Disebut Sebar Uang ke DPC Demokrat, Moeldoko Berkilah”Mau Sejahterakan Pegawai KSP Saja Enggak Bisa”
Kuatnya serangan terhadap Moeldoko Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) terkait rencana kudeta tidak membuat Kepala Staf Presiden ini hilang akal.
"Saya enggak peduli itu siapa, wong saya itu hanya datang, ngobrol saja," akunya.
Sebelumnya, Herman Khaeron, Kepala Badan Pembinaan Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (BPOKK) DPP Partai Demokrat menyatakan, partainya masih mendalami kelompok yang diduga ingin mengambil paksa partai berlambang mercy itu.
Dewan Kehormatan dan Mahkamah Partai akan bekerja 1 sampai 2 minggu untuk merespons laporan dari beberapa DPC.
"Pertemuan terakhir tentu kami juga berkoordinasi dengan dewan kehormatan partai dan mahkamah partai."
"Dalam 1 sampai 2 minggu ini akan bekerja."
"Kemudian berita acara untuk yang sudah dipanggil," kata Herman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/2/2021).
Dalam prosesnya, Demokrat menemukan adanya aliran dana yang diduga untuk menyuap DPC, untuk terlibat dalam 'gerakan kudeta' Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Dari laporan yang diterima dari para saksi dan pelapor, besaran aliran dana yang dijanjikan ke setiap DPC sebesar Rp 100 juta.
"Kepada DPC janjinya 100 juta per DPC."
"Bahkan beberapa DPC sudah diberikan uang. Sudah disebarkan," ungkapnya.
Sudah Pegang 2 Parpol Lain untuk Usung Capres 2024
Partai Demokrat mengungkap pihak yang berupaya mengambil alih paksa partai tersebut, memang bertujuan mengusung calon presiden (capres) di Pilpres 2024.
Mereka juga disebut sudah menyiapkan dua partai lain untuk bisa lolos presidential threshold 20 persen.
Hal itu diungkapkan Kepala Badan Komunikasi dan Strategi (Bakomstra) DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra, dalam diskusi virtual bertajuk 'Politik Belah Bambu Menyasar Partai Demokrat', Selasa (2/2/2021).
"Jadi sudah ada dua partai lain untuk mendukung."