Kisah Pilu dan Tragis Pengakuan Wanita Indonesia Sasaran Budak Nafsu Jepang Saat Menjajah Indonesia

Penderitaan bangsa Indonesia semasa penjajahan baik masa Belanda dan Jepang tidak begitu saja dilupakan.

Editor: Salman Rasyidin
Arsip National US/intisari
Foto Jugun Ianfu wanita yang dijadikan budak nafsu tentara Jepang. 

SRIPOKU.COM - Penderitaan bangsa Indonesia semasa penjajahan baik masa Belanda dan Jepang tidak begitu saja dilupakan.

 Pengalaman pahit yang dirasakan itu tidak hanya masalah pemerintahan, pendidikan, ekonomi bahwa dijadikan budak pelampiasan  nafsu.

Miris dan memilukan kalau mendengar dan membaca perlakuan terhadap wanita Indonesia oleh tentara Jepang selama di Indonesia.

Kisah yang pernah diungkap kembali oleh Intisari-online.com mengisahkan selama 3,5 tahun Jepang pernah menjajah Indonesia, selama Perang Dunia II, mulai 1942-1945.

Pada saat itulah masa-masa kelam itu, Jepang datang dengan mengelabui rakyat Indonesia.

Merasa sama-sama berasal dari Asia, Jepang mencoba merayu Indonesia bahwa mereka akan membebaskan mereka dari penjajaan Barat.

Pada kenyataanya, justru Jepang melakukan tindakan yang sama biadabnya dengan penjajah manapun.

Bahkan yang paling ironis adalah penculikan paksa wanita-wanita Indonesia untuk dijadikan budak nafsu oleh tentara Jepang.

Menurut sebuah dokumen penyelidikan yang diterbitkan oleh Peacewomen.org tahun 2010, tentang penyelidikan di Asia Tenggara khususnya.

Mengungkap tabir kelam wanita-wanita Indonesia yang dipaksa melayani nafsu tentara Jepang meskipun dengan cara paksa.

Salah satu saksi yang menceritakan kekejaman tentara Jepang, adalah seorang wanita Indonesia bernama Sanikem.

Sanikem adalah wanita kelahiran 1926, dia menjadi korban penculikan saat dia baru selesai menikah.

Tentara Jepang membawa Sanikem ke kamp tenda di Yogyakarta, dan memperkosanya setiap hari selama berbulan-bulan.

"Cat hitam dari riasan pengantin saya masih melekat di dahi, ketika saya diperkosa untuk pertama kalinya," katanya.

"Saya tidur di atas alas tidur dan menangis dengan keras, tetapi tidak berhasil, mereka terus datang dan saya takut mereka menembak saya sampai mati," ungkap Sanikem.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved