Kasus Aborsi
TUkang Pecel Buka Usaha Sampingan, Hellodok.web.id, Cari Mangsa via Calo: Sekali Beraksi Rp 5 Juta
.Pelakunya merupakan pasangan suami istri yang dikenal warga sebagai pedagang gado-gado atau pecel.
Dia tidak mengetahui secara pasti, apakah usaha kuliner yang dijalankan pasutri tersebut masih beroperasi atau tidak.
Aktivitas keduanya selama ini memang cukup sibuk, bahkan saking sibuknya, mereka jarang berinteraksi dengan tetangga dekat rumah.
"Makanya kita kaget gerebek-grebek, padahal kita enggak tahu apa-apa," ucap Bonim.
Bonim menjelaskan, pasutri ST dan ER sudah tinggal di kediamannya sejak sekitar delapan tahun. Sejak saat itu, mereka cenderung tertutup dengan warga sekitar.
"Semenjak dia tinggal di sini juga saya belum pernah masuk ke rumah dia, makanya kita enggak begitu deket," jelasnya.
Meski kurang begitu akrab, Bonim menilai pasutri tersebut cukup baik dengan warga sekitar. Mereka kerap berbagi sesuatu meski tidak berinteraksi secara intens.
"Kalau ngobrol kaga, soalnya dia asal pulang sore, pergi pagi pulang sore gitu, sama tetangga baik kalau ada apa-apa bagi," tuturnya.
Tarif Rp 5 Juta
Tersangka ST dan ER mematok harga jutaan Rupiah untuk sekali melakukan praktik aborsi ilegal.
"Tarifnya yang dia terima Rp 5 juta rupiah," kata Yusri.
Namun, dalam melancarkan aksinya, tersangka juga memanfaatkan peran calo.
Bahkan, Yusri mengungkapkan calo tersebut mendapat keuntungan lebih besar dibandingkan ST dan ER.
"Ada pembagiannya. Rp 5 juta si korban membayar. Rp 3 juta untuk calo dan Rp 2 juta untuk yang melakukan tindakan," ujar dia.
Pasangan suami istri itu mengaku sudah lima kali melakukan praktik aborsi ilegal di kediamannya.
Namun, keduanya ternyata tidak memiliki latar belakang di dunia kedokteran. Tersangka hanya belajar melakukan aborsi dari tempat dia bekerja sebelumnya.