Virus Corona
"SEBELUM Terlambat, Pulau Jawa Urgent," Epidemiolog Australia: BErlakukan Lockdown
epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengatakan, intervensi yang dilakukan pemerintah hingga saat ini jauh dari kata memadai
SRIPOKU.COM, JAKARTA--Presiden Joko Widodo mengakui penerapan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat ( PPKM) untuk menekan laju penularan Covid-19 tidak efektif. Menanggapi hal itu, epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengatakan, intervensi yang dilakukan pemerintah hingga saat ini jauh dari kata memadai untuk menekan laju penularan Covid-19.
"Artinya intervensi yang dilakukan hingga saat ini jauh dari memadai dan tidak sebanding dengan besarnya masalah yang sedang terjadi,” kata Dicky kepada Kompas.com, Senin (1/2/2021). "Kebijakan yang tidak berbasis data yang valid dan juga sains semakin menjauhkan efektivitas strategi yang dipilih," ucapnya.
Padahal, menurut Dicky, kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sesuai dengan regulasi di dalam Undang-Undang karantina kesehatan adalah lockdown versi Indonesia. Oleh sebab itu, dengan terus menyebarnya penularan, menurut Dicky, strategi lockdown adalah kebijakan yang bisa dipilih meskipun terlambat. Strategi ini, menurut dia, dapat dilakukan pada wilayah kota, kecamatan, kelurahan hingga RW yang memiliki klaster terbanyak atau jumlah kasus lebih dari atau sama dengan 50 kasus.
Dalam kebijakan itu, nantinya masyarakat tidak diperkenankan melakukan aktivitas apa pun. Namun, di sisi lain, pemerintah harus tetap memberi penguatan 3T (testing, tracing, and treatment). "Dan jangan lupa dukungan pada masyarakat rawan ekonomi, disertai tes skala luas di masyarakat, pelacakan kasus dan isolasi serta pelaksanaannya tentu harus dikoordinasikan dengan pemerintah pusat," kata Dicky. "Ini urgent dan timing-nya sudah terpenuhi untuk Pulau Jawa, sebelum terlambat," ucap dia.
Sebelumnya, Jokowi mengakui penerapan kebijakan PPKM yang berjalan pada 11 hingga 25 Januari 2021 belum efektif dalam menekan laju penularan Covid-19. "Yang berkaitan dengan PPKM tanggal 11-25 Januari, kita harus ngomong apa adanya ini tidak efektif. Mobilitas juga masih tinggi karena kita memiliki indeks mobility-nya. Sehingga di beberapa provinsi, (kasus) covid-nya tetap naik," kata Jokowi melalui video yang diunggah akun YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (31/1/2021).
Ia mengatakan, implementasi PPKM tak mampu membatasi aktivitas dan mobilitas masyarakat. Karena itu, Jokowi meminta ke depannya implementasi PPKM diperkuat dan para menteri serta kepala lembaga terkait benar-benar mengetahui kondisi lapangan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jokowi Akui PPKM Tak Efektif, Epidemiolog Usul Lockdown Diikuti Kebijakan Ini..", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2021/02/01/10420861/jokowi-akui-ppkm-tak-efektif-epidemiolog-usul-lockdown-diikuti-kebijakan-ini?page=all#page2.
Penulis : Irfan Kamil
Editor : Bayu Galih
100 KALI Lebih Kuat, Kandungan Utama pada Teh Hujau Ini, Diyakini Bisa Hambat Covid-19 |
![]() |
---|
Viral, Laporan Sementara Penyelidikan Asal Usul Covid-19 Akan Dibatalkan WHO |
![]() |
---|
INDONESIA Sudah Jebol, Ditemukan 2 Kasus Penularan Virus Corona Baru Asal Inggris |
![]() |
---|
Satgas Targetkan Covid-19 dapat Terkendali 17 Agustus 2021, Analisa FKMUI September 2021 |
![]() |
---|
VAKSIN Bermunculan, Corona Kini'Ganti Baju' Bikin Cemas Eropa:'Mengkhawatirkan' |
![]() |
---|