Pemain Muba Babel United Ini Tak Permasalahkan Gaji 25 persen, Jadi Masalah Itu Kompetisi Gak Jalan

Gelandang Serang Muba Babel United Yogi Rahardian seperti dibikin lesu akibat tertundanya kembali kompetisi extraordinary Liga 2 Indonesia

Penulis: Abdul Hafiz | Editor: adi kurniawan
MEDIA OFFICER MBU
Gelandang MBU, Amirul Mukminin (kiri) bersama Yogi Rahardian (tengah) dan Ichsan Kurniawan (kanan). 

Laporan wartawan Sripoku.com, Abdul Hafiz

SRIPOKU.COM, PALEMBANG --- Gelandang Serang Muba Babel United Yogi Rahardian seperti dibikin sepertinya "lesu" menjalani libur tim akibat tertundanya kembali kompetisi extraordinary Liga 2 Indonesia yang kembali dijadwalkan Februari 2021 mendatang.

"Selama libur gak ada kegiatan, di rumah aja," ungkap Yogi kepada Sripoku.com.

Seperti diketahui Yogi yang kelahiran 27 Oktober 1995 merupakan pemain lokal berasal dari Desa Teluk, Kecamatan Lais, Kabupaten Musibanyuasin.

Ia termasuk pemain lokal yang tidak mengisi waktu liburnya dengan menjadi pemain tarkam seperti pemain lokal Muba Babel United lainnya.

"Tidak ikut seperti para pemain Muba Babel United memperkuat Bhayangkara Sriwijaya FC pada Turnamen Pahlawan Cup," kata pemain yang mengenakan kostum nomor punggung 7.

Sebagai pemain Liga profesional, ia pun tetap memgikuti arahan pelatih kepala Muba Babel United, Bambang Nurdiansyah untuk tetap melakukan latihan mandiri guna menjaga stamina.tubuh.

"Latihan sendiri tetap, latihan mandiri, sering juga sama orang-orang kampung juga, main game juga di Gelanggang Sekayu, di Teluk juga," kata Yogi Rahardian.

Ketika disinggung soal gaji pemain 25 persen, Yogi Rahardian mengaku sebagai pemain dirinya tak mempermasalahkan itu karena sudah keputusan bersama.

Tapi justru yang terpenting menurutnya kepastian digulirkannya kompetisilah yang diharapkan para pemain.

"Soal gaji pemain 25 persen, itu kan sudah keputusan bersama."

"Soalnya kita harus sama-sama mengerti, kondisi seperti ini klub juga susah kesulitan, ya gak ada masalahlah, yang masalah itu kompetisi gak jalan," ujarnya.

Yogi Rahardian berharap agar kompetisi Liga 2 Indonesia ini semoga cepat berjalan karena sebagai pemain sepakbola membutuhkan kompetisi.

Ia juga menyinggung gelaran kompetisi merupakan gairah sepakbola apalagi Sumsel juga akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U 20

Beberapa waktu lalu Yogi Rahardian menjadi motivator mengisi coaching clinic terahadap peserta dari Kabupaten Banyuasin mengikuti lomba Youth Fun Juggling Competition 2020 yang merupakan gelaran Kemenpora RI di Hotel Santika, Palembang, Sabtu (28/11/2020) lalu.

Guna membuktikan obsesinya menelorkan bibit pemain sepakbola handal, Yogi Rahardian mulai menjalankan Sekolah Sepakbola SSB YR-7 di tanah kelahirannya di Lapangan Dusun Teluk, Kecamatan Lais, Musi Banyuasin.

"Tanggal 8 Agustus 2020 jadi SSB YR-7 mulai start di Lapangan dusun Teluk, Kecamatan Lais, Muba," ungkap Yogi.

Menurut Yogi puluhan anak yang sudah besar usia 20-an mengikuti SSB ini dan dibimbing pelatih Oking Chandra yang dulu sama-sama di Sekayu Youth Soccer Academy (SYSA) Muba.

Diakuinya SSB dinamai SSB YR-7. Yang merupakan singkatan namanya Yogi Rahardian nomor punggung 7.

Yogi Rahardian sendiri menyatakan siap menularkan ilmu dan pengalaman yang dimilikinya.

Selain ingin mengangkat potensi berbakat di Bumi Serasan Sekate, pria yang belum genap setahun menikahi Valenta Andani pada bulan Januari 2020 juga memiliki tujuan mempersiapkan diri untuk nantinya memiliki aktivitas termasuk menjadi pelatih nantinya.

"Niat salah satunya agar punya aktivitas. Nyiapke dari sekarang. Ngangkat dusun aku biar muncul pemain bola pecak aku dan berbagi ilmu. Rencana ke depan nak ngambik lisensi, mumpung masih muda," terangnya.

Yogi merupakan talenta binaan Sumsel sejaknya bersama tim muda Sriwijaya FC atau tim Sumsel nyaris tidak terekam, karena dia lebih banyak bermain di Mitra Kukar.

Namun, sebagai pemain potensial, bakatnya tercium pemandu bakat baik Sumsel dan luar Sumsel sejak lama.

Hal itu terlihat saat dia  bergabung dengan Sekayu Youth Soccer Academy (SYSA). Dari SYSA, karier Yogi menanjak dengan memperkuat Persimuba U-15 dan U-18. Kemudian masuk dalam program Indonesia Football Academy (IFA), dan pernah mengikuti pelatihan bersama SAD Indonesia di Uruguay.

Yogi juga malang melintang di tim nasional Indonesia kelompok umur. Mulai U-14, U-15, U-17, U-18, hingga U-23 dan Mitra Kukar U-21 merekrutnya. Dari berbagai pengalamannya itu, dia mengaku pernah berganti-ganti posisi. Mulai gelandang ke striker, lalu winger hingga kini.

Bakatnya makin terasa saat Indonesia Football Academy (IFA) bentukan Badan Timnas Nasional PSSI 2011 menariknya.

Direktur IFA saat itu, Kevin Kent punya koneksi di sepakbola Inggris dan menjalin kerja sama dengan Leicester City.

IFA kemudian mengirim pemainnya untuk berlatih di akademi Leicester satu bulan. Kala itu, The Foxes hanya membolehkan empat pemain terbaik IFA yakni, Yogi, Moch Fahmi Al Ayyubi, Maldini Pali, dan Rico Adriyanto.

Namanya makin moncer setelah sukses membawa klub berjuluk Naga Mekes merebut gelar kampiun turnamen Piala Jenderal Sudirman 2015, mengandaskan Semen Padang 2-1.

Perlu diketahui, Yogi pernah mengikuti seleksi bersama SFC U-21 musim 2013, yang dilatih Subangkit. Sayang tidak masuk seleksi sehingga Kukar merekrutnya.

Hasilnya, SFC U-21 yang diperkuat Ichsan dkk melaju ke final dan uniknya bertemu Mitra Kukar yang melibatnya Yogi di dalamnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved