Vaksin Covid 19

TERBONGKAR SEMua MEski Ditutup-tutupi, GAgalnya Vaksin Perdana Pfizer:5 Hari Usai Disuntik Meninggal

dokter rumah sakit yang bertanggung jawab atas panti jompo itu tidak dihubungi oleh tim vaksinasi.

Editor: Wiedarto
Ivan Alvarado / Reuters/aljazeera/wertakota
Dampak Vaksin Virus Corona terhadap sejumlah dokter dan tenaga medis. Mereka merasalah alergi parah. Foto: seorang petugas kesehatan menerima dosis vaksin Pfizer-BioNtech di rumah sakit Pusat Posta di Santiago, Chili. 

SRIPOKU.COM-Setahun setelah wabah Covid-19 menyebar di seluruh dunia, untuk saat ini dunia fokus dalam pengembangan vaksin Covid-19.

Ada beberapa negara yang berlomba-lomba mengembangkan vaksin.Negara-negara Eropa terutama Jerman pun tidak absen dalam hal ini.

Calon vaksin terkuat mereka adalah Pfizer/BioNTech, yang kemudian didistribusikan ke negara Eropa lain.

Salah satunya adalah ke Swiss. Rupanya, ada berita menarik mengenai penggunaan calon vaksin Covid-19 di Swiss.

Dikutip Tribunmedan.com dari Intisari Online, pada 24 Desember kemarin, sosok kakek ini divaksinasi dengan Pfizer/BioNTech.

Namun hanya dalam rentang waktu seminggu saja, ia meninggal dunia di panti jompo tempatnya tinggal di Lucerne, Swiss.

Rupanya, ada beberapa hal yang dirahasiakan oleh panti jompo tempatnya tinggal.

Hingga saat ini, otoritas Swiss masih menampik hubungan kematiannya dengan suntik vaksin Covid-19.

Dikutip dari Zeitpunkt.ch, media lokal Swiss, dokter rumah sakit yang bertanggung jawab atas panti jompo itu tidak dihubungi oleh tim vaksinasi.

Hal itu menyebabkan para dokter tidak mengetahui penyebab asli mengapa anggota panti jompo ada yang meninggal setelah disuntik vaksin Covid-19.

Kakek itu menderita demensia, lalu mengeluh sakit perut dan saluran kencing pada Sabtu kemarin.

Selanjutnya, tekanan darahnya menurun dan denyut nadinya melonjak.

Keesokan harinya dokternya malah baru diberitahu, tapi pasien meninggal tidak lama kemudian.

Setelah kakek tersebut meninggal barulah diketahui, jika ia mengalami reaksi negatif terhadap vaksinasi flu yang sebelumnya dilaksanakan.

Kakek itu tenang, tapi perutnya mengeras dan mengalami sakit dengan tekanan luar biasa.

Senin sebelumnya, panti jompo tidak melaporkan kondisi pasien tersebut, dan dokter baru mengetahui kondisi umum pasien yang memburuk pada Selasa setelahnya.

Pasien itu sebelumnya terhitung sehat, tapi bisa meninggal tanpa vaksinasi.

Sampai saat ini Swiss telah menerima 107 ribu dosis vaksin, dan mengharapkan mendapat 250 ribu lagi dimulai tahun depan seperti dikutip dari Reuters.

Negara itu sudah mencatat 5 kasus varian virus Corona dari Inggris dan 2 kasus varian Afrika Selatan.

Kasus kematian setelah menerima vaksinasi Covid-19 juga terjadi di Israel.

Tercatat lansia berumur 75 tahun juga meninggal setelah mendapat vaksinasi Covid-19.

Namun kematiannya sudah dipastikan berasal dari serangan jantung dan bukan karena vaksinasi.

Sementara itu dituliskan di New York Times, BPOM Amerika Serikat (FDA) telah menuliskan daftar efek samping yang bisa terjadi beberapa hari pertama setelah vaksinasi Pfizer/BioNTech.

Fokus FDA adalah reaksi alergi akut, yang juga terjadi pula dengan vaksin Moderna.

Sistem laporan efek samping vaksin dari CDC AS tunjukkan tingkat keracunan bisa terjadi 2.8% dalam 5 hari setelah vaksinasi dengan bahan dari Pfizer/BioNTech.

Artinya dalam kasus 112.807 vaksinasi, akan ada 3.150 "Kejadian Dampak Kesehatan" yang terjadi, yang bisa meliputi tidak bisa bekerja dan sampai memerlukan pengobatan medis.

Angka 2.8% bukanlah angka yang kecil, terutama untuk negara dengan jumlah populasi kecil seperti Swiss dan negara Eropa lain.

Disebutkan jika seluruh populasi Swiss divaksinasi, maka akan ada tambahan kasus penyakit sebesar 240 ribu, lebih dari 13 kali lipat jumlah kasus pasien yang dirawat di rumah sakit dengan Sars-CoV-2.

Jika perbandingan efek samping dikonfirmasi, pertanyaan yang akan muncul adalah manfaat vaksinasi memang sepadan dengan risikonya.

Ironisnya lagi, berita yang awalnya menyebar mengenai kejadian ini menghilangkan beberapa fakta kuat seperti vaksinasi dilaksanakan tanpa sepengetahuan dokter, atau mengenai intoleransi pasien atas vaksin flu.

Hal itu mengaburkan fakta bahwa kesalahan berada di pihak panti jompo, bukan dari vaksin sendiri.

KASUS di SWISS

Di tengah kebutuhan vaksin covid-19, sebuah peristiwa heboh di Swiss setelah seorang nenek meninggal dunia setelah disuntik vaksin.

Warga Swiss saat ini tengah memperbincangkan kematian seseorang setelah mendapatkan vaksin Covid-19.

Namun, regulator obat Swiss, swissmedic, pada hari Rabu mengatakan tidak melihat adanya keterkaitan antara kematian seorang lanjut usia (lansia) berusia 91 tahun di kanton Lucerne dengan vaksin Covid-19.

Swissmedic menambahkan, lansia tersebut sudah menderita berbagai penyakit sebelum mendapatkan suntikan.
"Klarifikasi oleh otoritas kesehatan wilayah dan swissmedic menetapkan bahwa, sebagai hasil dari riwayat penyakit dan perjalanan penyakit, hubungan antara kematian dengan vaksin Covid-19 sangat tidak mungkin," kata regulator dalam sebuah pernyataan seperti yang dilansir Reuters.

Swissmedic mengatakan penyakit sebelumnya akan terdaftar pada sertifikat kematian sebagai "penyebab kematian alami" seseorang.

Melansir Reuters, Lucerne adalah tempat vaksinasi pertama di Swiss minggu lalu, dengan suntikan dari Pfizer dan mitra Jermannya BioNTech diberikan terutama kepada orang tua.

Sejauh ini, Swiss telah menerima 107.000 dosis Pfizer/BioNTech, dan mengharapkan untuk mendapatkan 250.000 per bulan mulai tahun 2021.

Baik Lucerne maupun swissmedic tidak merilis jarak waktu saat lansia tersebut menerima vaksin dan saat kematian terjadi. Jenis kelamin orang tersebut juga tidak diberikan.

Vaksin Pfizer dan BioNTech adalah satu-satunya inokulasi yang sejauh ini disetujui di Swiss.

Vaksin tersebut disetujui dalam keadaan darurat di Amerika Serikat dan Inggris, dan memiliki persetujuan pemasaran bersyarat di Uni Eropa setelah uji coba pada puluhan ribu orang.

Pfizer mengungkapkan turut berduka cita pada keluarga almarhum.

"Penting untuk dicatat bahwa kejadian merugikan yang serius, termasuk kematian yang tidak terkait dengan vaksin,

sayangnya kemungkinan besar terjadi pada tingkat yang sama seperti yang terjadi pada populasi umum orang tua dan individu berisiko yang saat ini diprioritaskan untuk vaksinasi," kata perusahaan yang berbasis di AS.

Jutaan dosis vaksin telah diberikan. Beberapa orang mengalami reaksi alergi setelah disuntik, meskipun insiden tersebut dapat diatasi dengan cepat.

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Kabar lansia meninggal dunia pasca divaksin Covid-19 bikin heboh Swiss

SUMBER: INTISARI ONLINE

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Sosok Orang Pertama Disuntik Vaksin Covid-19 Meninggal, Efek Vaksin di Tubuh Dirahasiakan Negaranya, https://medan.tribunnews.com/2021/01/02/sosok-orang-pertama-disuntik-vaksin-covid-19-meninggal-efek-vaksin-di-tubuh-dirahasiakan-negaranya?page=all.

Editor: Azis Husein Hasibuan

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved