Berita Palembang
Mahasiswa Kuliah Daring, Kantin di Kampus Kena Imbas, Pedagang : Omzet Turun 150 Persen
Meski demikian beberapa mahasiswa masih tampak beraktivitas di kampus karena masih ada mata kuliah praktikum yang tak bisa ditinggalkan.
Penulis: Jati Purwanti | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Aktivitas perkuliahan masih berlangsung dengan sistem daring.
Meski demikian beberapa mahasiswa masih tampak beraktivitas di kampus karena masih ada mata kuliah praktikum yang tak bisa ditinggalkan.
Beralihnya sistem perkuliahan sejak Maret tahun lalu akibat pandemi Covid-19 juga berimbas pada pedagang di kantin kampus.
Misalnya di kantin kampus Universitas Sriwijaya kampus Palembang atau lebih dikenal dengan kantin pantai, hanya ada tiga pedagang saja yang berjualan.
Pengunjungnya pun didominasi mahasiswa yang sekadar mencari makan siang, mengobrol atau bermain gaple.
Salah satu pedagang di kantin, Nurhayati mengakui omzet penjualan makanan di lapaknya menurun drastis bahkan hingga 150 persen.
"Sekarang dak biso diomongke lagi (tidak bisa dikatakan lagi). Jauh nian (pendapatan dari berjualan di kantin)," ujar Nurhayati, Senin (25/1/2021).
Pemilik lapak Cek Aini ini mengatakan baru mulai berjualan lagi di kantin sejak awal Januari lalu.
Sebelumnya dia terpaksa menutup lapak sejak ada imbauan penutupan kantin seiring dengan pengalihan aktivitas perkuliahan ke sistem online.
Beruntung, Nurhayati tak diminta uang sewa oleh pihak kampus saat membuka kembali warung makannya.
"Saya jualan di sini dari 2018. Di awal usaha susah merintis, sekarang malah lebih susah," kata dia.
Kendati sepi pembeli, Nurhayati tak menaikkan harga makanan yang dijualnya.
Adapun menu makanan yang disediakannya yaitu nasi goreng, gado-gado, siomay dan aneka minuman ringan.
Dia menyebutkan, kebanyakan mahasiswa yang membeli makanan buatannya bukan merupakan mahasiswa UNSRI melainkan mahasiswa di Politeknik Negeri Sriwijaya.
Dengan kehadiran mahasiswa ini, kata Nurhayati, membuat kantinnya lumayan ramai pengunjung.