Kisah Pemulung yang Dulu Temukan Dompet Berisi Uang Rp 15 Juta, Justru Ngaku Nyesal jika Lakukan Ini

Orang yang suka berkata jujur mendapatkan tiga hal yakni kepercayaan, cinta dan rasa hormat.

Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
Kolase Sripoku.com/YouTube
Mulyadi 

SRIPOKU.COM - Salah satu akhlak terpuji yakni perilaku dan sikap jujur.

Memang sikap jujur merupakan awal dari segala kebaikan.

Karena orang yang jujur akan mendapatkan 3 hal sebagaimana yang dikatakan oleh Ali bin Abi Thalib:

Orang yang suka berkata jujur mendapatkan tiga hal yakni kepercayaan, cinta dan rasa hormat.

Maka tak heran jika sikap jujur menjadi pondasi utama dalam kehidupan.

Karena di dunia ini sangat jarang sekali menemukan orang yang jujur.

Bahkan orang jujur di zaman sekarang terbilang langka ditemui.

Namun, bukan berarti tak ada lagi orang jujur di muka bumi ini.

Hal ini terbukti dari unggahan yang dibagikan melalui kanal YouTube Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jawa Tengah.

Baca juga: Tunggu Pemiliknya Datang hingga Magrib, Pemulung Ini Kembalikan Dompet Isi Rp 15 Juta Tanpa Imbalan

Sosok pemulung bernama Mulyadi membawa sepeda onthel kesayangannya dan bronjong berisi sampah daur ulang di Desa Gumpang, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Senin (23/11/2020). (TribunSolo.com/Ilham Oktafian)
Sosok pemulung bernama Mulyadi membawa sepeda onthel kesayangannya dan bronjong berisi sampah daur ulang di Desa Gumpang, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Senin (23/11/2020). (TribunSolo.com/Ilham Oktafian) (tribunnews)

"Ini tamu-tamu saya yang hari ini, mereka datang ke Puri Gedeh dan mereka bercerita satu persatu," ujar Ganjar Pranowo memperkenalkan orang-orang yang diundangnya.

1. Mulyadi (Pemulung)

Mulyadi merupakan pemulung asal Sukoharjo yang menemukan dompet berisi uang Rp 15 juta di pinggir jalan pada November lalu.

Meski dia punya kebutuhan membayar SPP anaknya, Pak Mulyadi tidak ada niat untuk memiliki uang tersebut.

Dia justru menunggu di pinggir jalan sampai maghrib demi mengembalikan dompet pada pemiliknya.

"Waktu itu saya seharian di situ, seperti biasanya membersihkan kalan dan menambal jalan," cerita Mulyadi.

"Sore sekitar jam setengah 4 kedaannya gerimis, ada dompet jatuh warnanya coklat," ujarnya.

"Saya tidak tahu sisapa yang naik kendaraan, tahu-tahu dompet itu sudah di sebelah saya, di pinggir jalan," ungkapnya.

"Saya ambil saya buka tapi saya tidak hitung uangnya," lanjutnya.

"Saya hanya cari KTP-nya. saya tunggu sampai selepas maghrib, baru pemilik dompet mencari ke situ, yang punya dompet itu, saya sebenarnya sudah melihat orang itu mondar-mandir di jalan," ujarnya.

"Lalu saya hampiri, saya tanyai 'Bu cari apa?," tanya Mulyadi.

"Dompet mas," jawab si ibu.

"Warnanya apa?," tanya Mulyadi lagi.

"Coklat," jawab ibu itu.

Mulyadi mengaku mengecek terlebih dahulu dengan memastikan KTP si pemilik.

"Saya buktikan sambil melihat KTP-nya, orangnya sama apa tidak, lalu saya kasihkan dompetnya," ujar Mulyadi.

"Ini bukan bu?," tanyanya pada ibu tersebut.

Si ibu pun mengiyakan jika dompet tersebut adalah miliknya.

"Lha uangnya berapa?," tanya Mulyadi.

"Rp 15 juta," ujar si ibu.

"Coba dihitung dulu uangnya, saya tidak tahu," saahut Mulyadi.

Setelah dihitung ternyata uangnya pas dan jumlah ya masih utuh seperti sebelum hilang.

"Saya tahu uangnya berjumlah Rp 15 juta dari orangnya sendiri yang bilang, saya tahunya uangnya agak banyak, tidak banyak tapi agak banyak," jelas Mulyadi.

"Itu kan dompetnya agak besar sedikit, tidak kecil, isinya lembaran ratusan ribu, ditata rapi," lanjutnya.

"Tapi saya itu dari kecil tidak terbiasa pegang uang sebanyak itu, jadi kalau uang bukan milik sendiri saya tidak mau ambil," ungkapnya.

"Sebenarnya tidak ada orang yang tahu, tapi Allah tahu, mau orang bilang apapun orang tidak tahu, tapi Allah tidak tidur," ujarnya lagi.

"Setiap perbuatan pasti ada balasannya, contohnya saya, saya mengembalikan uang itu Alhamdulillah rezeki saya lancar, anak dan istri saya sehat, ketika orang lain mengeluh susah mencari uang, tapi saya tidak mengalami itu," ungkapnya.

Hal ini diakui oleh Mulyadi bukti dari dirinya tidak mengeluh karena keadaan yakni di manapun ia berada ada orang baik hati yang membantunya.

Bahkan Mulyadi membeberkan jika dirinya memiliki penyakit maag dan sering kumat bahkan bisa jatuh di jalan.

Ia bersyukur ada orang yang menolong meski dalam kondisi sulit sekalipun.

Baca juga: Kisah Pilu Bapak Ini Antar Lemari Pesanan, Jalan Kaki Sambil Bopong Lemari, Miris Lemarinya Ditolak!

Mulyadu
Mulyadi (Tangkap layar YouTube Ganjar Pranowo)

"Ada yang pernah mengantar pulang ke rumah, ada yang membelikan obat, itu balasan untuk saya," ungkapnya.

"Saya waktu itu punya uang Rp 20 ribu, pemberian orang lewat, waktu saya bersih-bersih ada orang yang kasihan, saya dikasih uang untuk beli es teh, saya terima itu rezeki saya," ujarnya.

"Sore itu nemu dompet, tapi saya tidak punya pikiran bawa pulang dompet itu, tidak, saya ada kebutuhan bayar uanh sekolah anak, tapi saya takut pada kan saya tiap hari ikut pengajiannya Habib Syech, sudah dekat demgan Habib jadi kalau saya sampai ambil uang itu , percuma saya ikut pengajiannya Habib," jelasnya.

"Yang saya takutkan nantinya ketika sudah meninggal, bukan sekarang, kalau saya nemu uang sudah berkali-kali, tidak sekali dua kali, seandainya sedang tidak punya uang pun saya tetap," tegasnya.

"Jika menemukan uang dalam saat terdesak kebutuhan apapun, saya patuh pada pesan Habib Syech, walaupun dalam keadaan terdesak apapun pokoknya harus dikembalikan, karena itu bukan hakmu, itu hak orang lain," sambungnya.

"Setelah saya mengembalikan saya tidak pernah menyesal, saya malah lega karena sudah mengembalikan, kalau tidak saya kembalikan malah saya menyesal," akunya dengan sungguh-sungguh.

Baca juga: Pak Harun Pilih Umrah Ketimbang Diberi Rp35 Juta: Kisah Penjual Alquran, Meski Difabel Pantang Surut

Kisah serupa juga dialami oleh orang-orang jujur lainnya yang tidak mengambil barang yang bukan hak miliknya di antaranya yakni:

2. Afuk (Pemulung)

Kakek Afuk, juga pemulung asal Jebres, Solo, menemukan KTP dan STNK warga Pasuruan di jalan.
Kakek Afuk lalu bersepeda sehari semalam dari Solo ke Pasuruan demi mengembalikan barang temuannya.
Pemulung yang pendapatannya tak menentu ini bahkan rela menjual hp untuk ongkos perjalanannya.

3. Widiyanti (Pedagang)

Bu Widiyanti Penjual gorengan keliling ini melihat plastik berisi uang Rp 6 juta jatuh di jalan.

Meski punya keinginan membeli HP, tapi dia justru menyerahkan uang pada polisi untuk dikembalikan pada pemiliknya.

4. Abdul Bakri (Penghulu)

Yang tak kalah menginspirasi yakni Mas Abdul Bakri.
Penghulu di KUA di Klaten ini mengumpulkan gratifikasi berupa uang transport dari pasangan pengantin yang dia nikahkan, lalu melaporkannya ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

5. Abdul (Penghulu)

Mas Abdul menjaga integritasnya pada peraturan yang melarang penghulu menerima apapun dari orang yang dinikahkan.

6. Mbak Nur Azizah, Pak Muhsono, Mas Dian Ramadhan, dan Mbak Ernita Sihono.

Berapapun nilai barang yang mereka temukan, mereka tidak tergiur untuk memiliki sesuatu yang bukan miliknya.

Baca juga: Dulu Tak Layak Huni Ular pun Masuk, Begini Nasib Pak Asep Punya Rumah Baru: Terimakasih Pak Babinsa

SUBSCRIBE US

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved