Teror KKB Papua, Pemkab Intan Jaya Sosong, Sudah 2 Bulan tak Ada yang Berani Ngantor
Sejak awal tahun lalu, Pemerintahan Intan Jaya masih sepi. Para pegawai dan pejabat masih tak berani untuk datang ke kantor.
SRIPOKU.COM - Sejak awal tahun lalu, Pemerintahan Intan Jaya masih sepi.
Para pegawai dan pejabat masih tak berani untuk datang ke kantor.
Imbasnya pemerintahan tak jalan maksimal.
Aksi teror Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua menjadi penyebabnya.
Akibatnya situasi Kabupaten Intan Jaya saat ini belum kondusif, pejabat pemerintan kabupaten (Pemkab) masih belum berani ke kantor.
Terlebih lagi setelah KKB Papua menembak mati dua anak buah Jenderal Andika Perkasa baru-baru ini.
Aparat setempat juga telah mengerahkan 100 pasukan Brimob untuk membantu pengamanan Kabupaten Intan Jaya.
Berikut Sripoku.com rangkum dari Surya.co.ic update kondisi Intan Jaya, Minggu (7/2/2021)
1. Pemkab belum berani ke kantor
Situasi keamanan di Kabupaten Intan Jaya, Papua, kurang kondusif karena ulah KKB Papua dalam beberapa bulan terakhir.
Upaya penegakan yang dilakukan aparat keamanan menemui kendala karena pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Intan Jaya tidak ada di tempat.
Kapolres Intan Jaya AKBP I Wayan G Antara mengatakan, Bupati Intan Jaya Natalis Tabuni diduga belum pernah berada di kantor sejak 2021.
"Pemerintahan tidak jalan, bupati dengan bawahannya tidak ada yang di tempat. Terakhir beliau naik waktu peresmian kantor bupati pada akhir Desember 2020, sampai sekarang belum kembali lagi," ujar Antara saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (5/2/2021).
Antara mengaku kesulitan membina masyarakat karena tak ada dukungan dari pemerintah setempat.
Namun, Wayan memahami situasi keamanan yang kurang kondusif membuat Bupati Intan Jaya dan jajarannya enggan berada di Distrik Sugapa, ibu kota Kabupaten Intan Jaya.
"Yang bisa bertahan memang cuma kita saja, polisi dengan TNI, karena faktor keamanan Pemdanya tidak ada," kata dia.
2. Kota Sugapa cukup kondusif
Namun Wayan memastikan, khusus di dalam Kota Sugapa, situasi cukup kondusif.
Masyarakat pun secara rutin tetap melakukan aktivitas sejak pagi hingga sore hari.
"Masyarakat seperti biasa saja, kalau hari pasar pada Selasa dan Junat mereka tetap jualan hasil kebun," kata dia.
3. Kerahkan 100 pasukan Brimob
Untuk menjaga keamanan di Sugapa, Polres Intan Jaya dibantu 100 personel Brimob Polda Riau rutin melakukan patroli jalan kaki.
"Antisipasinya kita setiap hari patroli jalan kaki, ada BKO Brimob dari Polda Riau, ada 100 personel, kita amankan wilayah kita di dalam kota saja.
Kadang kita bikin strong point di pertigaan dan penempatan untuk mengantisipasi masyarakat yang mencurigakan," paparnya.
4. Pelayanan publik terkendala
Sementara itu, Pastor Yustinus Rahangiar selaku pimpinan perwakilan gereja katolik di Intan Jaya saat dihubungi dari Jayapura mengungkapkan, pelayanan publik di Intan Jaya terkendala karena kondisi keamanan yang tidak kondusif.
Menurut dia, sejauh ini pelayanan pendidikan dan pemerintahan di Intan Jaya tidak berjalan baik.
"Masyarakat ketakutan untuk beraktivitas seperti biasanya. Hal ini disebabkan kondisi keamanan yang tidak stabil dengan aksi-aksi penembakan," tuturnya.
5. Penyebab pemerintahan tidak berjalan optimal
Sementara itu, Kepala Bagian Humas dan Protokoler Setda Intan Jaya Belkius Kelly Kabak mengaku tak bisa menjawab secara gamblang soal ketidakhadiran pejabat Pemkab Intan Jaya di kantor.
Namun, ia menyebut tidak kondusifnya situasi keamanan membuat pemerintahan tidak berjalan optimal.
"Bukan Pemdamya tidak ada di tempat, tapi memang situasi hari ini seperti itu (keamanan kurang kondusif), kita sesuaikan dengan fungsional yang ada," kata dia.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Update Situasi Intan Jaya di Tengah Aksi KKB Papua: Pemkab Tak Berani Ngantor, 100 Brimob Dikerahkan,