Breaking News

Berita Lahat

Air Terjun Martenang di Lahat Sumsel, Ada Permata di Hutan Belantara yang Sejuk, Indah dan Tenang

air terjun Martenang yang ada di Desa Pulau Panas,  Kecamatan Tanjung Sakti Pumi,  Kabupaten Lahat,  Sumatera Selatan.

Penulis: Ehdi Amin | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM/EHDI AMIN, HANDOUT
Air terjun Martenang di Kabupaten Lahat 

Laporan wartawan Sripoku.com, Ehdi Amin

SRIPOKU.COM, LAHAT - Serpihan air seketika menerpa wajah, begitu dingin namun menyegarkan. 

Rasa lelah menempuh perjalanan hilang seketika saat kedua kaki terendam dalam air yang jernih. Gemercik air senada seirama seolah membujuk untuk betah. 

Ya,  suasana itulah yang dirasakan Mario Andramartik, Bayu Purwanto, Yandi Satari,  dari Panoramic of Lahat dan Devi Candra, Pengelola Wisata Teladas Bahru serta Tardak, petani di Talang Martenang saat berada di air terjun Martenang yang ada di Desa Pulau Panas,  Kecamatan Tanjung Sakti Pumi,  Kabupaten Lahat,  Sumatera Selatan. 

"Ada Permata ditengah belantara. indah,  sejuk dan tenang, "ucap Mario,  Ketua Panoramic Of Lahat,  saat menyaksikan keindahan air terjun Martenang.  

Dikatakan Mario,  sungguh amazing air dengan ketinggian sekira 30 meter tersebut.  Airnya jernih, jatuh berurai membentuk lubuk.

Pesona panorama alam yang hijau seolah menjadi pendukung pesonanya ciptaan Sang Maha Kaya ini.  Bagi pecinta wisata, ajak Mario, sayang jika tidak sampai ke air terjun atau yang sering disebut masyarakat Lahat,  cughub ini.  

"Mata mamandang sambil menikmati sajian ukan ghuas ala warga Tanjung Sakti, "ucapnya. 

Tak sulit untuk berada di lokasi air terjun.  Berjarak tempuh dari tepi jalan aspal di Desa Pulau Panas menuju lokasi cughup sekitar perjalanan 2 jam berjalan kaki.

Baca juga: Menjelajah Keindahan Air Terjun Gunduk Lahat di Hutan Desa Karang Agung Kecamatan Pagar Gunung Lahat

Baca juga: Indahnya Air Terjun Tebing Sialang atau Cughup Tebing Sialang Tanjung Sakti Pumi Lahat, Ada Madunya

Baca juga: Air Terjun Telun 7 di Muratara, Amboi Eloknya Bak Lukisan, Sayang Belum Memiliki Akses Jalan Darat

Secara umum diceritakan Mario,  jalanan relatif datar hanya tanjakan terjal dan panjang dari desa hingga Talang Padang Takur yang dikenal dengan Tebing Juk'ir sejauh sekitar 15 menit perjalanan kaki.

Setelah Talang Padang Takur menuju Talang Martenang jalanan relatif datar. Talang Martenang terbagi menjadi beberapa kelompok dangau atau pondok yang berjumlah sekitar 40 dangau. 

Lalu menuju Talang Bren yang terdapat sekitar 7 dangau dengan menyusuri kebun kopi selanjutnya menyeberangi ayek Melancar dengan lebar sekitar 5 meter dan kedalaman sebatas betis kaki kemudian bertemu dengan Talang Masjid.

Dari Talang Masjid menerobos kebun kopi dan menyusuri tepi ayek Melancar sejauh 500 meter lalu menyusuri dan berjalan di badan sungai Melancar dengan kedalaman sekitar 30 cm sejauh sekitar 300 meter dan sampailah di lokasi.  

Dicerikan Mario,  saat berada di lokasi ia  dan Bayu menyiapkan kamera dan perlengkapan lainnya untuk pendataan dan dokumentasi termasuk alat GPS sedang Yandi, Devi dan Tardak menyiapkan makan siang dengan menu utama Ikan Ghuas yaitu ikan yang dimasak di dalam bambu.

Bambu di ambil dari sekitar cughup lalu dibersihkan dan dimasukkan ikan yang telah dibumbui ke dalam bambu dicampur dengan umbi unji dan terong bulat yang di ambil dari Talang Bren. 

"Ini sebuah kenikmatan dan kenangan yang takkan terlupa, "tutup Mario.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved