Sirhani Rasakan Manisnya Hasil Budidaya Porang, Terinspirasi Dari Youtube

Budidaya Porang menjanjikan hasil lebih menarik, kendati memerlukan modal awal yang cukup besar.

Penulis: Alan Nopriansyah | Editor: Azwir Ahmad
sripoku.com/alan
SRIPOKU.COM/ALAN NOPRIANSYAH Kebun Porang : Kebun porang di Kecamatan Buay Pemaca, Kabupaten OKU Selatan Sumatera Selatan, Minggu (7/2/2021). 

SRIPOKU.COM, MUARADUA - Petani di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS) kini punya peluang mendapatkan penghasilan usaha tani yang menggiurkan melalui budidaya Porang Amorphophalus muelleri).

Walaupun  membutuhkan modal lebih dari tanaman palawija umumnya, namun dalam jangka waktu 6 bulan akan mendapatkan penghasilan yang luar biasa.

Sirhani Aziz, petani di kawasan Buay Pemaca OKU Selatan telah membuktikan besarnya hasil diperoleh dari budidaya tanaman yang menghasilkan buah dan umbi tersebut.

Dia mengaku terinspirasi untuk menanam Porang setelah melihat dari tayangan di You Tube, tergiur dengan hasil yang dijanjikan dia pun memulai menanam porang.

"Awalnya 3 kwintal bertahap total 7 kwintal bibit dengan harga pertama Rp 245 ribu per kilo, alhasil modal bibit sudah lebih dari 100 juta,"ujar Sirhani kepada Sripoku.com, Minggu (7/2).

Menurutnya, meskipun modal cukup tinggi namun bertani porang memberi hasil lebih menjanjikan.
Sirhani menyebutkan, biaya yang cukup besar diperlukan khususnya untuk awal persiapan bibit. Kemudian selebihnya untuk pupuk dinilai tidak seberapa mengingat cukup menggunakan pupuk organik Rp 20 ribu per karung porang telah tumbuh subur.

Sirhani menceritakan, dia mulai menanam sejak Oktober 2019 lalu di lahan seluas kurang lebih 2 hektare. Singkat ceritan, saat panen pertama bulan Februari, pada Maret 2020 ia telah menghasilkan ratusan juta dari panen awal buah katak.

"Sebenarnya waktu itu kalau ditahan dulu bisa menjual Rp 350 ribu hingga Rp 400 ribu per kilo, namun saat itu ketika harga mencapai Rp 200 ribu sudah buru-buru dijual,"ujarnya.

Sebagai orang yang telah terjun langsung membudidayakan tanaman porang, mantan petani jagung ini merincikan dari hasil buah katak dan umbi porang khususnya di wilayah OKU Selatan bisa menghasilkan sepuluh kali lipat dari modal.

Dia sebutkan buah katak dapat dipanen lebih dari satu kali sejak berusia 5 hingga 6 bulan sekali, belum lagi umbi porang minilam Rp 10 ribu per kilo yang diperkirakan dapat menghasilkan diatas 5 ton dalam satu hektare lahan.

Mantan kepala KUA ini mengatakan, khusus untuk tanaman porang yang kerdil tidak termasuk dalam produksi dibiarkan mati batang, setelah itu umbinya dapat dijadikan untuk bibit yang dijual mencapai 60 ribu per kilo.

"Jadi untuk yang tumbuh kerdil kita tidak juga rugi, memang tidak dalam produksi umbi, namun nantinya dapat dijual sebagai bibit, harganya Rp 60 ribu per kilogram,"jelasnya.

Sebagai wilayah yang memiliki kualitas tanah yang subur Kabupaten OKU Selatan, Provinsi Sumatera Selatan bertani porang memiliki keuntugan tersendiri. Seperti hanya menggunakan pupuk kompos organik dan penanaman dapat dilakukan penanaman yang rapat.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved