Lemak Nian Oi

Di Belakang Gedung Bekas Dika ini Ada Salah Satu Penjual Gado-gado Paling Legend di Palembang

Dagangannya sama dengan gado-gado umumnya, namun yang membuat gado-gado Pak Sudrajat sedikit berbeda adalah di bagian lontongnya.

Penulis: pairat | Editor: Ahmad Sadam Husen

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Berbicara soal gado-gado, hampir di seluruh pelosok wilayah Nusantara bisa ditemukan penjual gado-gado, termasuk di Palembang.

Salah satu penjual gado-gado enak di Palembang adalah Sudrajat yang setiap hari berjualan di Jalan TP Rustam Effendi, 17 Ilir, Kecamatan Ilir Timur I, atau di kawasan ex Pusat Perbelanjaan Dika, persisnya di lorong depan Pusat Perbelanjaan Megahria Palembang.

Meski tak menempelkan brand 'merk' warungnya, Sudrajat yakin pembeli bisa mengingat warung gado-gado miliknya yang berada tepat di himpitan lorong kecil deretan ruko Dika.

Sudrajat berhasil menegakkan etalase kayu sederhana yang ditutupi plastik tempat ia meracik gado-gado, dengan meja papan yang dilengkapi dengan kursi plastik tempat para pembeli yang ingin makan di tempat.

Warung gado-gado milik Sudrajat berada persisi di bagian belakang dari bekas gedung mall Dika.
Warung gado-gado milik Sudrajat berada persisi di bagian belakang dari bekas gedung mall Dika. (SRIPOKU.COM/AHMAD SADAM HUSEN)

===

Kepada tim Lemak Nian Oi, Sudrajat bercerita kalau sejak memutuskan untuk berjualan 4 tahun lalu ia bersama istri menyiapkan segala kebutuhan dagangannya sendiri.

Sejak subuh, ia sudah ke pasar belanja bahan gado-gado sebelum akhirnya ia membuka dagangannya pada pukul 09.00 WIB dan biasanya akan habis sebelum pukul 15.00 WIB.

Untuk memilih bahan dan bumbu, Pak Sudrajat selalu memastikan kesegaran dan kebersihannya agar gado-gado yang diraciknya selalu enak dan tak pernah berubah rasa.

Alhasil warung gado-gado milik Pak Sudrajat selalu ramai didatangi pembeli, bahkan banyak yang sudah berlangganan.

Meski usahanya ikut terdampak Pandemi Covid-19, Sudrajat mengaku tak mau putus asa. Ia yakin suatu saat kondisi ekonomi akan kembali pulih.
Meski usahanya ikut terdampak Pandemi Covid-19, Sudrajat mengaku tak mau putus asa. Ia yakin suatu saat kondisi ekonomi akan kembali pulih. (SRIPOKU.COM/AHMAD SADAM HUSEN)

===

Bahan yang digunakan sama seperti gado-gado pada umumnya yaitu terdiri dari berbagai macam sayuran rebus, di antaranya sawi putih, kecambah, kacang panjang, timun, tomat dan tahu.

Sedangkan khusus untuk sayur kol diiris mentah tidak direbus sehingga pada saat menyantap gado-gado ada sensasi kriuk segar dari kol dan lengkap dengan kerupuknya.

Dagangannya sama dengan gado-gado umumnya, namun yang membuat gado-gado Pak Sudrajat sedikit berbeda adalah di bagian lontongnya.

Sudrajat meracik sendiri lontong yang dibungkus daun pisang berukuran jumbo tersebut.

Tidak hanya itu, lontong dengan aroma khas daun pisang ini begitu lunak saat bercampur dengan kuah kacang, untuk satu lontong bisa untuk 4 sampai 5 porsi gado-gado.

Meski harga satu porsinya hanya Rp. 13 ribu, porsi gado-gado Sudrajat ternyata cukup banyak dan dijamin akan memuaskan rasa lapar anda.
Meski harga satu porsinya hanya Rp. 13 ribu, porsi gado-gado Sudrajat ternyata cukup banyak dan dijamin akan memuaskan rasa lapar anda. (SRIPOKU.COM/AHMAD SADAM HUSEN)

===

Saat masuk ke mulut, bumbu kacang yang sudah diracik dengan cabai rawit, bawang putih, gula merah, air asam dan kencur begitu pas dan enak.

Tidak hanya itu, kuah kacang yang digunakan begitu halus sehingga pada saat dicampur dengan sayuran menjadi kental melumuri semua rebusan sayuran.

Untuk harga satu porsi gado-gado dibandrol hanya Rp 13 ribu.

"Alhamdulillah, rejekian kadang habis kadang masih banyak nyiso, kalo lagi rame kadang jam 2 sudah habi."

"Terutama kalo Jumat kareno banyak yang pulang Jumatan dari Masjid Agung langsung makan siangnyo ke sini," ungkap Sudrajat.

Gado-gado milik Sudrajat adalah salah satu kuliner paling legendaris di Kota Palembang. Kepada tim Lemak Nian Oi, ia mengaku sudah berjualan hampir lebih dari 30 tahun.
Gado-gado milik Sudrajat adalah salah satu kuliner paling legendaris di Kota Palembang. Kepada tim Lemak Nian Oi, ia mengaku sudah berjualan hampir lebih dari 30 tahun. (SRIPOKU.COM/AHMAD SADAM HUSEN)

===

Saat ditemui, Rahman salah satu warga yang tengah asyik menyantap gado-gado, mengaku sudah langganan sejak berapa tahun belakangan dan rela datang jauh-jauh dari Jalur 18 Banyuasin demi mengobati kangen.

"Kalo sudah main ke Pasar 16 pastilah mampir ke sini, kadang sendiri kadang sama keluarga."

"Dak tau pokoknya rasa gado-gado di sini beda aja dan cocok sama lidah saya, makanya saya selalu langganan" ungkap Rahman.

Dalam sehari Sudrajat bisa menghabiskan 30 sampai 40 piring sehari, meski begitu tak dipungkiri masa pandemi ini juga memberi dampak negatif terhadap omzetnya.

Ia berharap kondisi ini pun bisa normal kembali sehingga omzet yang didapatnya bisa kembali seperti sedia kala.

===

"JANGAN LUPA FOLLOW SOSMED LEMAK NIAN OI DI BAWAH INI YA !"

Youtube Lemak Nian Oi : Klik di sini

Facebook Lemak Nian Oi : Klik di sini

Instagram Lemak Nian OI : Klik di sini

===

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved