Bola Lokal
Suporter Pertanyakan Kontrak Beto Goncalves Tak Dipermanenkan, Ini Kata Manajer Sriwijaya FC
Kembalinya striker andalan Alberto Beto Goncalves ke klub asalnya Madura United sempat muncul pertanyaan kelompok suporter kenapa tidak dipermanenkan
Penulis: Abdul Hafiz | Editor: adi kurniawan
Kecuali wong itu yang hobi bola, aku yakin dio galak bekorban. Kalu wong dak hobi bola 100 kali bepeker buang duet untuk klub. Nah itu kriterianyo wong kalu nak megang klub," pungkasnya.
Sementara itu, Manajer Sriwijaya FC Muhammad Fadli SE mengatakan, sejak awal steph by steph akan menjalani bersama-sama karena merupakan kerja tim.
Sama seperti Beto, Fadli menjawab di Medsos mengakui sepakat bahwa Beto merupakan pemain kualitas, pemain Timnas, bintang besar untuk Indonesia.
"Nah tapi apakah ada jaminan bahwa seorang Beto membawa Sriwijaya FC ke Liga 1 Indonesia. Kan belum tahu, aku juga bukan pelatih.
Lho nanti kalau aku paksakan bawa Beto-lah, bawa Si B lah, Si C lah, ternyata tidak masuk dalam skema pelatih. Amburadul, terus yang disalahkan siapa? Pelatih ngomong yang beli pemain ini rombongan Manajer. Aku tidak minta Si A, saya tidak minta Si B. Kan kebutuhan harus sama dengan pelatih," beber Fadli yang juga Ketua Partai NasDem Pagaralam.
Fadli yang sempat melontarkan guyonan bakal merekrut Cristiano Ronaldo menngajak berkaca dari pengalaman coach Budiardjo Thalib yang berhasil membawa Persik Kediri juara Liga 2 2019 dengan pemain muda tanpa pemain bintang seperti Beto.
"Tidak ada nama-nama besar kan. Ekspektasi kita selalu tinggi terhadap Beto. Seperti aku bilang tadi, aku juga sepakat bahwa Beto itu energi positiflah buat pemain, mengangkat semangat tim. Tapi ada jaminan gak? Sriwijaya FC baru main sekali lho sebelum disetop Liga," ujar Fadli yang juga Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Pagaralam.
Fadli yang beristrikan Rahma Munto Via Nigrum atau yang sering disapa Rara memaklumi alasan Beto Dapur Harus Ngepul.
"Jadi manajemen juga memahami Kita juga tidak bisa oh pokoknya harus pertahankan pemain ini. Terus siapa yang mau bayar gaji mereka. Kalau gaji mereka tidak dibayar Liga tiba-tiba berhenti yang jelek nama siapa? Sriwijaya. Aku tidak mau Sriwijaya FC ini jelek namanya," katanya.
Mantan Wakil Ketua DPRD Pagaralam tak ingin kejadian Manajamen Sriwijaya tidak sanggup bayar gaji yang akhirnya pemain menuntut.
"Saya tidak mau seperti itu. Aku pingin manajemen di bawah aku sebagai manajernya. Manajemen keuangannya sehat, kondusifnya di lapangan. Itu berdampak dengan hasil," kata Fadli yang sebelumnya diberikan amanah menjadi Manajer Tim SFC U20.
Ia mengatakan akan berusaha jangan tambal sulam. Kalau seumpaman ini sudah dilakukan tapi hasilnya masih kurang baik. Ya itu sudah maksimal.
"Berpikir gak kamu kira-kira, misalnya kita sudah pastikan kontrak, sudah tanda tangan bukan murah itu tanda tangan. Tiba-tiba dalam seminggu kemudian PT Liga ngomong tidak jadi. Kontrak itu Legal Standing, dia tuntut siapa yang gak bayar," kata Fadli.
Untuk itulah ia nengajak sabar harus menunggu kepastian membentuk tim yang bagus, jangan gegabah. Ia mengaku tidak ingin ini menjadi cara dirinya mendapatkan nama di Sriwijaya FC.
"Aku ingin nama aku besar karena memang hasil positif yang diraih Sriwijaya. Dampak dari hasil bekerja. Aku tidak mau menunggangi Sriwijaya itu tunggangan untuk mendapatkan nama besar aku;" ujar Fadli yang juga Dewan Pembina Pengprov PBSI Sumsel ini.