Resmi Raih Sertifikat WBTB, Disbud Kota Palembang Dorong Pengembangan Usaha Pengrajin Tanjak

Kemendikbud RI menetapkan Tanjak sebagai warisan budayatak benda (WBTB), Disbud Kota Palembang dorong perajin tanjak menjadi UMKM maju

Penulis: maya citra rosa | Editor: Azwir Ahmad
sripoku.com/maya
Kepala Disbud Palembang, Zanariah belajar membuat batik Palembang di Rumah Batik Agus Sariyadin, Rabu (10/2/2021). 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) RI meresmikan Tanjak Palembang sebagai warisan budaya tak benda (WBTB),pada 8 Oktober tahun 2019 lalu.

Gubernur Sumsel, H Herman Deru pun mengajak masyarakat untuk peduli terhadap Tanjak Palembang, dan membuat ornamen Tanjak di gapura Griya Agung dan juga di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring.

Menyusul keluarnya sertifikat WBTB, Pemerintah Kota Palembang dalam hal ini Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Palembang merespon dengan memberikan perhatian kepada pengrajin tanjak Palembang.

Kepala Disbud Palembang, Zanariah mengatakan bahwa saat ini pihaknya sedang mencari kelompok-kelompok pengrajin tanjak, sebagai bentuk sosialisasi lanjutan setelah penetapan WBTB Tanjak Palembang.

Salah satunya mengunjungi Pengrajin Batik dan Tanjak Palembang, Agus Sariyadin Warga Talang Betutu Komplek Griya Duta Lestari Palembang, Rabu (10/2/2021).

Selama ini pengrajin tanjak yang terbuat dari songket ada di kawasan Kelurahan Tuan Kentang Palembang.

Namun ternyata Tanjak juga bisa dibuat dari kain batik dengan berbagai motif khas Palembang.

"Kita sudah melihat ternyata tanjak juga bisa dibuat dari kain batik dengan motif ciri khas Palembang, ini akan kita kembangkan dan terus sosialisasikan kepada masyarakat," ujarnya.

Selanjutnya, Zanariah akan merekomendasikan pengrajin Tanjak dan batik Palembang ini kepada dinas terkait untuk dapat mengembangkan usahanya lebih maju lagi.

Tidak hanya itu, pendampingan kepada pengrajin tanjak Palembang juga dapat dimulai dari tingkat kelurahan dan kecamatan.

"Seperti nantinya akan ada pelatihan lanjutan, bisa membantu dari segi pendanaan UMKM," ujarnya.

Menurut pengrajin tanjak dan batik Palembang, Agus Sariyadin, biasanya orang mengenal tanjak terbuat dari kain songket.

Padahal sebenarnya tanjak dapat dibentuk dari kain dasar batik, dengan kreatifitas beragam motif ciri khas Palembang.

"Iya kita selama ini kenal kalau tanjak itu dari kain songket, tapi kita ingin mengenalkan bahwa tanjak dengan motif batik juga sangat menarik," ujarnya.

Agus menjelaskan tanjak yang terbuat dari batik palembang ini memiliki motif dengan ciri khas, diantaranya terdapat motif bintang, kembang, titik tujuh dan sembilan.

Motif tersebut berbeda dengan batik khas jawa, dimana motif khas Palembang berdasarkan sejarah Sungai Batang Hari Sembilan dan lambang kota Palembang.

Dia berharap dengan adanya kunjungan ini, dapat menjadi semangat bagi Pengrajin tanjak dan batik di Palembang.

"Juga harapannya dapat membantu masyarakat di sekirar sebagai mata pencaharian," ujarnya.

Harga tanjak dari kain batik dengan panjang 1 x 1 meter yaitu Rp.100.000, namun jika sudah dibentuk menjadi tanjak harganya antara Rp.150.000 - Rp.250.000.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved