2 Mantan Jenderal Polisi Ini Pilih Jadi Petani di Kampung, No 1 Berasal dari Pagaralam, Ini Kisahnya
Belakangan ini 2 sosok mantan perwira tinggi polisi ini menjadi sorotan lantaran memutuskan kembali ke kampung untuk bertani.
Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM - Kisah menarik datang dari dunia kepolisian yakni kedua mantan perwira tinggi yang memilih kembali ke kampung halaman untuk bertani.
Sebelumnya diberitakan Presiden Joko Widodo memberikan penghargaan Bintang Mahaputera Adipradana kepada beberapa purnawirawan polisi.
Penghargaan tersebut dilakukan dan diberikan di Istana Negara, Rabu 11 November 2020.
Salah satu purnawirawan polisi yang menyita perhatian publik, dari puluhan tokoh yang menerima bintang penghargaan tersebut.
Penampilan mantan Kapolri Jenderal (Purn) Sutarman terlihat begitu berbeda dari sebelumnya.
Mantan Jenderal bintang empat di kepolisian itu yang meninggalkan ibu kota sekian lama sekarang tampil dengan kumisnya.
Tak hanya meninggalkan ibu kota, Sutarman juga lebih memilih hidup di kampung dengan menjadi seorang petani.
Langkah Sutarman mengikuti jejak sejumlah perwira tinggi polisi dengan yang memilih kehidupan baru sebagai petani.
Kira-kira siapa saja mantan jenderal yang memilih hidup bertani?
Berikut ini perwira tinggi polisi yang menjalani kehidupan baru dengan memilih bertani di kampung halamannya.
Baca juga: Tenggelamkan Semua Kapal di Laut China Selatan: Ancaman Wanita Calon Menhan AS Ini Bikin China Panik
Komjen Pol (Purn) Susno Duadji
Sosok Komjen Pol (Purn) Susno Duadji sempat kontroversial lantaran pernyataannya membuat dirinya harus mengakhiri profesinya di kepolisian.
Mantan Jenderal ini pernah menghebohkan publik dengan pernyataannya atas KPK serta Polri pada tahun 2009 lalu.
Akibat pernyataannya itu, Komjen Pol (Purn) Susno Duadji harus berhenti dari karier yang tengah dicapainya.
Tak hanya itu, nama mantan Jenderal Polisi ini juga ikut tersangkut kasus yang melibatkan banyak nama penting di kepolisian dan beberapa pejabat. Hingga akhirnya ikut mendekam di balik bui.
Belakangan, sejak bebas dari jeruji besi, Susno Duadji memilih untuk kembali ke kampung halamannya di Sumatera Selatan.
Bukan untuk menjadi seorang Polisi kembali, Susno Duadji memutuskan untuk bekerja di bidang pertanian.
Mulai dari sawah, ladang tembakau hingga ladang cabai dikelola oleh pensiunan jenderal bintang tiga ini.
Tak ingin main-main, Susno Duadji bahkan ikut turun tangan langsung dalam mengelola lahannya. Meski ada beberapa lahan yang dilimpahkan ke orang lain dan ada yang bagi hasil juga.
“ Sebagian saya kelola sendiri, sebagian saya limpahkan, sebagian lagi bagi hasil,” jelas Susno Duadji di salah satu wawancara, 27 Juni 2020.
"Kalau petaninya moderen, kita lebih kaya dari Thaliand dan lebih kaya dari Vietnam," berikut penggalan ucapan Susno Duadji, mantan Kabareskrim Polri dalam postingan akun instagramnya.
Kini Susno Duadji yang merupakan pensiunan Polri dengan pangkat terakhir Komjen atau jenderal bintang tiga, kini hidup tentram di pedesaan.
Mantan Kabareskrim Mabes Polri ini tinggal di kampung halamannya di Pagaralam-Lahat Sumatera Selatan.
Susno Duadji beralih pekerjaan menjadi seorang petani.
Ia kerap menghabiskan waktu di kebun dan ladang.
Berbagai tanaman, sayuran, dan buah-buahan ditanam di tanah miliknya.
Saat masih menjadi pejabat Polri, penampilan Susno Duadji terlihat gagah dan keren.
Namun, setelah menjadi petani, penampilannya pun tampak lebih sederhana.
Ia tak pernah lepas dari kaus dan celana panjang gombrang.
Selain itu, ia pun kerap memakai topi untuk melindungi kepala dari sinar matahari.
Tak lupa, handuk kecil pun kerap menggantung di pundak atau lehernya.
Aktivitasnya sebagai petani pun kerap dibagikan melalui akun Instagram-nya.
Termasuk, saat Susno Duadji bersama petani desa lainnya beristirahat di tengah kebun.
Mereka tampak melepas lelah sambil menyantap makanan berupanasi bungkus.
Dilihat dari foto-fotonya, Susno Duadji pun tampak melahap nasi bungkusnya sambil duduk lesehan di atas tanah.
Ia tampak cuek meski hanya beralaskan rerumputan yang tumbuh di sekitarnya.
Menurutnya, momen makan tersebut terasa lebih nikmat daripadamakan di hotel berbintang.
Susno Duadji mengaku, bisa makan secara nikmat karena merasakan semilir angin disertai kicauan burung di alam bebas.
"Halal bi Halal ala petani desa, di bawah pepohonan ditiup semilir angin sejuk,
diiringi kicauan burung yg hidup bebas, rasanya lbh nikmat dp di “htl bintang”," tulis Susno Duadji pada keterangan fotonya.
Selain itu, ada pula potretnya yang memamerkan hasil panennya berupa buah pisang.
Ia tampak bangga bisa menanam pisang yang buahnya berukuran besar.
"Negeri ini sngt subur ; pagi ini sy panin pisang di halaman , buah nya gede,
tandan nya panjang, buah alami tanpa rekaya genetik, kalau mau kita bisa," tulisnya.
Lalu, ada pula videonya saat blusukan ke hutan yang berada di kaki Gunung Dempo di kawasa Pagar Alam.
Ia menyebut tanah di sana sangat luas dan subur.
"Betapa kayanya Sumatera Selatan khususnya daerah Pagar Alam dengan tanah yang subur.
Ini masuk Kota Pagaralam. Ini kebun, 22 tahun lalu ini kebun kopi, sangat bagus,
tapi karena lahan sangat luas, begitu kopinya tak berbuah-buah, pindah karena tanah masih sangat banyak, pindah lagi, pindah lagi," ujar Susno Duadji pada video itu.
Ia pun menjelaskan kembali terkait kondisi tanah itu melalui keterangan videonya.
"Sumatera Selatan di kaki Gn Dempo, lahan luas , subur, msh ada hutan, system ladang konvensional ; berpindah, skr sdh berubah menetap," tulis Susno Duadji.
Baca juga: Mahfud: Negara Tidak Boleh Kalah Terhadap Pembangkangan, Aparat Kemanan Diminta Bertindak
Kapolri Jenderal (Purn) Sutarman
Setelah tidak lagi menjabat sebagai Kapolri, Jenderal Purnawirawan Sutarman ditawari Presiden Joko Widodo menjadi duta besar.
Namun Tawaran itu ditolaknya. Ia memilih untuk bertani di kampung halamannya.
Berikut profil dan biodata Jenderal Sutarman, mantan Kapolri yang baru saja menerima bintang Mahaputera dari presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurut profil dan biodata Jenderal Sutarman di Tribunnews Wiki, purnawirawan Polri itu pernah mengemban amanah sebagai Kapolri tahun 2013-2015 di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Perjuangan Jenderal Sutarman berawal dari Akademi Kepolisian setelah ia lulus dari STM.
Sutarman lulus dari Akademi Kepolisian dengan predikat lulusan terbaik pada 1981.
Karier Sutarman sebagai polisi dimulai pada 1982.
Berikut rangkuman perjalan karier nya dilansir dari Tribunnews Wiki dalam artikel 'Jenderal Polisi (Purn.) Drs H Sutarman, S I K'
1. Karier di kepolisian
Saat menginjak 25 tahun, Sutarman menjadi Kepala Staf Lalu Lintas Kepolisian Restor Bandung.
Setelah itu Sutarman diangkat menjadi Kepala Kepolisian Sektor Dayeuh, Bandung.
Pada 2000, Sutarman menjabat sebagai Ajudan Presiden Abdurrahman Wahid.
Karier Sutarman di kepolisian semakin melejit.
Dalam waktu lima tahun, Sutarman menjabat sebagai Kapolda Kepulauan Riau, Kapolda Jawa Barat, hingga Koplda Metro Jaya.
Setelah menjadi Kapolda Metro Jaya, Sutarman ditarik ke Mabes Polri dan dilantik menjadi Kabareskrim.
Saat masih menjabat sebagai Kabareskrim, pernah terjadi insiden polisi mengepung Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) saat terjadi kasus petinggi Mabes Polri yang ditangani KPK.
Sutarman diangkat sebagai Kapolri pada 2013 menggantikan Jenderal Timur Pradopo.
Komisaris Jenderal Sutarman resmi menggantikan Jenderal (Pol) Timur Pradopo setelah dilantik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta, pada 25 Oktober 2013.
Sutarman merupakan calon tunggal yang diusulkan Presiden kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Berikut jabatan-jabatan yang pernah diemban Sutarman:
- Kepala Staf Lantas Polres Bandung Polda Jabar (1982)
- Kapolsek Dayeuh Polres Bandung Polda Jabar (1982)
- Kasat Lantas Polres Sumedang Polda Jabar (1983)
- Danki Tar Akpol (1986)
- Kasubbag Renset Dit Pers Polda Metro Jaya (1988)
- Kapolsek Metro Kebon Jeruk Restro Jakbar (1989)
- Kapolsek Metro Penjaringan Restro Jakut (1991)
- Paban Muda III / Binkar Spers ABRI (1993)
- Kabag Bintibmas Dit Binmas Polda Metro Jaya (1995)
- Kapusdalaops Polwil Timor Timur Polda Nusra (1996)
- Kapolres Lombok Timur Polda NTB (1996)
- Kabag Top / DSP Subdit Diaga Dit Minpers POLRI (1997)
- Kabag Diawan / Gassus Subdit Dalkar Minpers POLRI (1997)
- Kabag Dalkar Dit Pers Polda Metro Jaya (1997)
- Kapolres Bekasi, Polda Metro Jaya (1999)
- Ajudan Presiden RI (2000-2001)
- Kapoltabes Palembang Polda Sumsel (2001-2003)
- Dirreskrim Polda Jatim (2003-2004)
- Kapolwiltabes Surabaya Polda Jatim (2004-2005)
- Kapolda Kepri (2005-2008)
- Kaselapa Lemdiklat Polri (2008-2010)
- Kapolda Jawa Barat (2010)
- Kapolda Metro Jaya (2010-2011)
- Kabareskrim Polri (2011-2013)
- Kapolri (2013-2015)
2. Diberhentikan secara hormat
Sutarman menjabat sebagai Kapolri dari 25 Oktober 2013 sampai 16 Januari 2015 setelah diberhentikan secara hormat oleh Presiden Jokowi.
Pemberhentian Sutarman dan pengangkatan Komjen Boedi Gunawan sebagai Kapolri oleh Presiden Jokowi menuai banyak protes dari masyarakat.
Presiden Jokowi kemudian menunjuk Wakapolri Badrodin Haiti menjadi petugas pelaksana Kapolri.
3. Tolak Tawaran Jokowi
Pernah diberitakan Kompas.com, setelah tidak lagi menjabat sebagai Kapolri, Sutarman ingin mendedikasikan hidupnya untuk membantu rakyat.
Ia menolak tawaran Jokowi untuk menjadikannya sebagai duta besar atau komisaris badan usaha milik negara.
"Saya terima kasih sudah ditawarkan itu. Saya bekerja di pemerintahan hampir 34 tahun."
"Sisa hidup saya akan saya gunakan untuk membantu rakyat yang masih membutuhkan," ujar Sutarman di Kompleks Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (21/1/2015) siang.
Sutarman menegaskan tidak akan terjun lagi ke pemerintahan atau dunia politik.
Ia ingin pulang kampung ke Sukoharjo, Jawa Tengah.
Dia tak berkantor lagi di Mabes Polri sampai masuk masa pensiun pada Oktober 2015.
Selain bergerak di bidang sosial, Sutarman pun akan melanjutkan kerja ayahnya, yakni bertani.
"Dengan bertani, saya ikut membantu program pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan."
"Saya akan habiskan sisa hidup saya untuk membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan, butuh sentuhan lembut tangan-tangan kita."
"Saya akan gunakan tangan saya untuk itu," ujar dia.
Sutarman tak lagi menjabat sebagai Kapolri sejak 18 Januari 2015 setelah Jokowi meneken keputusan presiden tentang pemberhentian Sutarman sebagai Kapolri .
Presiden kemudian menunjuk Wakapolri Komjen (Pol) Badrodin Haiti untuk melaksanakan tugas, wewenang, dan tanggung jawab Kapolri.
Presiden juga menunda melantik Komjen (Pol)) Budi Gunawan sebagai Kapolri untuk menggantikan Sutarman.
Penundaan itu dilakukan setelah Budi ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi oleh KPK.
Diketahui, Presiden Jokowi baru saja menganugerahkan tanda kehormatan Bintang Mahaputera kepada 46 tokoh.
Tanda kehormatan itu diberikan melalui upacara yang dilangsungkan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (11/11/2020).
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Dari Gatot sampai Puan, Ini Daftar 71 Penerima Bintang Mahaputera dan Bintang Jasa Tanda kehormatan ini diberikan melalui Keputusan Presiden RI Nomor 118 dan 119/TK/TH 2020 tertanggal 6 November 2020.
"Menganugerahkan tanda kehormatan Bintang Mahaputera dan Bintang Jasa kepada mereka yang nama, pangkat, dan jabatannya tersebut dalam lampiran keputusan ini sebagai penghargaan atas jasa-jasanya sesuai ketentuan syarat khusus dalam rangka memperoleh tanda kehormatan Bintang Mahaputera dan Bintang Jasa sebagaimana diatur dalam undang-undang," kata Plh Sekretaris Militer Presiden Brigjen TNI Basuki Nugroho saat membacakan Keppres dalam upacara, Rabu.
SUBSCRIBE US
