Isu Kudeta Partai

Gaduh Partai Demokrat Tak Ada Manfaatnya, Marzuki Alie: Kader Jangan Cengeng

Politisi PDI Perjuangan mempertanyakan manfaat bagi publik atas kegaduhan internal partai, sementara Marzuki Alie minta tuduhan dibuktikan.

Editor: Sutrisman Dinah
Warta Kota
Mantan Ketua DPR RI Marzuki Alie. 

SRIPOKU.COM -- Politisi PDI-Perjuangan dan mantan Wakil Gubernur DKI Djarot Syaiful Hidayat, sebelumnya meminta isu adanya upaya pendongkelan kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono di Partai Demokrat, hendaknya tidak membuat situasi semakin gaduh.

Saat ini masyarakat dan pemerintah melakukan kerja nyata untuk wabah virus corona atau Covid-19 yang penularannya semakin meningkat. Untuk itu, upaya menekan merebaknya wabah pandemi di Tanah Air tidak diganggi isu yang tak bermanfaat.

Dikatakan, isu yang disebut "kudeta" sebenarnya urusan internal partai, apabila dikatakan perlawanan terhadap kepemimpinan Agus Harimurti melibatkan kader senior partai. "Apa manfaatnya bagi masyarakat atas kisruh ini, tidak ada kan?" kata Djarot seperti dikutip Tribunnews, Selasa kemarin.

Baca juga: Moeldoko Disebut AHY Ikut dalam Isu Kudeta di Tubuh Partai Demokrat: Jangan Sebut Nama Pak Jokowi

Baca juga: Marzuki Alie Kirim WA ke SBY, Tak Terima dituduh Jadi Bagian Kelompok Kudeta Partai Demokrat

Sementara itu, mantan ketua DPR RI yang juga mantan Sekjen Partai Demokrat Marzuki Alie, membantah apabila ia disebut ikut dalam upaya "kudeta" jabatan Ketua Umum Agus Harimukti.

Marzuki Alie mengatakan, akhir-akhir ini ia disibukkan dengan dunia pendidikan. Saat ini menjabat sebagai rektor di salah satu lembaga pendidikan yang didirikannya.

"Kalau disebut- sebut (nama Marzuki Alie) dari dulu disebut- sebut, karena seksi nama Marzuki Alie itu, kalau tidak ada nama Marzuki Alie gerakan itu kurang menarik. Jadi disebut nama Marzuki Alie, tapi biarkan saja," kata Marzuki Alie kepada Tribun Sumsel, Selasa kemarin.

Marzuki Alie Ia menyayangkan ada tudingan "kudeta" pucuk pimpinan partai, karena istilah kudeta di dalam partai itu tidak pernah ada. "Kudeta itu mana, istilah kudeta di dalam partai, dan itu tidak adalah," kata mantan direksi PT Semen Baturaja ini.

Dikatakan, ia tidak ingin lagi bergelut didunia politik, dan memilih dunia pendidikan. "Kita tidak menginginkan perubahan pucuk pimpinan partai Demokrat saat ini, karena urusan saya saat ini banyak. Urusan aku ini kampus saja, berapa ribu mahasiswa yang diurus," katanya

Dalam kesempatan itu, Marzuki Alie mengingatkan kepada pengurus Partai Demokrat saat ini agar bisa mengatasi persoalan dan dan tidak berpikiran pendek dalam menyikapi isu ini. "Di politik, ini (berbeda pendapat) biasalah, jangan risih, dan (jangan) cengenglah," katanya.

Tanggapan ini disampaikan terkait dengan pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Senin lalu. Agus Harimurti menyebutkan bahwa saat kepemimpinan partai sedang diincar untuk diambil orang di lingkaran kekuasaan Presiden Joko Widodo.

Kemudian, dalam konferensi pers yang dihadiri sejulah wartawan, Agus menjelaskan tentang kronologis dan sosok yang ikut bergabung dalam gerakan "kudeta" itu.

Agus pun membeberkan siapa saja yang ingin akan merebut paksa Partai Demokrat. Kemudian, Agus Harimurti menyebut pejabat di lingkungan Istana Kepresiden dan sejumlah kader partai yang melakukan pertemuan untuk menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat.

Kemudian, dari kalangan Istana tersebut, muncul nama Kepala Staf Kepresidenan Jenderal Purn Moeldoko. Sementara nama kader Demokrat yang diduga terlibat, adalah mantan Ketua DPR Marzuki Alie, anggota DPR Johni Allen Marbun.

Nama lainnya adalah mantan anggota Komisi V DPR Nazaruddin, yang juga mantan Bendahara Umum Partai Demokrat. Nazaruddin tersandung sejumlah kasus korupsi, menerima gratifikasi proyek nasional, dan mendekam di penjara.

Selanjutnya, disebutkan nama dan pendiri Partai Demokrat M Darmizal.

Kepala Badan Komunikasi Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra mengatakan, untuk kader yang terlibat tersebut akan ditindaklanjuti sesuai mekanisme dan proses yang diatur AD/ART. 

Menurut Herzaky, laporan atas gerakan itu tetap akan dimintai pertanggung -jawaban.

Menurutnya, kader-kader yang terlibat akan diungkap kepada masyarakat, jika proses di Mahkamah Partai sudah selesai dijalankan. "Jika memang diperlukan, akan kami ungkap ke publik. Biarkan Dewan Kehormatan dan Mahkamah Partai kami menuntaskan pekerjaannya dulu," katanya.

"Siapa kader dan mantan kader yang terlibat, bukanlah hal yang patut membuat kita semua risau," sambung Herzaky. (tribun network/seno/tribun sumsel/ Arief Basuki Rohekan)

Pengamat Khawatir “Doa Kudeta” Jadi Kenyataan, Empat Faksi Partai Demokrat Dukung Moeldoko

Pengamat politik khawatir isu “kudeta” Partai Demokrat menjadi gerakan politik semakin solid, sehingga “doa kudeta” Agus Harimurti Yudhoyono menjadi kenyataa.

SRIPOKU.COM --

, JAKARTA - Pengamat politik dan hukum dari Universitas Nasional (Unas) Jakarta,  Saiful Anam mengaku prihatin terhadap gejolak yang dialami partai Demokrat saat ini.

Keluh kesah yang ditunjukkan Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY dengan menyebut dirinya akan dikudeta menunjukkan kepemimpinannya yang belum matang dan rapuh.

"Apalagi dengan menyebutkan ada orang Istana yang diduga terlibat dan dibalik kudeta dimaksud.

Hal itu tentu membingungkan berbagai pihak.

Apa manfaatnya ngurus partai sekelas PD bagi Istana," ujar Saiful Anam dalam keterangannya, Selasa (2/2/2021).

Ia mengungkapkan, kudeta partai Demokrat hanya bisa dilakukan dari internal.

Sumber: marzuki-alie-dan-moeldoko-beri-tanggapan-saat-namanya-disebut-terlibat-dalam-kudeta-partai-demokrat

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved