8 Adab Bertamu yang Dicontohkan Rasulullah SAW, Ucap Salam Tak Lebih Dari 3 Kali
Berikut 8 adab bertamu yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW pada umat muslim mulai mengetuk pintu hingga jika diminta pulang maka hendaklah pulang
SRIPOKU.COM --- Semua kegiatan yang dilakukan sehari-hari dalam Islam, sudah diatur dan ada adab-adab yang harus di lakukan.
Rasulullah SAW memberikan contoh beraktivitas mulai dari kita membuka mata hingga kembali memejamkan mata.
Dalam hidup, seorang muslim dianjurkan untuk melakukan kegiatannya sesuai dengan adab yang diajarkan Nabi Muhammad SAW.
Semisal adab tidur, adab makan dan minum, adab saat di kamar mandi, adab berpakaian bahkan saat bertamu.
Sebelum meninggalkan rumah, maka ada baiknya kita membaca doa agar dilindungi Allah SWT.
Doa keluar rumah / doa bepergian
بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ لاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ اِلاَّ بِالله
Bismillaahi tawakkaltu 'alalloohi laa hawlaa walaa quwwata illaa bilaahi
Artinya: "Dengan menyebut nama Allah aku bertawakal kepada Allah, tiada daya kekuatan melainkan dengan pertologan Allah."
Saat bertamu, seorang muslim juga dianjurkan untuk melakukan berbagai hal sesuai dengan adab dalam islam.
Berikut 8 adab dianjurkan oleh Rasulullah SAW pada umat muslim saat bertamu:
1. Mengetuk pintu dengan lembut dan tidak menghadap pintu
Mengetuk pintu dengan sopan menunjukkan niat kita untuk datang dengan niat baik tanpa maksud untuk mengganggu.
Selain itu, kita juga tak diperbolehkan menghadap ke pintu saat mengetuk.
Hal ini sesuai dengan apa yang diteladankan oleh Rasulullah dalam sebuah hadits yang berbunyi, “Adalah Rasulullah SAW jika mendatangi suatu pintu dan akan meminta izin, beliau tidak menghadap ke arah pintu. Akan tetapi beliau berada di sebelah kiri, atau kanannya. Jika diizinkan beliau baru masuk, jika tidak beliau pun kembali.” (HR Bukhari).
2. Tidak mengintip
Sebagai tamu kita juga tidak diperbolehkan mengintip ke dalam rumah saat bertamu.
“Andaikan ada orang melihatmu di rumah tanpa izin, engkau melemparnya dengan batu kecil lalu kamu cungkil matanya, maka tidak ada dosa bagimu.” (HR. Bukhari Kitabul Isti’dzan)
3. Ucapkan salam (tidak lebih dari 3x)
Saat mengucapkan salam, kita dianjurkan hanya mengucap salam sebanyak 3 kali.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan, “Dari Kildah bin Al-Hanbal, bahwa dia masuk ke rumah Rasulullah tanpa mengucap salam dan meminta izin, maka beliau SAW pun bersabda, Kembalilah, ucapkan Assalamu’alaikum, bolehkah saya masuk.” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi).
4. Jika salam tidak dijawab maka pulang
Seperti yang diriwayatkan dalam hadits berikut “Dari Abu Musa Al-Asy’ary RA, dia berkata: Rasulullah bersabda, ‘Minta izin masuk rumah itu tiga kali, jika diizinkan untuk kamu (masuklah) dan jika tidak maka pulanglah!’” (HR. Bukhari dan Muslim).
Untuk itu, setelah tiga kali mengucap salam dan tidak mendapat respon, ada baiknya kita pulang.
5. Menjawab dengan tegas jika ditanya 'siapa'
Dalam sebuah hadits diriwayatkan, “Dari Jabir bin Abdillah, ia berkata, Aku meminta izin untuk bertemu Rasulullah SAW, lalu beliau bertanya dari dalam rumah, Siapa itu?. Aku menjawab, Saya! Beliau bersabda, Saya! Saya! Seolah beliau membenci hal tersebut” (HR Bukhari dan Muslim).
Hadits di atas mengajarkan kita bahwa ternyata Rasulullah tidak menyukai seseorang yang tidak menjawab pertanyaan dengan jawaban yang jelas, alias membingungkan si penanya.
6. Berjabat tangan saat bertemu
Keutamaan bersalaman dapat dilihat dalam hadis berikut “Dari al-Bara’ bin ‘Azib RA, dia berkata, Rasulullah bersabda, ‘Tidaklah dua orang muslim saling bertemu kemudian berjabat tangan, kecuali akan diampuni (dosa-dosa) mereka berdua sebelum mereka berpisah.‘ ” (HR Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad).
Karenanya dalam bertamu usahakan untuk bersalaman, kecuali pada lawan jenis.
7. Duduk di tempat yang disediakan
Ketika sudah diizinkan masuk ke dalam rumah, maka hendaknya kita duduk atau menempati tempat yang telah disediakan dan dipersilakan oleh si Pemilik Rumah.
Hal ini sesuai dengan hadits berikut, “Dari Mu’awiyah bin Hudaij, ia berkata, Saya pernah meminta izin menemui Umar RA, Orang-orang lalu berkata, Duduklah ditempatmu sampai ia keluar menemuimu! Maka aku duduk di dekat pintunya hingga beliau keluar menemuiku.” (HR Bukhari).
8. Jika diminta pulang maka hendaklah pulang
Allah ta’ala dalam firman-Nya:
يَاأََيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا لاَ تَدْخُـلُوْا بُيُـوْتَ النَّبِي ِّإِلاَّ أَنْ يُؤْذَنَ لَكُمْ إِلَى طَـعَامٍ غَيْرَ نَاظِـرِيْنَ إِنهُ وَلِكنْ إِذَا دُعِيْتُمْ فَادْخُلُوْا فَإِذَا طَعِمْتُمْ فَانْتَشِـرُوْا وَلاَ مُسْتَئْنِسِيْنَ لِحَدِيْثٍ إَنَّ ذلِكُمْ كَانَ يُؤْذِى النَّبِيَّ فَيَسْتَحِي مِنْكُمْ وَاللهُ لاَ يَسْتَحِي مِنَ اْلحَقِّ
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak makanannya! Namun, jika kamu diundang, masuklah! Dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa memperpanjang percakapan! Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi. Lalu, Nabi malu kepadamu untuk menyuruh kamu keluar. Dan Allah tidak malu menerangkan yang benar.” (Qs. Al Azab: 53)