Pilkada Palembang Tetap 2024, Pengamat: Petahana Diprediksikan Kesulitan, Ini Peyebabnya
Pilkada Palembang dilaksanakan 2024, maka semua sama-sama berpeluang, dan paling berpeluang dari luar (bukan pemerintahan atau petahana)
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Pilkada serentak kota Palembang, yang direncanakan tetap dilaksanakan pada tahun 2024 oleh pemerintah, jelas akan memberi peluang bagi kandidat diluar kekuasaan saat ini yang masih menjabat untuk kursi Palembang 1 atau Walikota.
Termasuk Wakil Walikota Palembang Fitrianti Agustinda alias Finda, yang masa jabatannya sendiri akan berakhir pada 2023 mendatang.
Menurut pemerhati politik Sumsel Bagindo Togar Butar Butar, dengan Pilkada Palembang dilaksanakan pada 2024, maka semua kandidat yang bertarung tetap memiliki peluang yang sama besar untuk menjadi pemenang.
"Kalau Pilkada Palembang dilaksanakan 2024, maka semua sama- sama berpeluang, dan paling berpeluang dari luar (bukan pemerintahan atau petahana)," kata Bagindo, Rabu (3/2/2021).
Dijelaskan Bagindo, mengapa para petahana khususnya Finda yang notabanenya Wakil Walikota Palembang saat ini, dikarenakan faktor psikologi setelah tidak menjabat, karena masa jabatannya sudah berakhir.
"Mereka selama ini dimudahkan jabatan publik diembannya selama ini, kalau tidak lagi menjabat tidak biasa. Tapi yang dari luar lebih mudah membiasakannya dirinya untuk bertarung," tuturnya.
Diakui Direktur Eksekutif Forum Demokrasi Sriwijaya (Fordes) ini, jika hal ini pernah terjadi di Pilkada DKI Jakarta pada 2017 lalu, dimana saat itu orang luar dalam hal ini Anies Baswedan bersama Sandiaga Uno berhasil menumbangkan petahana saat itu.
"Anies mengalahkan Ahok, dari orang luar meski tak dipungkiri ia pernah menjabat menteri pendidikan sebelumnya," tuturnya.
Bagaimana dengan mereka- mereka yang selama ini pernah bertarung di Pilkada Palembang sebelumnya, seperti Sarimuda dan Mularis Djahri, apakah tetap memiliki peluang, ia menilai peluang keduanya hampir dipastikan sulit bersaing.
"Susah, sebab mengalahkan psikologi traumatik akan susah menghilangkannya. Seperti Mularis dan Sarimuda yang kalah sudah beberapa kali, mengingat juga modal yang dikeluarkan bukan kecil," tandasnya.
Maka dari itu, para kandidat yang berada diluar kekuasaan saat ini, sudah terbiasa membiasakan diri dan terus bergerilya mencari dukungan partai nantinya.
"Jadi tinggal bagaimana mereka melakukan pendekatan ke masyarakat, dan paling utama mendapatkan dukungan partai politik nantinya sebagai kendaraan maju di Pilkada," tukasnya.
Terpisah ketua DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) kota Palembang Sutami Ismail menerangkan, jika partainya dengan kursi di DPRD Palembang sebanyak 6 kursi, memiliki peluang untuk memajukan kadernya sebagai balon nantinya baik Walikota ataupun Wakil Walikota.
Untuk itu, sejumlah kadernya yang dinilai potensial untuk segera melakukan sosialisasi ke masyarakat, agar dikenal dan mendapat dukungan nantinya.
"Dari sekarang kita sudah minta kader untuk jualan, dalam artian mensosialisasikan dirinya ditengah maayarakat. Nanti partai akan memantau dan melakukan survei, siapa yang layak," pungkasnya.
Sekedar informasi saat ini sejumlah kandidat mulai menabar pesona, baik dari wakil walikota saat ini Fitrianti Agustinda, kemudian kalangan birokrat Sekda Palembang Ratu Dewa ataupun Sekda Sumsel Nasrun Umar.
Lalu ada mantan birokrat seperti mantan Kepala BPBD Sumsel yang juga ketua SOKSI Sumsel Yulizar Dinoto, Sarimuda, hingga politisi PKS Mgs Saiful Padli, ketua DPRD Palembang Zainal Abidin.