauan Sripoku.com, pedagang yang berada di Lantai 4 misalnya hanya tinggal segelintir saja.
Berharap kondisi bisa membaik ditahun ini sehingga lapak mereka kembali ramai oleh pembeli.
"Mau tidak mau masih harus jualan, karena barang banyak yang belum laku. Walaupun kondisinya sekarang sepi sekali. Sehari hanya bisa jual satu-dua baju," ujar Fitriani seorang pedagang, Senin (22/2/2021).
Sementara itu, General Manager PT Gandha Tata Prima (GTP) Yeyen, mengatakan jika saat ini tingkat okupansi kios yang ada di Pasar 16 Ilir hanya 70 persen.
30 persen diantaranya sudah gulung tikar sejak pandemi Covid-19 terjadi.
"Banyak pedagang gulung tikar dan tutup terutama selama tiga bulan pertama, pedang dan pembeli takut. Pertokoan yang tutup ini terutama penjual pakaian, karena modal tidak cukup dan perputaran keuangan operasional yang tidak stabil," jelasnya.
Tak sampai disitu, Penghasilan pedagang turun 0-30 persen di masa tiga bulan pertama setelah itu mulai merangkak di angka 40 persen.
"Biasanya sehari Rp 1 miliar perputaran perekonomian pedagang sebelum pandemi, sekarang masih ngesot. Kami minta mereka bertahan," katanya.
Untuk menyiasatinya, banyak pedagang yang masih berjualan juga mencari alternatif penjualan melalui Market Place atau online. "Jika tidak begitu mungkin sudah lama banyak yang tutup," katanya.
PAD Rp 95 Juta
Namun sayangnya, kini karena sepinya pembeli pasca pandemi Covid-19 terjadi, dari total 2.000 kios di Pasar 16 Ilir hanya sisa 70 persen saja kios pedagang yang terisi.
Sedangkan 30 persennya, banyak yang kosong atau ditawarkan untuk dikontrakkan.
General Manager PT Gandha Tata Prima (GTP), Yeyen mengatakan, dari jumlah kios yang terisi/berdagang pun tak bisa dipungkiri jumlahnya sedikit demi sedikit berkurang.